YAKIN GAK MAU BACA CERITA INI?
CERITANYA BEDA DARI YANG LAIN LOH SOALNYA INI DIAMBIL DARI KISAH NYATA WKWKWK
MARI DICOBA DULU INSYA ALLAH CERITANYA SERU
*
Katanya, KKN itu sangat rawan untuk terjadi cinta lokasi alias cinlok.
Katanya juga, cinlok d...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah mengisi bensin, Gitara memilih membawa motornya sendiri karena dia tidak mau dilihat oleh tetangganya berboncengan dengan cowok. Apalagi saat ini masih sore jadi kemungkinan tetangga-tetangganya duduk di luar rumah semakin besar.
Walaupun Gitara membawa motornya sendiri, Adam, Sandi, dan Sakim tetap mengantarkan Gitara ke rumahnya.
Saat telah sampai di depan rumahnya, Gitara mengucapkan terima kasih ke mereka karena sudah mengantarkannya dengan selamat sampai rumah. "Makasih banyak ya Bang!" ucap Gitara.
"Gak mau nawarin mampir lagi nih?" tanya Sakim bercanda.
"Hahaha. Gak ada yang bisa disajikan di dalam Bang," ujar Gitara karena ibu Gitara tidak tipikal orang yang memikirkan tamu yang datang ke rumahnya harus disajikan berbagai hidangan. Apalagi saat ini rumahnya kosong karena ayah dan ibunya di tempat kerja. Sedangkan adik-adiknya pergi main keluar rumah.
"Air putih aja gak papa," ujar Sakim sambil tertawa.
"Jangan lah. Gak enak gue," balas Gitara.
"Hahaha. Ya udah. Duluan ya!" pamit Sakim diikuti oleh Sandi dan Adam.
Di jalan menuju posko Sakim, Sandi, dan Adam mengobrol.
"Besar banget ya rumah Gitara," ujar Sakim yang diiyakan oleh Adam dan Sandi.
"Emang cocok lo sama Gitara, Dam! Sama-sama kaya!" ujarnya lagi yang hanya dibalas senyum tipis oleh Adam.
Sedangkan Gitara, cewek itu sudah bersih-bersih sebelum rebahan di kasurnya. Hari ini sebenarnya tidak terlalu melelahkan karena tidak dari pagi. Selain itu mereka juga tidak mengadakan evaluasi bersama tematik yang sangat menguras tenaga. Gitara bertanya-tanya kapan tim regulernya dengan tim tematik tidak beradu argumen. Pasti ada saja yang berbeda pendapat yang ujung-ujungnya membuat anak regelurnya kesal karena kalah suara.
Bayangkan saja 23 orang VS 10 orang. Tentu 23 orang lah yang menang. Ditambah anak tematik mayoritas anak cowok yang jumlahnya ada 15 orang sedangkan anak cewek mereka ada 8 orang.
Anak reguler hanya ada 10 orang dimana cuman Dani saja yang cowok. Ditambah yang ceweknya kebanyakan tidak mengeluarkan suara saat rapat. Alias pendiam. Termasuk Gitara sendiri yang hampir tidak pernah bersuara saat rapat. Saat salah satu dari mereka mengeluarkan pendapat pasti sering tidak disetujui oleh anak tematik. Anak tematik sering menyanggah saran atau usulan dari reguler yang membuat mereka semakin malas mengeluarkan pendapat. Diam salah. Berbicara pun salah.
Selama rapat Gitara juga lebih sering melihat ke bawah tidak berani melihat anak tematik yang mengeluarkan pendapatnya. Mereka semua sering meninggikan suaranya yang membuat Gitara dan anak reguler lainnya tidak nyaman. Selain itu mereka selama rapat juga banyak yang merokok dan itu sangat mengganggu penciuman anak reguler.