Ada Suka dan Duka

14 4 7
                                    

Happy reading, Yeorobun 🌼

Adam yang diberitahu oleh sekretarisnya langsung ke rumah sakit bersama Iris serta Mama dan Kakaknya. Adam sampai tidak bisa berkonsentrasi dalam mengemudi. Iris pun mengelus pundaknya untuk pelan-pelan saja. 

Akhirnya mereka sampai di rumah sakit dan langsung menuju ruang rawat neneknya. Terlihat neneknya sudah dipasangkan infus dan alat bantu nafas yang terpasang di hidungnya.

Neneknya tersenyum melihat kedatangan Adam serta Iris dan Anaknya. Juga kedatangan menantu dan cucu perempuannya.

“Kalian sudah berkumpul disini, akhirnya aku melihat cicitku yang sangat tampan dan lucu. Kemari, Nak dekat dengan uyut” ucap Nenek Arum kepada Delfin.

“Uyut sakit apa?” 

“Uyut tidak sakit. Delfin, maafkan uyut ya jika selama ini uyut belum pernah bertemu dengan Delfin tapi percayalah uyut selalu menyayangi Delfin. Delfin harus jadi anak yang baik, sayang kepada Ayah dan Ibu.”ucap Nenek Arum penuh sayang.

“Iya Uyut, Delfin juga sayang sekali kepada uyut. Uyut cepat sembuh ya” ucap Delfin sungguh.

Nenek Arum pun mengangguk dan tersenyum kepada Delfin.

“Adam, kamu harus menjadi laki-laki yang kuat namun hatimu harus lembut. Jangan pernah kamu berkata kasar kepada wanita yang telah melahirkan anakmu. Hargai dia dan sayangi dia serta kamu harus mencintainya. Karena seorang wanita itu harus dilindungi, Nak. Karena ia adalah tulang rusukmu” pesan Nenek Arum kepada Adam

“Yasudah Nenek harus banyak istirahat supaya cepat sehat kembali” ucap Adam sedih.

“Iya,Nak.”

“Dela, Windi. Maafkan Aku telah keras kepada kalian. Aku ingin kalian bisa menghargai hidup ini dan tidak semena-mena menjadi manusia. Karena hidup tidak selamanya mudah dan kalian harus siap jika menghadapi kesusahan diluar sana. Kalian harus bisa lebih semangat dan berusaha sebaik mungkin. Jangan sekali-kali merendahkan seseorang karena hanya ia berbeda status social dengan kita. Karea Tuhan tidak pernah melihat seseorang dari status sosialnya.”ucap Nenek Arum kepada menantu dan cucu perempuannya.

“Maafkan aku Ibu, Aku tau, aku masih banyak salah kepada Ibu. Selama ini aku hanya memikirkan diriku sendiri namun, Ibu menyadarkan aku bahwa hidup bukan hanya untuk mencari keuntungan namun juga untuk mencari bekal agar hidup selalu damai.”ucap Ibu Dela.

“Maafkan aku juga Nenek,selama ini aku selalu membangkang semua perintahmu. Maafkan aku ,Nek. Aku selalu menyayangimu sampai kapanpun” ucap Windi.

“Iya Windi, kamu tetap menjadi cucu perempuan nenek yang paling cantik dihatiku.”jawab Nenek Arum tulus.

Nenek Arum sudah melihat Iris sudah menangis dengan menghapus air matanya berkali-kali, “Iris, terima kasih kamu telah memaafkan orang-orang yang telah menyakitimu. Aku meminta maaf kepadamu ,Iris. Tidak bisa melindungi dirimu selama ini. Aku terlalu lama sekali menyuruh cucuku untuk mencarimu. Padahal aku sangat merindukanmu selama ini. Aku sudah jatuh cinta kepadamu pada hari pertama, kamu diantar oleh Ayahmu ke kantorku dulu. Kamu anak yang manis dan pintar. Sejak saat itu, aku bilang kepada Ayahmu akan menjodohkanmu dengan cucu laki-lakiku. Ayahmu hanya tertawa mendengar ucapanku. Karena menurutnya kamu masih terlalu kecil. Namun, aku selalu bilang kepadanya  bahwa suatu hari nanti Iris akan menjadi cucu menantuku. Ayahmu hanya tersenyum kala itu mendengar ucapanku. Tolong maafkan wanita tua ini Iris. Aku selalu menyayangimu ,Iris sampai kapanpun.” ucap Nenek Arum lemah.

“Aku juga,Nek. Sangat menyayangi Nenek” jawab Iris sedih.

Setelah itu Nenek Arum mengembuskan nafas terakhirnya dengan damai. Semua orang di ruangan tersebut bersedih karena kehilangan sosok yang sangat mereka cintai.

My Lovely, Iris (Sudah Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang