95... Plot twist

1.1K 59 12
                                    

Wajah keterkejutan itu berubah menjadi biasa setelah dosen pembimbing itu pergi, masih ada Sinta dan Rinjani yang saling adu pandang.

Ehemm... Sinta berdehem, bersidakep dada masih dengan tatapan angkuhnya.

"Aku harap tidak ada gosip diluar sana tentang kami."

Rinjani menyunggingkan senyum, berbalik badan akan keluar tetapi Sinta mencegah.

"Meski kita tidak lagi berteman tolong jaga rahasia ini jangan sampai orang lain tahu apalagi...." Sinta tidak melanjutkan ucapannya.

Tatapan mereka akhirnya bertemu, dari awal percakapan Sinta tidak menyebut nama Rinjani seperti biasanya. Entah apa yang salah yang pasti Sinta benar-benar ingin menghapus Rinjani dari daftar teman. Tidak masalah bagi Rinjani mungkin sudah saatnya pertemanan mereka berakhir.

Sebab Rinjani tidak mau lagi terseret namanya seperti yang sering terjadi. Banyak mahasiswa khususnya pria yang melabeli Rinjani memiliki sifat yang sama dengan Sinta, yaitu sering bergonta-ganti pasangan padahal yang sebenarnya adalah Rinjani tipikal gadis friendly kesemua orang.

Rinjani melepas tangannya tidak lupa senyum mematikan itu tercetak jelas dari bibir merah jambu.

"Jangan salahkan aku kalau gosip diluaran sana menyebar dengan cepat!"

"Apa maksud mu! Kau akan menyebarkan fitnah ini?"

"Ck! Tidak perlu aku yang menyebarkan, semua orang di kampus tahu siapa kamu sebenarnya dengan sikap ceroboh mu!"

Rinjani lalu keluar setelah mengucapkan unek-uneknya. Terlebih setiap kata yang keluar diikuti penekanan suara.

Sinta mengepalkan tangan melihat punggung Rinjani hilang dari pandangan.

"Ah sial! Niat ku ke kampus untuk menanyakan kelanjutan skripsi ku mengapa jadi ketemu dia. Aku harus temui dosen itu." maki Rinjani.

Padahal Rinjani sudah malas melihat wajah menyebalkan itu, tetapi demi sebuah acc skripsi ia rela mengesampingkan ego.

Tok..tok..tok..

"Masuk."

Rinjani masuk setelah mendapat izin dari pemilik ruang, dosen tersebut duduk dengan mengetuk-ngetukan bolpoin diatas meja kaca dengan tatapan lurus kedepan.

"Siang pak."

"Oh kamu, duduk."

Melihat wajahnya saja membuat mood Rinjani rusak apalagi harus bicara dengannya. Terpaksa Rinjani bersembunyi dibalik topeng baiknya.

"Ada apa?"

"Tentang skripsi saya pak, bagaimana? Apa di acc?"

Pria tua itu tampak menimang-nimang dengan menatap Rinjani dengan tatapan yang sulit diartikan. Ia lalu mengambil tumpukan kertas milik Rinjani menyerahkan keatas meja.

"Ganti judulnya! Itu terlalu kuno!"

"Tapi pak, menurut saya ini sudah yang paling baik!"

"Disini saya dosennya, kalau membantah kamu tidak akan lanjut kesidang skripsi!"

"Boleh saya melihatnya pak?"

"Silahkan."

Rinjani membuka dari bab pertama, mulai meneliti bagian mana saja yang mendapat revisi.

Memakan waktu kurang lebih sepuluh menit untuk koreksi tetapi kertas itu masih bersih belum ada coretan sama sekali yang artinya dosen belum membaca hasil tugasnya.

"Maaf pak, tapi ini belum ada revisiannya kenapa bapak meminta saya mengganti judul?"

"Terserah saya, intinya saya minta ganti judulnya!"

Cupid Lonestly 2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang