Hasil DNA

17 4 12
                                    

-Ada yang nangis nih😂😂-

Hasil DNA antara  Adam dan Delfin sudah keluar. Pihak rumah sakit menelpon Adam untuk mengambil hasil tersebut.

Adam pun langsung mengemasi meja kerjanya dan pergi ke rumah sakit. Sesampai di rumah sakit, ia kebagian informasi untuk mengambil hasil tersebut. Pihak Informasi memberikan amplop coklat kepada Adam.

Adam menerima amplop tersebut dan duduk di kursi tunggu untuk membuka hasil DNA nya. Ia pun membaca hasil dari DNA tersebut ternyata ia adalah Ayah biologis dari Delfin. Karena kecocokannya 99,9 persen.

Hati Adam mencelos melihat hasil DNA tersebut. Ia sudah salah menuduh Iris selama ini dan lebih parahnya ia tidak mengenali Delfin sebagai anak kandungnya. Ia pun menangisi kebodohannya selama ini. Namun, kenapa Iris kabur dari rumahnya lima tahun yang lalu ketika ia sudah tau jika dirinya sedang mengandung.

Adam pun langsung memasukkan surat tersebut ke amplopnya dan membawanya ke kantor. Setelah sampai ruangannya. Ia termenung di mejanya. 

Sepulang kerja, Adam menjemput Iris dan Delfin di toko. Ia juga melihat ada seorang pegawai baru namun tampaknya ia tidak asing dengan pegawai baru tersebut. Tapi dia lupa dimana Dia pernah bertemu pegawai baru tersebut.

Adam yang masih melamun, tiba-tiba ujung bajunya ditarik oleh Delfin. Delfin meminta Adam untuk berjongkok karena ia ingin membisikkan sesuatu. Adam pun mendekatkan telinganya pada Delfin.

“Om, besok adalah ulang tahun Ibu. Aku ingin kasih kejutan kepadanya. Om bantu aku ya” bisik Delfin.

Adam yang mendengar ucapan Delfin hanya mengangguk dan mengiyakannya. Delfin pun senang sekali dan ia memeluk Adam. Adam pun membalas pelukan Delfin dengan erat sekali.

Iris yang melihat interaksi antara Delfin dan Adam merasa terharu sekali. Apa dia akan tetap merahasiakannya dari Adam. Setelah melihat sikap Adam yang sangat menyayangi Delfin.

Mereka pun pulang dari toko. Tinggalah Andrea dan Ben di toko tersebut.

“Kamu mau mengambil libur kapan Ben?” tanya Andrea yang sedang menghitung pemasukan hari ini.

“Belum tau Mbak, nanti kalo saya udah ada rencana baru saya kasih tau Mbak ya.”

Andrea pun mengangguk mengerti dan meneruskan menghitung penjualan hari ini.

“Mbak kalo beli makan malam dimana?” tanya Ben kepada Andrea.

“Ada tukang nasi goreng lewat sini setiap jam sembilan. Rasanya enak kayak di resto.”jawab Andrea masih fokus dengan laptopnya.

“Wah boleh tuh, sekarang udah setengah sembilan. Setengah jam lagi berarti dia lewat sini ya. Yaudah Mbak tungguin abangnya di depan nanti saya yang membereskan sisanya” ucap Ben.

“Makasih ya Ben. Yaudah saya ke depan dulu ya.” Andrea pun men shutdown laptopnya serta membereskannya.

Setelah itu ia keluar dan menunggu abang nasi goreng. Abang nasi goreng yang ditunggu tiba. Andrea lupa menanyakan kepada Ben ia mau pesan nasi goreng pedas atau biasa.

Ia pun kembali lagi ke dalam, sebelum membuka pintu. Ben sudah muncul dan keluar dari toko. Andrea pun memutuskan untuk kembali ketempat kursi plastik yang tadi ia duduki.

“Ben, kamu mau pesan nasi goreng apa?” tanya Andrea.

“Aku nasi goreng biasa aja jangan pedas.”

“Oke”

Andrea pun memesan nasi goreng kepada abang langganannya itu satu biasa dan satunya lagi pedas dan banyak acarnya. Abang nasi goreng pun mengangguk mengerti.

My Lovely, Iris (Sudah Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang