"Nama tokoh, konflik
Ataupun cerita adalah fiktif.
Jika terjadi kesamaan itu murni kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan ataupun menyerang dan menyudutkan pihak manapun"
...Written by Yadyaapasya
🤝
Arul berlari di posisi paling depan, ia menggenggam erat tas beserta jaket milik Khayran.
Sementara Sean yang berada posisi paling belakang beberapa kali menoleh, takut-takut ada zombie yang menyergap dari belakang.
Dari gedung percetakan lantai 3, Jamila sudah bisa melihat mereka yang berlarian menuju gedung, sembari mengepalkan tangan ke atas Jamila tersenyum senang.
Sara sudah bersiap di lantai satu, ia akan membuka jendela geser ketika mereka sudah menghampiri gedung.
Jendela terbuka, tepat setelah Arul menginjak halaman gedung
Dengan segera, Arul membantu Khayran untuk masuk ke jendela lebih dulu, tapi perempuan itu tidak menyambut uluran tangan Arul. Ia bisa masuk ke dalam tanpa bantuan.
Karena Arul terdiam di sisi luar jendela, Muti memanfaatkan keadaan untuk masuk lebih dulu, begitu juga Heni Bella dan Dimas.
Kini tinggal Sean dan Arul yang masih berada di luar.
"Duluan!" Ujar Arul sembari mengarahkan dagunya pada jendela
Sean mengangguk, ia tersenyum miring tanpa menghadap Arul.
Setelah Arul masuk, barulah Sara kembali menggeser jendela lalu menguncinya
Dimas yang bajunya sudah bersimbah keringat langsung rebah di lantai begitu saja, "nah, sendi kakinya kayak mau copot" celetuknya sembari mengatur napas.
"Selamat datang semuanya" sambut Sara sembari tersenyum manis
Tak lama Jamila datang melalui tangga, di belakangnya ada bocah berkuncir dua
"Akhirnya kalian benar-benar bergabung, perkenalkan namaku Jamila. Dan sepertinya aku paling tua disini"
Saat Jamila melihat satu persatu dari mereka pandangannya berhenti di arah Dimas, "oh Dimas kamu ada di sini ternyata" sahutnya sembari mendekatDimas terkekeh, "elu kagak inget?, gua kan berangkat bareng sama Arya" jawab Dimas masih dalam posisi rebahan
Jamila terkekeh, "lalu kamu gak dapat apapun soal kabar Arya?" Tanya Jamila dengan raut serius
Dimas menggeleng pelan, kemudian bangkit dari rebahnya "boro-boro dapet kabar dari orang lain, ngabarin orangtua aja susah"
Jamila mengangguk paham, lagipula ia tahu Dimas dan adiknya tidak satu kelompok KKN
Sean maju mendekat ke arah Jamila, ia ingin bertanya sesuatu
"Lalu setelah ini apa yang anda rencanakan?" Tanya Sean serius
Jamila menjawab dengan tangan menunjuk ke atas, "kita bisa rundingkan ini di atas"
Semuanya mengangguk setuju
KAMU SEDANG MEMBACA
In a dead city
Science FictionSudah lebih dari tiga dekade dari masa pandemi virus Corona berlalu. Kini sebuah virus baru menyebar bagai mimpi buruk di wilayah mantan ibukota negara ini. Gejala awal virus ini sangat mematikan, namun orang yang telah sempurna terkontaminasi tida...