64.... i'm not gay

3.7K 140 9
                                    

Pov Javas

Tiga bulan berakhirnya hubungan Javas dan Rinjani tidak membuat Javas buru-buru mencari pengganti. Dia masih tetap Javas yang dulu, pria yang tidak mudah jatuh cinta. Hingga saat ini pun Javas tidak tertarik dengan wanita, oh tidak lebih tepatnya tidak tertarik pada wanita selain Rinjani.

Perpisahan mereka disebabkan karena faktor dari luar yang membuat Javas terpaksa memutuskan jalinan asmara yang baru di jalani kurang lebih tiga hari. Javas hanya ingin kehidupan Rinjani yang tenang tanpa gangguan dari para musuh dirinya.

Huft.... Javas menghela nafas panjang setelah selesai mengerjakan pekerjaan. Hari sudah mulai gelap tetapi Javas belum ingin pulang. Percuma saja di rumah tidak yang menunggu dan menyambutnya lalu untuk apa Javas bergegas kembali? Mungkin bermain di club bisa menghilangkan sedikit penat setelah seharian bekerja.

Tok..tok..tok...

Seseorang yang mengetuk pintu adalah Claudia, meski Javas belum memberinya izin masuk tetapi wanita itu sudah nyelonong lebih dulu.

"Pak Javas ini dokumen yang anda minta beberapa hari lalu."

Tanpa menoleh, Javas mengangguk.

"Satu lagi, besok adalah hari terakhir  saya magang di kantor ini." lanjut Claudia lagi.

"Hmm bagus dong."

"Pak Javas tidak mau memberi kesan sebelum saya pergi?"

Javas mendongkak, "Tidak, terima kasih. Jika tidak ada yang perlu di bicarakan lagi silahkan pergi."

Claudia mengangguk, ia berbalik badan lalu keluar. Empat bulan lebih magang di kantor JS tetapi Claudia tidak pernah sekali pun mendapat kesempatan berdekatan dengan Javas, padahal mereka memiliki banyak kesempatan namun Javas seperti tidak tertarik.

Hanya saja saat malam dimana Rinjani memergokinya bersama Claudia. Itu pun sudah direncanakan matang oleh Javas sendiri. Setelahnya hubungan mereka berdua hanya sebatas bos dan mahasiswa magang, tidak lebih. Bagaimana pun di hati Javas masih tersimpan nama Rinjani.

Malam hari sekitar pukul sembilan belas, Javas bergegas keluar kantor. Rencananya dia akan pergi ke club bersama Antonio sahabat brengseknya itu. Hanya dia satu-satunya yang tersisa.

Mobil pun melaju membelah jalanan kota malam hari. Macetnya ibukota sudah menjadi makan sehari-hari, untuk itu ia pun harus bersabar di tengah ramainya kendaraan.

"Ah shit!" maki Javas karena mobil didepannya bergerak lambat. Ia pun memilih bermain ponsel. Saat akan menelpon melalui  head unit arah pandangnya tertuju pada gadis disebrang.

Gadis yang baru saja keluar dari hotel bersama seorang pria. Javas tahu siapa orangnya karena dia lah pengisi hati Javas selama ini.

Ya benar gadis itu bernama Rinjani, tapi anehnya Rinjani bersama seorang pria baru saja keluar dari hotel. Mungkinkah Rinjani......

Javas menggeleng mengusir pikiran negatifnya, ia bergegas keluar dari mobil demi melihat Rinjani dari dekat. Tampaknya pria yang bersama Rinjani menaiki mobil tetapi Rinjani tidak ikut bersamanya. Rinjani kembali masuk kedalam hotel setelah mengantar pria yang seusia Javas.

Kedua alis Javas berkerut, matanya menajam, tangannya mengepal melihat Rinjani begitu cepat mendapat pengganti dirinya. Javas tidak terima ia berjalan gontai menyusul Rinjani namun saat di depan gedung Javas teringat satu hal saat ini mereka bukan lagi pasangan. Dan penyebab putusnya hubungan mereka adalah Javas sendiri.

Javas mengerang kesal mengingat begitu bodohnya dirinya dalam bertindak. Tidak seharusnya Javas buru-buru menemui Rinjani, ia harus menata semuanya dengan baik dan matang. Agar saat Rinjani mengulik masa lalu, Javas sudah memiliki semua jawabannya.

Cupid Lonestly 2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang