"Di mataku kamu sudah sangat sempurna sayang. Jadi jangan dengarkan perkataan orang lain ya." Jawab Freen dengan lembut.
"Lalu kenapa kamu tidak ingin bercinta denganku? Padahal kan aku
sudah sangat siap untuk memberikan semua nya kepadamu?" Tanya Becky lagi."Belum waktunya sayang. Masih banyak hal yang harus aku selesaikan lalu kamu apa akan terus seperti ini berkeliaran kemana-mana? Apa kamu tidak ingin kembali bekerja?" Freen pun menatap Becky dengan serius. Dia mengubah topik pembicaraan karena dia tahu kalau gadis itu pasti punya impian lain nya.
Cita-cita Becky dari kecil adalah menjadi seorang desainer terkenal. Dia sangat suka menggambar dan Freen sangat penasaran kenapa Becky tidak tertarik untuk kembali mengejar cita-citanya lagi. Padahal dulu dia sangat antusias dan sangat bahagia dengan dunia
fashion nya."Kamu sudah mendapatkan keinginanmu karena aku sudah menjadi kekasihmu. Selanjutnya kejarlah impianmu sayang. Bekerjalah sesuai dengan kemampuan mu dan tidak perlu lagi melakukan pekerjaan yang tidak cocok denganmu. Jadilah desainer hebat seperti impianmu dulu." Kata Freen dengan wajah serius. Dia ingin kekasihnya itu kembali mengejar cita-cita nya.
Namun sedetik kemudian ekspresi Becky berkata lain. Dia terlihat sangat tidak senang begitu Freen mengatakan pendapatnya. Mendengar kata desainer membuat nya mengingat kembali pada kejadian dulu yang menimpa nya.
Becky marah. Sejak kejadian yang dia alami dulu membuat nya jadi tidak ingin terjun ke dunia itu lagi. Dia sudah terlanjur sakit hati dan tidak mau lagi mengejar cita-citanya.
Freen pun menyentuh pipi Becky dan mengusapnya dengan lembut.
"Sayang, kenapa? Apa aku membuatmu marah?" Gumam Freen.
Becky pun menggelengkan kepalanya. Dia hanya marah karena mengingat kembali kejadian yang membuatnya tidak senang semasa dia lulus kuliah dulu. Gadis itu lalu tersenyum cerah di depan Freen.
"Tidak bunny. Aku hanya sedang tidak berminat untuk menjadi desainer. Kenapa kita tidak langsung menikah saja? Sekarang aku sangat ingin menjadi ibu rumah tangga yang akan mengurus anak-anak kita nanti. Itu saja." Balas nya.
Freen pun terkekeh.
"Dasar bocah nakal, jangan mengalihkan pembicaraan. Pikirkan dulu
ucapanku tadi dengan serius. Keluargamu juga pasti sangat ingin kamu melanjutkan pekerjaan di dunia yang kamu sukai. Richie sudah
berkali-kali cerita kepadaku. Dia juga sudah cerita padaku apa yang sebenarnya terjadi dulu sampai kamu marah dan tidak ingin menjadi desainer lagi. Lupakanlah itu karena semua sudah berlalu. Lagipula namamu sudah bersih sekarang kan." Kata Freen memberikan pengertian supaya kekasihnya itu mau melanjutkan cita-citanya yang masih tertunda."Tidak... Aku tidak mau. Jangan memaksa ku. Pokoknya aku hanya ingin menikah denganmu, titik."
Setelah berkata begitu, Becky langsung keluar dari dalam mobil dan langsung masuk ke dalam rumah. Meninggalkan Freen yang terheran. Astaga gadis itu. Freen memang sangat senang kalau Becky ingin menikah dengannya tapi dia juga ingin Becky tidak mengubur cita-citanya. Gadis itu sangat berbakat dalam bidang desainer. Masa dia harus menyia-nyiakan bakatnya sia-sia dong dia sekolah jauh-jauh ke luar negeri dan masuk di universitas nomor satu lagi.
*****
Becky memasuki kamarnya lalu menutup pintu dengan kasar karena pembicaraan dengan Freen tadi dia jadi kembali teringat masa lalu dan itu membuat nya merasa sangat marah.
"Aisshh, kenapa sih Richie pakai acara cerita segala ke Phi Freen tentang masa itu. Sangat memalukan." Gadis itu mulai berbicara sendiri.
"Eh tapi kenapa aku harus malu coba? Kan memang sudah terbukti kalau aku tidak salah. Orang itu yang mencuri karyaku dan juga sudah terbukti kalau bukan aku yang mencuri nya. Orang-orang yang menuduhku dulu juga sudah meminta maaf. Benar kata Phi Freen semua itu sudah berlalu dan namaku juga sudah bersih."