Penawaran yang konyol

29 4 14
                                    

“Dari mana kamu tahu, aku berada disini?” tanya Iris kepada Adam suaminya tersebut.

“Boleh aku duduk dulu, aku sangat lelah sekali melakukan perjalanan kesini.” Adam pun menuju tempat duduk yang disediakan.

 Mereka pun duduk berhadapan. Iris melihat Suaminya ini tidak ada berubah sedikitpun ia masih tetap tampan, rapih dan harum sekali berbeda sekali dengan dirinya.

“Aku kesini karena Nenek sedang sakit. Ia terkena serangan jantung dan ia ingin sekali bertemu denganmu.”

Iris mendengar Nenek Arum sedang sakit, ia merasa sedih. Ia sudah menganggap Nenek Arum seperti Neneknya sendiri. Karena hanya Nenek Arum yang sangat menyayangi dan mengerti dirinya. Setau Iris, Nenek adalah sosok wanita yang kuat tapi kenapa sekarang ia di rumah sakit.

“Aku ingin menawarkan sebuah penawaran kepadamu untuk kamu bertemu dengan Nenek.” Adam mengajukan penawaran kepada Iris.

“Aku tidak mau, jika kamu kesini hanya alasan Nenek ingin bertemu denganku. Tolong kamu tinggalkan alamat rumah sakit dan kamar Nenek nanti aku yang akan menengoknya sendiri kesana ” tolak Iris.

“Lucu sekali, kamu menolak tawaranku. Padahal kamu menikah denganku juga karena uang ‘kan untuk membantu perusahaan om kamu supaya tidak bangkrut.” ucap Adam mengingatkan.

Iris sangat marah sekali kepada Adam. Ia menilai dirinya sepicik itu. Memang jika ia mengingat dulu, om nya – om Geri memintanya untuk menikah dengan Adam karena itu adalah salah satu syarat supaya perusahaan mereka membantu perusahaan milik omnya.

Iris terpaksa menerima tawaran tersebut karena ia ingin membalas budi kepada pamannya yang sudah merawatnya sejak kecil pasca meninggalnya kedua orang tua Iris.

“Aku mempunyai alasan,mengapa aku tidak mau pergi dengan kamu menemui Nenek. Itu karena__” 

Sebelum Iris melanjutkan ucapannya, pintu toko terbuka dan masuklah anaknya yang berlari-lari ke arahnya.

“Ibu…Ibu…lihat Aku membuat gambar Ibu” Delfin menunjukkan hasil gambarnya kepada Iris.

Iris pun melihat gambar tersebut dan tersenyum lembut kepadanya, “Bagus sekali gambar Ibu disini, sayang.”

“Iya dong,aku yang menggambar Ibu pasti bagus.”

Delfin pun sadar jika ia diperhatikan oleh orang lain di dalam ruangan ini.

Delfin pun menarik Ibunya untuk mendekat kepadanya, “Ibu… siapa om itu?” tunjuk Delfin kepada Adam.

“Dia…Dia…” Iris sampai tidak bisa menjawab pertanyaan sederhana dari anaknya. 

Sampai akhirnya Delfin mendekati Adam, “Om ini siapa?” 

Adam pun bingung menjawab pertanyaan anak kecil ini. Ia pun memilih diam.

“Aku baru tau kamu sudah mempunyai anak dari selingkuhan kamu?” tanya Adam kepada Iris.

Iris pun bingung dengan Adam, apakah ia tidak bisa melihat dengan mata kepalanya sendiri anak yang ada dihadapannya ini.

“Iya benar ini adalah anakku dengan pria yang aku cintai. Puas kamu!” geram Iris.

“Stop…kata Ibu guru kita tidak boleh berantem. Aku tau Om pasti temannya Ibu ‘kan.” sela Delfin yang bertanya kepada Adam.

Adam pun hanya mengangguk saja.

“Kata Ibu guru, kalo berteman tidak boleh berantem. Jadi harus baikan” ucap Delfin.

“Ayo Ibu baikan dengan om ini. Ibu tidak boleh marah.” Delfin pun menarik tangan Ibunya dan Adam untuk bersalaman.

“Nah gitu dong.” 

My Lovely, Iris (Sudah Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang