67.... Mengejar

3.1K 88 9
                                    

Jeremy berjongkok menyamaratakan tingginya dengan Rinjani, tangannya meraih punggung tangan di pegangnya erat.

"Jani," ucapnya lirih

Kini tatatapan mereka beradu pandang jadi satu, "Dendam ini sudah menguasai hati sehingga segala cara di lakukan."

Jeremy menghela nafas berat, "Semua berawal saat perusahaan Leo mengalami masalah, saya datang menjadi team penasehat hukum dan berhasil memenangkan kasusnya. Dari sini semua di mulai, balas dendam terbaik adalah dengan menjadi teman dekatnya."

"Tiga tahun berlalu, Leo mengetahui semuanya. Tentang masa lalu saya dan Rini tetapi dia tidak sedikit pun menjauh, Leo merangkul dan menyatukan saya dengan Rini lagi tetapi bukan sebagai pasangan melainkan teman."

"Rini orang baik, dia tidak mau hidup dimasa lalu untuk itu dia tetap menjaga jarak hingga akhir hayatnya."

Jeremy menarik nafas dalam-dalam, "Semenjak kepergian Rini, sedikit demi sedikit dendam itu berkurang dan rasa iba melihat wajah polos mu. Saya berfikir jika saya menghancurkan perusahaan, bagaimana nasib kamu ke depannya tetapi terlambat...."

Ada jeda sekian detik sebelum Jeremy kembali bercerita. Jeremy menengadahkan kepala saat air mata hampir menganak sungai.

"Mereka para pesaing bisnis Leo telah bertindak lebih cepat dari perkiraan. Mengambil alih perusahaan dan menjadikan Leo bangkrut dengan hutang yang nilainya fantastis."

Jeremy tersenyum tipis kala mengingat begitu baiknya Leo padahal Jeremy sudah jahat padanya.

"Menjelang detik terakhirnya Leo, kami berdua berbaikan saling memaafkan atas apa yang terjadi di masa lalu. Tidak banyak cerita yang kami rangkai saat itu, hanya beberapa kata tentang perpisahan juga amanah agar saya bisa menjaga putri kecilnya ini."

Rinjani teringat akan secarik kertas yang ditulis oleh papa Leo.

"Rinjani, tentang surat itu semua benar. Saya tidak sedikit pun memaksa Leo apalagi memintanya agar kamu tinggal dengan saya. Itu murni Leo yang meminta."

"Detik-detik saat Leo menghembuskan nafas terakhirnya, saya sadar jika selama ini saya telah menjadi orang jahat padahal Leo tidak sedikit pun membalasnya dengan kejahatan. Untuk itu saya ingin menebus semua kesalahan di masa lalu yaitu dengan menjaga, melindungi dan memberikan kebahagian untuk mu Rinjani."

Air mata yang sedari tadi ditahan kini menganak sungai, lidah yang semula kelu mendadak lancar dalam setiap pengucapan kalimat. Jeremy dengan gamblang menceritakan kisah masa lalu juga rasa penyesalan.

Rinjani pun sama dengan Jeremy, air matanya telah luruh menganak sungai. Bedanya Rinjani tidak bisa merangkai kata-kata hanya air mata yang menjadi jawaban. Rinjani teringat akan wajah papanya.

"Sekarang semua keputusan ada ditangan mu sayang, saya akan siap menanggung semuanya jika nanti kamu mengirim saya ke penjara."

Kesadaran Rinjani mulai naik, dia menggeleng mengelus punggung tangan Jeremy. Gelengan pelan mengartikan bahwa Rinjani tidak bisa membalas perbuatan jahat papa angkatnya ini.

"Pah,"

Jeremy mendongkak, wajah sendunya kembali berbinar kala Rinjani masih menyebutnya papa. Setelahnya tidak ada lagi uraian kalimat yang ada pelukan haru. Ya Rinjani meraih tubuh tegap Jeremy lalu memeluknya erat. Meski pun kebenaran telah terungkap tetapi jauh dilubuk hati Rinjani yang paling dalam tidak bisa membenci Jeremy.

Bagaimana pun papa angkatnya ini sudah berbaik hati merawat, menjaga dan mengasihi layaknya anak kandung. Apa mungkin Rinjani tega menjebloskan Jeremy ke penjara? Papa Leo saja berbesar hati memaafkan perbuatan Jeremy, lalu Rinjani yang tidak tahu betul tentang cerita masa lalu itu akan andil dalam menghukum Jeremy?

Cupid Lonestly 2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang