Makhluk Mungil nan Lucu 💕

18 4 14
                                    

Adam sudah tiba di kantornya, setelah menerima telpon dari sekretarisnya. Ia langsung berangkat ke kantor dan meninggalkan Iris dan Delfin di rumah sendiri.

Sebelum ia masuk kedalam ruangannya, ia berpesan kepada sekretarisnya untuk menyewakan salah satu ruko yang terdapat di perumahannya dan meminta Yudi untuk menghubungi petugas yang bisa mendesain dan meninterior ruangan serta membuat perjanjian sewa kepada pemilik ruko. Sekretarisnya pun mengerti dan mencatat di buku agendanya.

Adam masuk ke ruangannya dan melihat Mama dan kakaknya sudah duduk di dalam ruangannya dengan menikmati kudapan yang disajikan oleh sekretarisnya.

“Mama udah menunggu lama disini?” tanya Adam kepada Mamanya.

“Iya, kenapa kamu lama sekali. Ada hal yang ingin Mama sampaikan kepada kamu.” 

“Hal apa?”

“Kamu harus meminta maaf kepada Melani atas sikap kamu di restoran kemarin.”

“Tidak ada hal yang menurutku salah. Memang Melani harus ditegur seperti itu agar dia mengerti kondisi aku yang sudah beristri!”tolak Adam dengan tatapan tajam.

“Kamu harus ingat Adam, Iris sudah pergi lima tahun yang lalu dan ia tidak akan kembali lagi kepada kamu. Mama juga heran kenapa kamu sangat cinta sekali kepadanya. Padahal Iris adalah wanita yang tidak baik, ia berselingkuh dibelakang kamu. Kamu harus ingat itu di dalam otak kamu!”tunjuk Ibu Dela kepada Adam.

Adam hanya tertawa mengejek, “Mama kata siapa, Iris sudah kembali kepadaku dan hidup denganku. Aku mohon sama Mama, Mama tidak boleh ikut campur urusan aku dan Iris”ucap Adam tegas.

Ibu Dela yang mengetahui anaknya sudah kembali dengan Iris merasa terkejut sekali. ia tidak menyangka anaknya mencintai Iris sampai seperti ini.

“Jadi Aku mohon kepada Mama dan Kakak jangan pernah mengganggu Iris lagi” pesan Adam kepada Ibu dan kakak perempuannya.

Mereka pun dengan perasaan kesal ,keluar dari ruangan Adam.

Nenek Arum mengetahui jika Ibu Dela dan Windi ribut dengan Adam. Nenek Arum sudah tau jika Iris sudah berada di dalam rumah Adam. Adam juga ingin menyewakan ruko di dalam komplek perumahannya supaya memudahkan Iris untuk membangun bisnis kue nya.

“Terima kasih Pak Yudi atas infonya. Aku jadi yakin menantuku sangat jahat sekali kepada menantunya.” ucap Nenek Arum.

Pak Yudi pun menyudahi pembicaraan lewat telpon dengan Nyonya Arum dan ia kembali berkerja lagi. Setelah jam makan siang, ia ketempat pemilik ruko yang ada di perumahan bosnya tersebut. Ia membuat perjanjian sewa dengan pemiliknya. Ia juga sudah menghubungi orang yang bisa mendesain ruko ini menjadi Toko Bakery yang cantik dan manis.

Waktu pun berlalu cepat, sebulan kemudian ruko tersebut di sulap menjadi toko Bakery yang sangat cantik dengan interior yang indah dan ada juga meja dan kursi yang di tata untuk pelanggan menunggu.

Iris dan Andrea takjub melihat toko Bakery mereka yang sangat indah ini. Catnya berwarna pink lembut dan peach yang menambah ruangan semakin berwarna dan ceria.

“Terima kasih, kamu telah menepati janji kamu kepadaku dan Andrea” ucap Iris kepada Adam ketika ia sedang Grand Opening usaha mereka.

“Sudah menjadi tugasku sebagai suami untuk mendukung dan mewujudkan mimpi kamu.”ucap Adam tersenyum kepada Iris.

Iris pun menjadi salah tingkah, ia merasakan akhir-akhir ini Adam sering tersenyum kepadanya.

Mereka pun masuk ke dalam toko tersebut dan sudah banyak pembeli yang membeli kue buatan Iris. 

Ibu Dela dan Windi penasaran akan ucapan Adam sebulan yang lalu. Apakah anaknya itu sedang berbohong agar ia terbebas dari Melani. Ia pun pergi ke rumah Adam tanpa sepengetahuan anaknya tersebut.

Namun, yang ia temui adalah Ibu Sukma asisten rumah tanga Adam. Ia pun menanyakan kepada Ibu Sukma perihal Iris yang berada di rumah Adam. Namun, Ibu Sukma pura-pura tidak mengetahuinya dan bilang kepada Ibu Dela, jika di dalam rumah ini hanya ia dan Adam yang tinggal.

“Tuh ‘kan Ma. Si Adam jadi gila kayaknya. Ibu Sukma aja bilang di rumah ini hanya ada Dia dan Adam tapi Adam kemarin bilang jika Iris disini” ucap Windi kepada Mamanya.

“Mama juga tidak tau dan mama bingung antara mempercayai ucapan Adam atau Ibu Sukma” ucap mama bingung.

Mereka pun kembali ke mobil mereka dan meninggalkan rumah Adam. Ketika di perjalanan pulang, Windi merasa perutnya sangat lapar sekali, ia ingin makan roti atau kue untuk mengganjal pertunya.

“Ma, kita mampir dulu ke toko kue yuk. Aku lapar banget. Tadi pagi hanya sarapan sedikit” mohon Windi.

“Memangnya di perumahan Kakak kamu ada toko bakery. Tidak ada ‘kan” jawab Mama yang masih setia menatap ponselnya.

“Eh, Ma itu kayaknya ada toko bakery baru deh. Kita coba kesitu yuk, dari pada nanti aku pingsan” tunjuk Windi yang melihat toko Delfin Bakery.

Mereka pun sampai di pelataran parkir toko tersebut. Windi dan Mamanya keluar dari mobil dan menuju toko bakery tersebut.

Ketika mereka masuk, ada seorang anak kecil laki-laki yang  menyambut kedatangan mereka.

“Selamat datang di toko Delfin Bakery ada yang bisa aku bantu Nyonya?” ucap Delfin ramah.

Windi dan Ibu Dela sontak terdiam di tempatnya melihat makhluk mungil nan lucu yang  menyambut kedatangan mereka di toko roti tersebut. Namun, jika diperhatikan sekilas, mengapa wajahnya mirip sekali dengan wajah Adam sewaktu kecil.

“Silahkan Nyonya pilih kue yang ada di lemari kaca. Semua kue disini sangat enak, karena Ibuku yang membuatnya” ucap Delfin ceria kepada Nenek dan Tantenya.

Windi pun menghampiri lemari kaca tersebut memang banyak sekali kue yang sangat enak dan cantik sekali. ia pun membeli cromboloni matcha, kue pie buah, dan roti sandwich sebanyak dua buah per item.

Andrea pun melayani mereka dengan ramah. Setelah itu pembelian mereka di letakkan di dalam goodybag yang bertuliskan toko mereka.

Sesudah mereka mendapatkan kue yang mereka inginkan, mereka pun membawa kue tersebut untuk dimakan di dalam mobil saja. ketika mereka ingin keluar, Delfin pun mengantar mereka sampai depan pintu.

“Terima kasih, sudah membeli kue di Delfin Bakery. Semoga kalian suka dengan kue buatan kami” ucap Delfin ramah sambil dadah ke arah Windi dan Ibu Dela.

Mereka yang mendapatkan sambutan semanis itu, merasakan hatinya sangat berbunga-bunga sekali.

Ibu Dela dan Windi sudah masuk ke dalam mobil. Mereka pun langsung membuka bungkusan kue yang tadi mereka beli dan memakannya.

“Memang benar kata anak kecil itu, kue nya sangat lembut dan enak sekali. bukan hanya tampilannya saja yang cantik namun rasanya pun enak sekali. aku akan menjadi pelanggan pertama di bakery tersebut, Ma.” ucap Windi kepada Mamanya.

“Iya benar sayang, kue ini enak sekali. Mama sudah lama tidak pernah makan kue seenak ini.” jawab Mama nya sambil memakan kue pie buahnya.

“Mama perhatikan tidak, anak kecil tadi mirip sekali dengan Adam waktu kecil ya?” tanya Windi kepada mamanya.

“Iya sih , betul senyumnya, bibirnya, matanya semuanya mirip Adam. Jangan-jangan anak itu— anaknya Adam” ucap Mama setengah percaya dengan penglihatannya tadi.

“Nanti aku coba selidiki, aku akan sering mampir ke toko itu. Apa yang sedang Adam sembunyikan dari kita, Ma. Namun, sebelumnya aku ingin menghabiskan kue-kue ini dulu. Kue ini sangat enak sekali.”ucap Windi yang meneruskan makan kue yang tadi ia beli.

💞💞💞

My Lovely, Iris (Sudah Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang