Pengakuan Sebelum Mati

21 3 3
                                    

Happy reading cemuanya 🥰

Adam sudah mengetahui dari sekretarisnya jika Bapak Geri sudah tertangkap di daerah Sekupang Batam dan ia sudah dikirim kembali kesini. Ia pun mengerti dan berterima kasih kepada sekretarisnya.

Untuk sementara perusahaan Pak Geri diambil alih oleh manajemen PT. Gemilang Kencana supaya mereka bisa membayar upah karyawan yang tidak dibayarkan selayaknya oleh Geri selama satu tahun ini.

Ponsel Adam berbunyi ada panggilan videocall dari Iris istrinya. Ia pun mengangkat videocall tersebut dan muncullah wajah Delfin.

“Ayah, nanti kalo pulang bawain aku mainan ya. Mainan aku sudah banyak yang rusak” adu Delfin kepada ayahnya didalam videocall tersebut.

“Jangan meminta mainan terus, Ibu tidak suka. Mainan kamu sudah banyak” tolak Iris.

“Sudah-sudah kalian tidak usah ribut. Iya Delfin nanti Ayah mampir ke toko mainan. Kamu mau mainan apa?” tanya Adam kepada anaknya.

“Aku ingin robot bumblebee,Ayah yang bisa jadi mobil dan robot  juga robot naga ya, Ayah” jawab Delfin senang.

“Banyak sekali mainannya” gerutu Iris.

“Tidak apa-apa Ibu, aku ‘kan belum punya mainan itu” bela Delfin.

“Tidak apa-apa Iris nanti aku akan membelikannya” ucap Adam menenangkan Iris.

“Maafkan Delfin ya. Ia jadi manja kepadamu.” 

“Tidak apa-apa, aku suka direpotkan oleh kalian. Oia kalian sudah makan siang?”

“Sudah, kamu sudah makan siang belum?”

“Sudah, tadi aku dibelikan nasi pecel di depan kantor oleh Pak Yudi.”

“Yasudah ya aku tutup dulu, kamu semangat kerjanya” 

“Iya makasih ya istriku sayang” ucap Adam.

Pipi Iris pun bersemu merah karena malu mendengar pujian yang diucapkan oleh suaminya tadi.

^^^

Lulu pasca kejadian kemarin, ia menjadi seperti orang ketakutan dan sering berhalusinasi seperti diikuti oleh seseorang sampai asisten rumah tangganya bingung melihat majikannya hanya mengurung diri di kamarnya saja tanpa makan dan minum.

“Kasian Ibu Lulu, dari pagi ia mengunci kamarnya sampai malam ia tidak membukanya” gumam Mbok Jum.

Sementara didalam kamar, Lulu sedang bersembunyi di dalam lemarinya. Ia masuk ke lemari karena ia mendengar suara yang memanggil namanya.

Ia pun menutup telinganya dengan sangat kuat supaya suara tersebut tidak terdengar olehnya namun, suara itu selalu terdengar olehnya seperti ada seseorang yang sedang berbicara disampingnya.

Sampai akhirnya Lulu keluar dari dalam lemari tersebut dan ia duduk dengan gelisah di pinggir ranjang. Suara tersebut selalu menghantuinya untuk mempertanggung jawabkan segala perbuatannya.

Lulu pun berteriak karena ia sangat ketakutan sekali dan frustasi. Ia pun seperti orang yang sudah kehilangan akalnya. Ia pun membenturkan kepalanya ke tembok berkali-kali sehingga keluar darah dari pelipisnya.

Ia pun menuju meja riasnya dengan pelipis yang masih mengeluarkan darah dan mengambil pisau cutter kecil dilaci meja riasnya.

Lulu sudah tidak sanggup lagi bertahan dengan hidupnya. Setiap malam ia seperti orang gila, tidak tidur dan selalu dalam ketakutan. Pisau cutter itu ia pegang dan ia arahkan kepada nadi lehernya.

Setelah itu ia menggoreskannya disana, darah pun keluar dari goresan tersebut namun ia tidak merasakan sakit sama sekali. Ia pun menggoreskan pisau tadi ke nadi tangannya dengan sangat dalam sekali.

My Lovely, Iris (Sudah Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang