Sandwich Penuh Cinta💕

19 4 4
                                    

Iris sudah bangun pagi-pagi, ia pun langsung ke dapur sementara Delfin masih nyenyak tertidur di ranjangnya. Ketika ia ke dapur, disana sudah ada Ibu Sukma yang sedang mencuci piring.

“Bibi…” ucap Iris kepada Ibu Sukma.

“Iris…akhirnya kamu kembali. Kamu sehat, Nak” jawab Ibu Sukma yang membilas tangannya dan memeluk Iris.

“Aku sehat dan anakku juga. Terima kasih, Bibi masih disini dan aku juga terima kasih kepada Bibi sudah menjagaku selama ini” ucap Iris haru.

“Sama-sama sayang, sudah menjadi tugas Bibi menjaga kamu karena kamu mengingatkan dengan anak Bibi yang sudah lama meninggal.”

“Jika tidak ada Bibi, Aku mungkin  bisa kehilangan anak di dalam kandunganku sebelum dilahirkan. Karena Mama yang hampir memberikan jamu berbahaya itu kepadaku” ucap Iris sedih.

“Sudah Sayang jangan bersedih lagi. Selagi ada Bibi disini Ibu Dela tidak bisa menyakiti kamu dan juga Pak Adam sedikitnya sudah berubah. Karena selama lima tahun, Bibi yang melayani dia disini dan dia selalu saja kelihatan murung sekali. Oia nama anak kamu siapa?” tanya Ibu Sukma.

“Namanya Delfin usianya lima tahun.”jawab Iris

“Oia, Bibi nanti akan pergi ke pasar, karena bahan makanan sudah habis, hanya ada roti, daging olah dan selada di kulkas. Sehingga Bibi harus berbelanja dulu untuk mengisi persedian kulkas dan kebutuhan dapur.”jelas Ibu Sukma.

“Bibi, mau aku temani ke pasar?” tanya Iris menawarkan kepada Ibu Sukma.

“Tidak usah, nanti Delfin dan Pak Adam mencarimu. Kamu disini saja” tolak Ibu Sukma kepada Iris.

Iris pun mengangguk dan mengerti. Setelah itu Ibu Sukma pamit ke kamarnya untuk bersiap ke pasar. 

Iris pun langsung membuat sarapan untuk Delfin dan Adam. Ia akan mambuat roti sandwich. Ia pun mengambil roti, mentega, daging dan selada di kulkas. 

Waktu bergulir sangat cepat, Iris sudah selesai membuat roti sandwich dan segelas susu coklat untuk Delfin, secangkir kopi untuk Adam dan secangkir teh lemon untuk dirinya.

Iris pun kembali ke kamarnya, terlihat Delfin sudah bangun dari tidurnya dengan mengucek matanya. Ia pun menghampiri anaknya.

“Ibu, aku ingin pipis” ucap Delfin.

“Ayo sini Ibu antar” Iris pun mengantar anaknyake toilet serta mencuci wajah Delfin dan menggosok giginya.

Setelah dari toilet keduanya keluar dari kamar dan menuju ruang makan. Delfin duduk di salah satu kursi dan Iris ingin menuju kamar Adam untuk membangunkannya tetapi Adam sudah terlebih dahulu keluar dari kamarnya. Iris pun merasa kikuk dan canggung kepada Adam.

“Sarapan pagi sudah siap, kamu mau sarapan sekarang?” tanya Iris kepada Adam.

Adam menjawabnya dengan anggukan dan kakinya melangkah menuju ruang makan dimana sudah ada Delfin duduk disana.

Adam duduk di dekat Delfin. Ia memperhatikan anak itu , sebaliknya Delfin pun melihatnya.

“Selamat pagi Om, apa tidur om nyenyak?” 

“Iya, kamu nyenyak tidur disini?”

“Sedikit” Delfin menunjukkan jarinya kepada Adam.

Iris melihat interaksi merekaa berdua hanya diam saja. ia langsung membagikan roti sandwich yang ia buat ke piring Adam dan Delfin.

Adam pun langsung meminum kopinya. Ia merasa kopi ini berbeda dengan buatan Ibu Sukma selama ia ditinggal oleh Iris. Racikan kopi ini yang ia rindukan selama ini.

“Apa kamu yang membuat roti sandwich ini?” tanya Adam kepada Iris.

“Iya, aku yang membuatkan sarapannya karena Bibi Sukma sedang pergi ke pasar dan aku mempergunakan bahan yang ada di kulkas. Semoga kamu suka dengan sandwich buatanku.”jawab Iris malu-malu.

Adam pun memakan roti sandwich buatan Iris, ternyata sangat enak sekali. Ia pun melihat ke arah Delfin yang menikmatinya dengan sangat lahap.

“Kamu pelan-pelan saja makannya, sandwich masih banyak” ucap Adam kepada Delfin.

“Om tidak tau ya, roti sandwich buatan Ibu itu sangat enak sekali, aku jamin om pasti suka. Walaupun aku setiap hari dibawakan roti sandwich sama Ibu tapi aku selalu suka, karena Ibu membuatnya dengan rasa cinta kepadaku. Iya ‘kan Ibu” ucap Delfin kepada Iris.

“Sudah kamu selesaikan makan kamu, jangan terburu-buru seperti itu nanti perut kamu bisa sakit, sayang” jawab Iris kepada anaknya sambil menyeka saos tomat di pipi Delfin dengan tisu.

Adam mendengar ucapan Delfin merasa mencelos di hati. Memang ia akui semua masakan Iris enak dan ia juga sangat merindukan masakannya selama ini.

“Om, kok melamun?” tanya Delfin kepada Adam.

“Tidak, Om tidak melamun. Om sedang berfikir bahwa Sandwich buatan Ibu bisa dijual dan orang-orang pasti menyukainya.” jawab Adam kepada Delfin.

“Iris apa kamu tidak mau membuat roti sandwich dengan bahan lengkap dan premium. Makanan ini bisa dijadikan sarapan pagi ataupun makan siang untuk orang yang sibuk seperti aku yang tidak sempat makan siang.” ucap Adam kepada Iris.

“Aku akan membuatkan kamu roti sandwich ini untuk kamu bawa ke kantor, kalo kamu mau. Kamu sangat sibuk sekali ya sampai tidak bisa meluangkan waktu makan siang?” tanya Iris.

“Sebenarnya, aku sedih jika makan sendirian. Jadi aku lebih suka sesuatu yang simple dan mengenyangkan yang bisa di makan ketika sambil berkerja.” jawab Adam melanjutkan memakan sandwichnya.

“Ibu, kita seperti keluarga. Ada Ibu, Ayah dan Aku. Kita makan bersama seperti ini.” ucap Delfin kepada Iris.

Iris dan Adam hampir tersedak makanan mereka saat mendengar ucapan Delfin tadi.

Iris merasa sangat bersalah selama ini anaknya sangat merindukan sosok ayahnya padahal ayahnya sedang berada dihadapannya.

“Yasudah teruskan sarapan kamu, Ibu sudah selesai.” Iris pun membawa piringnya ke dapur. Disusul oleh Adam kesana.

“Iris…”

“Iya, apa ada yang kamu perlukan?” tanya Iris gugup.

Adam menggeleng, ia menaruh piring tersebut di wastafel setelah itu ia mencuci tangannya dan mengeringkannya. Ia juga mengusap rambut Iris setelah itu ia kembali ke kamarnya.

Iris pun bingung dengan sikap Ada kepadanya namun, ia merasa Adam tidak sedingin dulu. Ia pun langsung ke ruang makan lagi melihat Delfin. Ternyata Delfin sedang memakan roti sandwich yang masih ada satu tertinggal di piring.

“Sayang , kamu suka sekali ya sama roti sandwichnya?” tanya Iris kepada Delfin.

“Sangat suka sekali karena aku tau Ibu yang membuatnya dengan cinta untukku” ucap Delfin sambil tersenyum.

Iris pun memeluk anaknya dengan sayang dan tersenyum senang, “Ibu selalu menyayangi Delfin.”

“Aku juga sayang Ibu” jawab Delfin yang membalas pelukan Ibunya.

Tanpa mereka sadari, interaksi mereka dilihat oleh Adam. Tak terasa Adam menitikkan air matanya dan menghapusnya dengan cepat. Ada sesuatu dihatinya paling dalam yang menyentil dirinya. Ia harus segera memecahkan teka teki ini agar ia bisa kembali lagi dengan Iris dan anaknya.

Ponsel Adam berdering tertera nama sekretarisnya di ponselnya.

“Pak, ada Ibu Dela dan Ibu Windi yang sedang menunggu Bapak.”

😌
 

My Lovely, Iris (Sudah Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang