"Sudahlah Phi, berhenti membicarakan itu lagi. Kamu tidak apa-apa kalau terlambat ke kantor? Kalau tidak biar nanti aku naik taksi saja ya." Kata Becky mengalihkan pembicaraan. Sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 9 pagi pasti Freen akan terlambat kalau harus mengantar nya pulang dulu.
"Tidak sayang, aku akan tetap mengantarmu pulang. Habis itu baru aku ke kantor." Jawab Freen. Dia tidak akan membiarkan kekasihnya itu pulang sendiri apalagi kalau sedang bersamanya.
Becky saat ini memakai pakaian Freen karena dia tidak membawa baju. Freen memberikan kaos nya yang lumayan panjang untuk dia pakai karena Freen tinggi jadi saat Becky memakai nya akan terlihat sangat pendek tapi karena Freen yang akan langsung mengantar nya pulang ke rumah jadi tidak masalah.
Gaun yang semalam dia lagi Freen sangat tidak suka jadi dia lebih memilih memberikan baju nya daripada harus kembali mengenakan gaun nya.
"Ayo sayang, kita pergi."
"Iya."
Beberapa menit perjalanan akhirnya kedua nya pun sampai di rumah orang tua Becky dan Freen langsung pergi setelah mengantar kekasihnya.
"Bibi, apa mama dan papa semalam ada pulang?" Becky berteriak saat masuk ke dalam rumah dan dia pun duduk di sofa lalu beristirahat sebentar di sana.
Bibi Jo pun berlari dari arah dapur, dia sempat heran melihat penampilan
anak majikannya karena seingatnya Becky semalam keluar rumah mengenakan gaun, kenapa sekarang pulang menggunakan kaos yang cukup pendek."Bibi, aku sedang bertanya, apa mama dan papa semalam ada pulang?" Tanya Becky lagi.
"Eh maaf non, semalam tuan sama nyonya tidak pulang kerumah." Jawab Bibi Jo kemudian.
"Oh baiklah Bi. Pasti papa sangat sibuk dikantor. Ya sudah, aku akan ke kamar dulu ya Bi. Mau istirahat sebentar dan kalau nanti siang aku belum bangun juga, bibi bangunin ya. Soalnya aku capek banget hari ini." Kata Becky lalu bangkit dari sofa dan berjalan ke arah kamar nya.
Setelah sampai di dalam kamar, dia langsung membanting dirinya di atas kasur tidak lama kemudian langsung ketiduran karena dia memang sudah sangat capek untuk memikirkan yang lain.
*****
Sementara itu di rumah Richie, pria itu sedang berpikir keras. Adiknya tiba-tiba menelepon nya untuk meminta cuti karena sedang sakit kepala tapi Richie sama sekali tidak percaya.
Sejak dulu kalau adiknya sakit pasti akan sangat bersikap dramatis. Dia pasti akan menghubungi semua keluarga nya dan menangis minta perhatian mereka tapi lihatlah hari ini dia bilang sedang sakit kepala, kenapa tidak ada drama seperti yang biasa dia lakukan. Richie merasa sangat aneh.
"Bocah itu pasti sedang berbohong kepadaku, aku harus segera pergi memeriksanya." Gumam Richie dengan pelan.
"Bocah siapa sayang?" Queenay yang sedang asyik menyusui bayi mereka pun mengangkat kepala menatap suaminya.
"Siapa lagi bocah besar di keluarga kita." Jawab Richie. Queenay pun berpikir sebentar lalu tertawa kecil. Dia sudah tahu siapa yang di maksud oleh suaminya. Pasti Becky siapa lagi adik kecil mereka.
"Enak saja dia minta cuti lagi, padahal kemarin sudah cuti dua hari ini dia cuti lagi padahal baru masuk kerja belum seminggu. Dia pikir kantorku itu rumahnya apa, datang dan pergi seenaknya." Lanjut Richie lagi sambil marah-marah.
"Aku harus pergi memeriksanya, apa dia sedang pergi dengan teman nya atau sedang bermalas-malasan di rumah. Kalau sampai kedua nya benar makan aku sendiri yang akan menyeretnya ke kantor." Katanya lagi lalu dia menatap istri dan putrinya.