Day 9 : TPA (2)

166 8 18
                                    

"Adik biasanya lebih suka mengobrol dengan teman kakaknya daripada kakaknya sendiri."

***

Gitara dan yang lain segera ke mesjid raya karena Nana sudah berada di sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Gitara dan yang lain segera ke mesjid raya karena Nana sudah berada di sana. Gitara sebenarnya pusing. Kenapa teman-temannya labil semua sih? Tidak sesuai kesepakatan. Awalnya sepakat berkumpul di pentas dermaga tapi tiba-tiba Nana sudah ada di mesjid raya.

"Ternyata belum buka TPAnya ya?" ucap Nana saat mereka semua telah berkumpul semua di depan TPA. Gitara mengernyitkan dahinya heran. Bukannya dia sudah bilang kemaren kalau TPA itu bukanya jam 3?

"Iya bukanya jam 3 tapi." Gitara menjawab pertanyaan Nana itu dengan malas.

"Oh. Terus kita ngapain lagi nih?" Melihat jam masih menunjukkan jam 14.15. Masih ada waktu 45 menit. Dan kemungkinan juga waktunya tidak tepat waktu. Tidak mungkin kan mereka di sana menunggu selama itu?

"Ke tempat bokap lo aja lah, Git," usul Kiora yang disetujui oleh yang lain.

"Ya udah."

Akhirnya mereka bersama-sama pergi ke tempat kerjanya ayah Gitara yang letaknya tidak jauh dari mesjid raya.

Sampai di sana Gitara duluan berjalan di depan menghampiri karyawan ayahnya.

"Om," sapa Gitara.

Pria yang seumuran dengan ayahnya itu melihat Gitara bersama teman-temannya itu berhenti melakukan pekerjaannya.

"Papa kamu di rumah," ucap Edo. Pasti Gitara, anak bosnya itu kalau datang ke sini menanyakan ayahnya.

"Iya, Om tau." jawab Gitara. Pagi tadi Gitara sudah bilang ke ayahnya kalau nanti siang dia akan ke sini untuk melakukan dokumentasi. Ayahnya yang sangat anti kamera tentu tidak mau diambil gambarnya. Oleh karena itu, Eko menyuruh anaknya untuk berfoto saja dengan karyawannya.

"Terus ngapain ke sini?" tanya Edo heran. Biasanya Gitara ke sini hanya untuk meminta uang kepada Eko.

"Tara mau ngambil dokumentasi buat KKN Gitara, Om!" jelas Gitara yang diangguki oleh Edo.

"Oh. Ya udah poto aja." Edi mempersilahkan Gitara bersama teman-temannya untuk memfoto tempat kerjanya.

Setelah itu tim reguler melakukan dokumentasi ketika mereka berkeliling di gudang itu. Di sana banyak barang-barang rongsokan yang sudah dipisah sesuai dengan jenisnya. Seperti aluminium, besi, tembaga, buku, kardus, plastik, aki, dan lainnya yang Gitara tidak tau apa nama benda itu.

RACUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang