92... History of illness

1.1K 47 2
                                    

Rinjani berlari kecil memeluk tubuh Javas yang berdiri menatap ruang instalasi gawat darurat. Tak sedetik pun pelukan itu terlepas, Rinjani bisa merasakan kekhawatiran dalam diri Javas melihat papanya ada didalam.

"Apa yang terjadi, kenapa papa bisa masuk rumah sakit?" tanya Rinjani setelah pelukan terlepas.

Javas memijat pelipis menggeleng pelan lalu mengadahkan kepalanya. "Entahlah, aku masih dikantor dan Armand memberi kabar kalau papa pingsan."

"Kamu yang sabar, papa pasti hanya kelelahan."

"Semoga saja."

Rinjani membawa Javas untuk duduk, tetapi pria itu menolak dengan alasan tetap ingin menunggu kabar dari dokter. Armand berada diantara mereka merasakan bagaimana kekhawatiran diantara kedua anaknya. Sebab Jeremy sangat menyayangi Javas dan Rinjani.

"Sayang, aku ke toilet dulu." ucap Javas.

Tinggallah Rinjani dan Armand disana,

"Armand sebenarnya apa yang terjadi dengan papa?" tanya Rinjani

"Pagi tadi tuan minta dijadwalkan pertemuan dengan dokter pribadinya padahal ini belum masuk masa kontrol. Saya menunggu diluar tiba-tiba dokter memanggil katanya tuan pingsan."

"Memangnya papa sakit apa?"

"Radang otak."

"Radang otak?" ulang Rinjani lagi.

Armand mengangguk lemah, Rinjani menggeleng pelan. Satu setengah tahun menjadi anak angkat Jeremy tetapi Rinjani tidak mengetahui riwayat penyakitnya, padahal mereka sangat dekat dan Jeremy tampak sehat tidak seperti seseorang yang sakit. Javas kembali dari toilet setelah lima menit, Rinjani memeluknya lagi.

Tak berselang lama pintu terbuka, dokter muncul dari balik pintu. Javas lah orang pertama yang melangkahkan kaki dengan raut kekhawatirannya.

"Dok, bagaimana kondisi papa saya?"

"Sebaiknya kita bicarakan diruangan saya."

Javas dan Rinjani mengikuti langkah dokter menuju ruangan sedang Armand bertugas menunggu didepan pintu.

Mereka tiba diruangan dokter yang letaknya ada dilantai satu, Javas dan Rinjani duduk bersebelahan tampak dokter tengah membuka hasil ronsen dan beberapa dokumen. Lalu diarahkan ke Javas agar mereka bisa melihatnya.

"Javas, kamu tahu kan tentang penyakit papa kamu?" ucap dokter.

Dokter pria ini bernama Betrand, dokter pribadi keluarga Smitt. Selain menjadi dokter pribadi, Betrand merupakan dokter spesialis saraf yang bekerja dirumah sakit elit di ibukota.

Javas lalu menggeleng, "Papa tidak pernah cerita. Dia hanya mengeluh sakit kepala."

Betrand menggeleng, padahal Jeremy mengalami penyakit tersebut sudah cukup lama karena selama ini Betrand lah yang menangani.

"Hampir enam tahun papa kamu menderita radang otak."

Penjelasan Betrand tentu saja membuat Javas syok pasalnya tidak ada yang memberitahu hal ini padahal hubungan ayah dan anak ini sangatlah dekat.

"Baiklah saya akan menjelaskan intinya saja, jadi penyebab tuan Jeremy pingsan karena infeksi bakteri yang berlebih pada otaknya. Hal ini disebabkan oleh stres dan kurang tidur. Seharusnya tuan Jeremy bisa menjaga dua hal ini karena memiliki riwayat sebelumnya."

Javas hanya bisa mengusap wajahnya, memang benar dua hari menangani kasus Bram, papanya tidak tidur sama sekali. Tenaga dan fikirannya diforsir untuk menyelesaikan masalah Bram yang silih berganti.

Cupid Lonestly 2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang