96... Evil mastermind

1.1K 49 5
                                    

Telefon berdering panggilan dari tangan kanannya Bram. Jeremy hanya melirik sekilas lalu mengabaikannya. Baiklah Jeremy akan bertindak sekarang juga. Setelah merencanakan pembunuhan Bram, Jeremy tidak langsung menyerang markas. Itu semua dilakukan pelan-pelan agar tidak menimbulkan kecurigaan.

Jeremy membuka iPad menampilkan rekaman dari sebuah rumah dipulau terpencil. Dimana rumah itu berisi barang-barang selundupan yang dilakukan oleh Bram. Semua hasilnya nanti akan dijual dengan angka tinggi sehingga keuntungan Bram bisa sepuluh kali lipat. Dan ini siasat Jeremy dalam mengelabui Bram.

Jeremy selalu menekan Bram untuk bertransaski apa pun lalu menyelundupkan barang-barang ke sebuah pulau. Setelah semua berhasil beberapa langsung dijual dan keuntungan dibagi tiga. Sebenarnya Jeremy tidak tertarik dengan hasilnya karena terlalu kecil untuk ukuran mafia. Tetapi dengan ini Jeremy bisa tahu siapa saja pelaku ekspor impor ilegal.

Ponsel kembali berdering, kali ini bukan dari ponsel yang biasa ia gunakan saat di Indonesia. Ponsel ini selalu ia gunakan saat berada di luar negeri. Nama Jhon muncul dalam layar.

"Hallo."

"Javas sudah sadar,"

"Oke, awasi dia."

"Hanya saja efek dari operasi ini membuatnya kesulitan berjalan. Aku menganjurkan operasi untuk tulang yang retak akibat peluru itu. Apa kau setuju?"

"Lakukan apa pun yang membuat Javas sembuh seperti sedia kala."

"Oke, surat persetujuan operasi akan aku kirim ke email mu."

"Hmm. Dia tidak banyak bertanya kan?"

Jhon tampak menghela nafas kasar, "Kau seperti tidak tahu putra mu."

"Katakan apa saja asal tidak membuatnya curiga."

"Oke, sudah dulu aku harus menyiapkan berkas."

Panggilan terputus, Jeremy meletakan kembali ponsel diatas meja. Ia lalu menuju kamar pribadi yang terletak dilantai tiga.

Mansion ini adalah tempat tersembunyi yang tidak banyak orang tahu. Bahkan Stella pun tidak tahu kalau suaminya memiliki Mansion mewah. Perceraian Stella dan Jeremy terjadi karena Stella tahu pekerjaan Jeremy yang sesungguhnya tetapi Stella tidak pernah bercerita pada sang putra atas permintaan Jeremy. Stella hanya bercerita pada Jhon dan itu pun setelah mendapat persetujuan dari Jeremy.

Huft... Kamar yang telah ia tinggalkan beberapa tahu kini kembali menyambutnya. Penataan ruang masih sama, gelap tak bercahaya. Hanya dibantu penerangan minimum dan kamar ini didesain sangat erotis. Bahkan ada satu lemari khusus tempat penyimpanan alat-alat sex seperti cambuk, dildo, penutup mata, gesper berbahan besi dan masih banyak lagi. Semua itu tersimpan rapi tidak pernah tersentuh sama sekali.

Jika kalian ingat, rumah Jeremy yang ada di Swiss juga menyimpan barang-barang seperti ini. Rinjani pernah melihatnya bahkan ia pernah menggunakannya bersama Javas.

Jeremy lalu menuju keruangan pribadi yang letaknya ada dibalik tembok. Sengaja ia menyamarkan pintu itu dengan lemari besar agar tidak ada yang mengira jika dibaliknya menyimpan banyak benda-benda misterius.

Jeremy menuju rak mengambil salah satu dokumen. Ia membuka kertas tersebut dengan seutas senyum tipis. Dokumen tersebut milik perusahaan Leonard yang mana telah diambil alih menjadi miliknya. Ya Jeremy lah dalang dibalik bangkrutnya perusahaan Leo.

Seperti biasa, Jeremy menugaskan orang lain untuk andil dalam permainan ini. Mereka menipu, mengambil paksa lalu  menggantinya atas nama Jeremy. Dan sampai saat ini tidak ada yang tahu bahwa Jeremy adalah otak dari kejahatan. Tujuan Jeremy hanya satu balas dendam dengan apa yang pernah Leo lakukan.

Cupid Lonestly 2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang