Toko Terbakar

11 5 3
                                    

Andrea dan Ben tidak jadi menonton film. Karena tidak ada film yang menarik perhatian mereka. Akhirnya mereka hanya makan malam di sebuah restorant jepang karena Ben mendapatkan voucher makan gratis di resto tersebut untuk dua orang.

“Maaf ya, kita enggak jadi nonton” ucap Ben kepada Andrea.

“Enggak apa-apa, habis makan. Kamu anterin aku ke toko ya.”

“Pasti aku anterin. Sekarang kita makan dulu.” mereka berbincang-bincang ketika makan malam. Selesai makan malam, mereka sempat pergi ke pasar malam yang tidak jauh dari restoran tersebut.

Setelah puas dari pasar malam, mereka pulang. Andrea mengecek ponselnya namun, ponselnya mati. Andrea merasa hatinya tidak enak sekali.

“Ben , ayo kita pulang. Perasaan aku kayak enggak enak banget” ucap Andrea. 

Mereka pun langsung menuju motor Ben dan pergi meninggalkan pasar malam tersebut.

Ketika mereka memasuki area perumahan, banyak mobil pemadam kebakaran berlalu Lalang. Andrea pun bingung apakah ada bangunan yang terbakar di dekat sini.

Semakin mereka dekat dengan toko bakery ternyata sudah dipasang line police. Ben memarkirkan motornya agak jauh dari toko bakery dan Andrea berjalan menuju toko.

Alangkah terkejutnya ia melihat bangunan bakerynya sudah hangus terbakar hanya tersisa puing saja. Ia pun melihat Iris yang sedang menangis di pojokan yang sedang ditenangkan oleh Adam.

Andrea pun menghampiri Iris dan Adam disana.

“Iris” ucap Andrea lemah.

Iris pun mendongak ketika namanya dipanggil oleh Andrea. Ia pun langsung berdiri dan memeluk Andrea, “Syukurlah kamu tidak apa-apa. Aku takut kamu berada di dalam toko. Aku tidak bisa membayangkan jika kamu—” ucap Iris sedih.

Andrea pun menenangkan Iris, “Aku baik-baik saja Iris, lihat ‘kan. Aku sedang jalan dengan Ben. Oia Delfin dimana?”

“Aku menitipkannya kepada Bibi Sukma. Aku langsung kesini ketika satpam komplek menelpon Adam memberitahukan bahwa toko terbakar.” jawab Iris.

Mereka berempat hanya melihat toko bakery tersebut dengan perasaan yang sedih. Iris pun langsung menawarkan kepada Andrea untuk tidur di rumahnya.

“Andrea kamu tinggal di rumahku saja untuk sementara waktu pasti Adam mengijinkannya” mohon Iris.

Andrea pun menggeleng, “Iris, terima kasih kamu peduli kepadaku tapi aku sudah dewasa. aku bisa menyewa hotel untuk sementara waktu. Kamu enggak usah khawatir. Udah kalian pulang ke rumah. Kasihan Delfin menuggu lama di rumah.” tolak Andrea halus.

Iris pun mengela nafasnya, “Yasudah tapi tolong aktifkan nomor ponselmu, dari tadi ponselmu tidak aktif Andrea. Itulah yang membuat aku khawatir tadi.”

“Siap Nyonya Iris. Ponsel aku mati jadi yah tidak bisa dihubungi.” Andrea menunjukkan ponselnya yang mati kepada Iris.

“Yudah Adam, tolong bawa Iris dari sini.”perintah Andrea kepada Adam.

Mereka pun pergi ke mobil mereka yang diparkir dekat minimarket. Andrea sebenarnya bingung , malam ini ia akan tidur dimana, mau pulang ke Bogor sudah larut malam. Ia pun menunduk saja tetapi tangannya tiba-tiba dipegang oleh Ben.

“Kamu mau tinggal di apartemen aku  malam ini. Ada satu kamar kosong , kamu bisa tinggal disana untuk sementara waktu” ajak Ben.

Andrea mengangguk dan mengiyakan ajakan Ben untuk sementara tinggal di apartemennya. Mereka pun menuju motor mereka tadi dan meninggalkan tempat tersebut.

My Lovely, Iris (Sudah Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang