71.... Treat Like A Queen

2.9K 71 4
                                    

Pagi hari....

Javas bangun lebih awal sedang gadis yang semalam membuatnya klimaks hingga dua kali masih tertidur nyaman dalam balutan selimut. Javas menyangga kepala menatap wajah damai itu, ada sebersih senyum mengembang kala menatap wajahnya.

Ada rasa penyesalan namun sirna mengingat ucapan papanya kemarin. Tidak seharusnya Rinjani mendapat perlakuan kejam seperti ini dari Javas, seharusnya papanya lah yang dipertanyakan rasa sayangnya pada Javas. Tetapi karena emosi telah menguasai, Javas tidak berfikir dengan baik. Ia malah melampiaskan kemarahan pada Rinjani.

Lama dalam menatap wajahnya, Javas berlalu dari ranjang memungut semua pakaian lalu masuk kedalam kamar mandi. Ia membersihkan semua sisa percintaan dibawah kucuran shower yang dingin ini.

Selesai mandi, Javas keluar hanya mengenakan handuk yang melilit pinggang. Dada bidangnya dibiarkan terekspos bebas berjalan pelan menuju ranjang.

Eunghhh... Rinjani melenguh kecil mengerjapkan mata menatap sekeliling kamar. Kedua netra cokelatnya bertabrakan dengan netra biru milik Javas, pria itu tampak memperhatikan Rinjani dari pinggiran ranjang. Ternyata kejadian semalam bukan lah mimpi, semua terekam nyata bagaimana brutalnya Javas menggerayangi tubuh Rinjani.

"Good morning." Javas berucap mencondongkan tubuh hampir mencium tetapi Rinjani memalingkan wajah hingga bibir itu hanya sampai diudara.

"Cepat bersihkan tubuh mu, kita harus bicara!" ucap Javas lagi

Kali ini Javas duduk dipinggiran ranjang masih dengan memamerkan tubuh atletisnya.

"Pergi dari sini! Aku muak melihat wajah mu!" ucap Rinjani menarik selimut membelakangi Javas.

Javas yang mengerti maksudnya langsung membalikkan tubuh Rinjani dan memapahnya menuju kamar mandi.

"Apa yang kau lakukan!" teriak Rinjani yang kesal mendapat perlakuan demikian.

Javas tidak peduli dengan rengekan juga pukulan kecil pada dada bidangnya, ia tetap membawa Rinjani menuju kamar mandi. Javas juga memasukan tubuh langsing itu kedalam bathup lalu mengisi air hingga penuh.

"Aaaahhhhh!" Rinjani menggelinjang mencakar punggung Javas.

Air yang terisi dalam bathup adalah air panas yang langsung membuat kulitnya memerah. Javas yang peka akan hal itu langsung membopong tubuh Rinjani dan membawanya duduk diatas pangkuan. Javas lalu menggantinya dengan air dingin memindahkan Rinjani duduk dipinggiran bathup.

Javas juga berjongkok menyeimbangkan tinggi mereka. Dengan tubuh Rinjani yang telanjang bulat dan posisi seperti ini membuat sesuatu ditengah mengembang dengan cepat. Javas menekan kedua paha berharap bisa menahan nafsu.

Javas tidak bersuara, ia kembali memapah Rinjani masuk kedalam bathup. Ia hanya berdiri menatap bagaimana tubuh telanjang itu berada didalam air. Tidak ada kata yang keluar dari keduanya, mereka sama-sama berperang dengan pikiran masing-masing.

"Aku akan menunggu di luar." ucap Javas seraya pergi meninggalkan kamar mandi.

Tinggallah Rinjani seorang diri, didalam bathup dengan air dingin yang mampu membuat seluruh kulit mengecil. Ia menatap jejak memar yang dihasilkan oleh tangan Javas semalam. Dua diantaranya ada di pergelangan tangan.

Warna kemerahan yang mungkin akan membiru akibat cengkeraman kuat masih jelas terlihat, Rinjani memijat pelan namun sedetiknya ia meringis menahan perih. Tidak hanya di tangan, rasa perih juga datang diarea bokong dan miliknya. Rinjani sampai memejamkan mata menetralisir sakit di beberapa tubuh.

Rinjani menangis dalam diamnya, Javas telah menyakitinya lagi sama seperti saat itu. Rinjani tidak bisa memaafkan kejadian semalam, bahkan memori otaknya akan kembali mengingat sampai kapan pun. Ya Rinjani trauma mendapat perlakuan kasar saat bercinta, tubuhnya bahkan menggigil saat otaknya merekam bagaimana brutalnya Javas semalam.

Cupid Lonestly 2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang