Malam Pertama?

21 3 8
                                    

Rio datang ke apartemen Melani, karena Melani menghubungi dirinya. Ketika bertemu dengannya. Melani menyuruhnya untuk mencari Iris dan menghamilinya. Permintaan yang sangat konyol sekali.

Sialnya Rio tidak bisa berbuat apa-apa karena selama ini biaya kuliah ketika ia di luar negeri ditanggung oleh Ayahnya Melani Tuan Frans sehinga Melani berani menyuruhnya untuk melakukan hal-hal yang tidak bisa ia lakukan.

Ditambah lagi, Tuan Frans masih membantu pengobatan Ibunya di rumah sakit yang terkena gagal ginjal. Sehingga Rio mau tidak mau harus menjalankan semua misi dari Melani. Disinilah ia sekarang di depan Delfin Bakery. 

Ia masih berada di dalam mobilnya, ia membawa berbagai macam mainan untuk Delfin anak Iris. Ia tau bahwa Delfin adalah anak Iris dan Adam, karena Delfin sangat mirip sekali dengan Adam.

Ia pun keluar dan menuju pintu toko bakery tersebut, ada Andrea yang sedang melayani pelanggan dan Delfin yang sedang bermain. Delfin pun menyambut kedatangan Rio.

“Om Rio…Om kok baru datang sih?” tanya Delfin yang lebih minat melihat mainan di tangan Rio.

“Ini mainan buat kamu, jangan ngeliatin om seperti itu. Dimana Ibu kamu?” tanya Rio kepada Delfin.

“Ibu sedang di dapur, sedang membuat kue. Om duduk saja disini. Nanti Ibu juga datang” Delfin memainkan mainan Dinosaurus yang dibelikan oleh Rio.

Andrea pun pergi ke dapur untuk menemui Iris jika ada Rio di luar. Iris pun langsung keluar dan menemui Rio.

“Kamu baru datang?” tanya Iris kepada Rio.

“Iya, ini bunga buat kamu” ia menyerahkan bunga mawar pink untuk Iris.

“Kamu tidak usah memberikan aku bunga segala. Harusnya kamu memberikan bunga kepada Andrea bukan kepadaku” tunjuk Iris kepada Andrea.

Rio pun melihat sekilas ke arah Andrea yang dibalas dengan Andrea dengan tatapan yang tidak bersahabat, “Sepertinya Andrea tidak membutuhkan bunga namun, ia hanya membutuhkan sentuhan pria agar matanya tidak melotot kepadaku seperti itu.”

Andrea pun menghampiri Rio dan memukul bahunya, “Sialan kamu, memang kamu kira aku wanita seperti apa” ucap Andrea marah.

“Begitu aja ngambek, lagi baper ya” ledek Rio.

“Tau ah. Kamu kalo kesini hanya ngasih bunga dan mainan sementara aku tidak kamu kasih apa-apa. Dan juga kamu setiap kesini pasti beli kue enggak pernah bayar. Kalo seperti ini terus, kamu dilarang ke bakery ini lagi.”tegas Andrea.

“Wow Andrea sepertinya kamu beneran marah ini. Aku jadi takut. Oke aku akan membayar semua kue dan kopi yang telah aku minum selama ini supaya kamu enggak marah kepadaku.”bujuk Rio.

“Sudah..sudah kalian ini kayak tom and jerry jika bertemu. Tidak pernah akur” sela Iris.

“Oia aku sampai lupa, kamu sedang apa di dekat daerah sini?” tanya Iris kepada Rio.

“Sedang meninjau pabrik yang baru, jadi perusahaan ku beli pabrik disekitar daerah sini dan aku sedang meninjaunya”jawab Rio. 

Sebenarnya bukan itu tujuan awalnya ,namun ia terpaksa berbohong kepada Iris.

“Bagaimana kabar kamu dan anak kita ,Iris?” tanya Rio sambil mengusap rambut Delfin.

“Anak kita? Enggak lagi salah makan obat ‘kan kamu?” tanya Iris tersinggung.

“Aku sudah menganggap Delfin sebagai anakku jadi benar dong Delfin itu anak kita.”

“Kamu aneh sekali, sampai kapanpun kamu tetap menjadi om nya Delfin bukan ayahnya.” Iris meralat ucapan Rio.

My Lovely, Iris (Sudah Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang