Day 7 : Bakar-Bakar (3)

162 16 35
                                    

"Anak teknik memang keras, tapi mereka sangat melindungi anak cewek."
***

Sebelum balik Gitara, Adam, dan Naya singgah terlebih dahulu ke SMA 1 Salak untuk melihat lapangan basket

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sebelum balik Gitara, Adam, dan Naya singgah terlebih dahulu ke SMA 1 Salak untuk melihat lapangan basket.
"Ini lapangan basketnya, Dam," ucap Gitara saat mereka telah sampai di lapangan basket SMA 1 Salak.

"Ini bisa dipake sama orang umum?" tanya Adam sambil melihat anak SMA bermain basket di lapangan itu.

"Gimana Ra?" tanya Gitara ke Naya yang notabenenya alumni di sana.

"Bisa kok. Tinggal minta izin aja ke pelatihnya atau gak ke anak SMA itu," jelas Naya.

Adam mengganggukkan kepalanya paham. "Oke. Thankyu ya guys. Next temenin gue main basket di sini ya Ra. Gue takut kalo sendiri gak diizinin," ucap Adam yang diacungi jempol oleh Gitara.

"Ya udah ayok balik. Nanti kita telat," ucap Naya.

Mereka pun keluar dari SMA 1 Salak itu. Adam sesekali masih mengajak Gitara mengobrol sedangkan Naya hanya diam saja mendengar mereka mengobrol.
"Bye, Git," pamit Adam saat mereka berpisah di jalan.

"Gini amat jadi nyamuk, liatin orang lagi pdkt doang," ucap Naya.

"Enggak lah," elak Gitara.

"Hahahaha. Ngeles mulu kerjaan lo, Git."

"Udah ah. Sekarang kita ke rumah gue bentar ya. Gue juga mau mandi nih," ajak Gitara. Lalu mereka pergi ke rumah Gitara sampai azan maghrib dan melaksanakan solat dahulu sebelum pergi ke posko.

Gitara mengernyitkan dahinya heran saat Adam menelponnya. Naya juga ditelpon oleh Adam.
"Adam kenapa nelpon ya?" tanya Gitara.

"Gue juga ditelpon nih. Jangan bilang orang-orang udah mulai makan di posko," tebak Naya.

"Gue telpon balik aja lah bentar." Gitara menelpon Adam untuk menanyakan kenapa menelpon.

"Halo, Dam. Kenapa nelpon tadi?"

"Gue mau nanyain di mana beli uno, Git!"

"Oalah. Terus di mana lo sekarang?"

"Di depan konter ponsel nih gak tau juga gue nama tempatnya."

"Pap aja"

"Jangan ah."

"Kenapa?"

RACUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang