Pagi ini seperti biasa, Iris mengantar buah hatinya pergi ke sekolah. Sejak pagi sebelum ke sekolah, ia membuat bekal roti isi untuk bekal Delfin di sekolah.
“Sudah tidak ada yang ketinggalan ‘kan sayang?” tanya Iris lembut kepada anaknya.
“Tidak ada Ibu.” Delfin memasukkan botol minum yang disiapkan Iris serta bekal ke tas nya.
Iris memang mendidik Delfi mandiri sejak dini, supaya Delfin terbiasa karena di sekolahnya juga diajarkan untuk mandiri.
Mereka pun berpamitan kepada Andrea yang sedang duduk di kursi meja makan sambil menyeruput kopinya dan makan kue bolu.
Setelah berpamitan keduanya pergi ke sekolah dengan menggunakan motor. Sampai di sekolah, Iris memarkirkan motornya. Setelah itu mereka turun dan menuju kelas Delfin.
Iris menaruh tas Delfin di lemari yang bertuliskan nama Delfin. Ia pun juga memberitahukan kepada anaknya jika tasnya sudah ia taruh di tempat biasa. Delfin pun mengangguk mengerti dan menyalim tangan mamanya. Setelah itu Iris pun pulang dan akan menjemput lagi Delfin di sekolah ketika pulang sekolah nanti.
Iris tiba di tokonya, ia pun langsung membersihkan kaca etalase, meja dan kursi untuk pelanggannya menunggu serta membersihkan lantai. Selang beberapa menit kemudian Andrea datang dan mengambil alih pekerjaanya.
Andrea menyuruh Iris untuk ke dapur saja untuk membuat kue. Memang semua kue di tokonya adalah fresh to oven. Pukul sepuluh, toko pun di buka. Satu persatu pengunjung datang untuk membeli kue buatan Iris. Kue buatan Iris semuanya enak dan selalu habis setiap harinya. Iris sangat bersyukur, Tuhan memudahkan usahanya dan temannya.
Ketika waktu sudah pukul sepuluh lewat lima, ia pamit kepada Andrea untuk menjemput Delfin. Ia langsung menuju motornya. Sesampai disana, Delfin belum keluar. Ia pun menunggu di taman dekat sekolah Delfin. Ketika sedang menunggu ada seorang Pria yang menghampirinya.
“Dengan Ibu Iris?” tanya Pak Yudi sopan.
“Iya benar saya sendiri, maaf apakah saya mengenal Anda?”
“Saya Yudi Alfiansyah Sekretaris Pak Adam Bena. Maaf mengganggu waktu Ibu Iris. Tapi saya hanya menjalankan tugas dari Pak Adam, beliau ingin menguji DNA anak Ibu. Jika Ibu izinkan?” Yudi meminta izin kepada Iris.
Iris pun mengela nafas lelahnya. Ia tidak mempermasalahkan jika Adam ingin mengecek DNA Delfin. Untuk menyakinkannya, “Apa yang Bapak perlukan untuk tes DNA?”
“Saya hanya memerlukan beberapa helai rambut dan tolong masukkan kedalam plastik zipper ini.” Yudi pun memberikan plastik zipper berukuran kecil kepada Iris.
Iris pun menerima plastik tersebut. Selang beberapa menit, seluruh anak TK sudah keluar. Terlihat Delfin lari ke arahnya. Iris pun langsung menghampiri Delfin.
“Ibu, Ayo kita pulang?” ajak Delfin.
“Iya sayang, tapi sebelumnya. Ibu ingin mengambil rambut Delfin beberapa helai ya,Nak?”
“Untuk apa?”
“Om ini memerlukannya” Iris menunjuk Yudi yang berdiri tidak jauh darinya.
Iris pun mencabut beberapa helai rambut anaknya dan memasukan kedalam plastik tersebut. Dan menyerahkan kepada Yudi. Yudi pun berterima kasih dan pamit dari hadapan Iris.
Setelah Yudi pamit , Iris dan anaknya menuju parkiran untuk mengambil motor. Mereka pun meninggalkan pelataran sekolah tersebut.
^^^
Melani sangat marah kepada papanya pasca kejadian kemarin. Sehingga untuk menghibur dirinya, ia berbelanja ke mall.
Ia menelusuri mall dan ia masuk ke salah satu toko tas. Ia pun melihat beberapa koleksi tas di dalam toko tersebut. Ia pun menemukan sebuah tas berwarna hitam dan berukuran kecil yang bertabur batu Swarovski.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely, Iris (Sudah Terbit)
RomanceIris dan Adam adalah sepasang suami istri. Ternyata menjadi istri dari seorang Adam Bena tdaklah mudah. Banyak air mata yang menghiasi rumah tangganya sampai akhirnya Iris memilh pergi dr kehidupan Adam untuk selama-lamanya. Namun, 5 tahun kemudian...