Ketemu (Wyatt x RAVN, TOP x GD)

16 2 8
                                    

.

Ketemu Calon Mertua

(Pair : ONF x ONEUS,
BIGBANG)
.
.
.

Keringat sebesar biji jagung membasahi wajahnya saat dia menemukan tatap mata dari dua laki-laki yang lebih dewasa darinya, meneguk ludah seraya mempertahankan kontak mata dengan lainnya. Jaeyoung harus menunjukkan serius pada dua orang yang paling menyayangi Youngjo selain dirinya, berusaha mengingat dialog yang telah dirinya tuliskan dengan bantuan dari beberapa teman sekalipun Jaeyoung meragukan tulis lainnya sungguh membantu.

Pujaan hatinya memperlihatkan diri dengan pakaian hangat yang besar di tubuhnya, kelihatan lembut dan begitu nyaman hingga Jaeyoung ingin mengulurkan tangan untuk memberi pelukan pada lainnya. Merapatkan jemari pada tempurung lutut dengan canggung saat dirinya mendengar Ayah dari Youngjo melakukan deham, menyadari perhatiannya yang meninggalkan sang calon mertua dan menatap Youngjo dengan sorot mata yang begitu jelas.

Youngjo tidak menempatkan diri di sisinya, menerima panggilan dari sang Ibu hingga Jaeyoung hanya menempati bangku seorang diri dan menghadapi tiga pasang mata yang memandang dirinya.

"Kau siapa?" Seunghyun merupakan sosok pertama yang memecahkan hening

"Namaku Shim Jaeyoung, usia," Perkenalan dihentikan saat Jiyong menggeleng, tahu bahwa dia memberi jawaban yang salah

"Tidak. Apa hubunganmu dengan Uri Young-ie?" Oh, ini yang dimaksud.

Jaeyoung mendengarkan tawa kecil dari Youngjo yang tak menemukan saat ini sebagai situasi mendebarkan, dan sejenak dia membiarkan bibir turut membentuk senyuman.

"Aku merupakan kekasih dari Youngjo" Jaeyoung mengenalkan diri

"Kau yang menghubunginya di larut malam?" Jiyong melemparkan tanya.

Dan Jaeyoung mengetahui Youngjo sebagai sosok sibuk lagi memiliki lingkaran sosial yang mengagumkan, tapi dia meyakini dirinya sungguh sosok yang dimaksud.

"I, ya?" Sedikitnya dia tidak memiliki ide mengapa tanya ini dilemparkan

"Kau menghubunginya atau dia menghubungimu?" Tekan Seunghyun tak membantu dia meluruskan tanda tanya

"Biasa, aku yang menghubunginya" Jaeyoung memberi jawab, melihat dua reaksi dari orang yang lebih dewasa

"Aku telah mengatakannya padamu" Bibir Jiyong membentuk senyuman miring saat mengatakan ini

"Kalian menjadikan ini sebagai taruhan?" Youngjo memahami bicara ini melebihi dirinya

"Iya" Seunghyun henti memasang ekspresi mendung, kembali memberi kesan serius

"Kau tidak membicarakannya pada banyak waktu, maka kami membuat pembicaraan mengenai kalian" Kata Jiyong

"Ini merupakan alasan yang masuk akal?" Youngjo menyuarakan tak habis pikir

"Iya. Dan, apa alasan yang masuk akal dari kau memperlihatkan diri di saat ini?" Seunghyun menatap lurus pada Jaeyoung

"Oh, aku," Jaeyoung memindahkan matanya pada Youngjo selama beberapa saat,

melihat garis senyum yang dia harap dapat dilihatnya sepanjang hidup, "ingin melamar Youngjo."

"Kau bersedia menghabiskan hidupmu dengan Youngjo?" Seunghyun bertanya

"Iya" Dan Jaeyoung tak memerlukan banyak waktu dalam memberikan jawab

"Young-ie tidak memiliki masalah untuk hidup dengan laki-laki ini?" Jiyong bertanya, pada Youngjo

"Jaeyoung, Ibu" Youngjo menyebutkan nama dari kasihnya andai sang Ibu melupakan perkenalan

"Poin dari pertanyaannya tidak berubah" Jiyong tak menunjukkan sulit dalam sikapnya

"Tentu, aku menyenangi hidup dengan Jaeyoung" Youngjo menjawab dengan mudah

"Kau tidak memiliki masalah keuangan?" Kembali, Seunghyun bertanya pada Jaeyoung

"Tidak, Paman" Jaeyoung menjawab, memikirkan dia melakukan salah saat Seunghyun mengerutkan dahi

"Panggilan ini membuat aku merasa tua" Kata Seunghyun menimbulkan panik Jaeyoung dan tawa Youngjo

"Saat mereka menikah, akan ada seseorang yang memanggilmu sebagai 'Kakek'" Jiyong mencetuskan kata

"Youngjo akan melakukannya?" Seunghyun menunjukkan ekspresi wajah seperti dia tidak paham,

sedikitnya Jaeyoung mendengar Seunghyun masih memikirkan Youngjo sebagai anak kecil pada beberapa kesempatan, mendapati sulit dalam membayangkan lainnya telah dewasa.

"Aku pikir mereka telah melakukannya" Kata Jiyong sebelum dua dewasa mengarahkan tatap pada Jaeyoung

"Tidak, tidak. Youngjo mengatakan dia ingin melakukannya saat kami telah menikah, jadi kami tidak melakukannya" Panik Jaeyoung

Seunghyun menerima jawab, "Kalian telah mengurus paspor atau lainnya?"

Bukan rahasia bahwa pernikahan dia dan Youngjo akan sulit untuk dilaksanakan di Korea, perlu melakukan perjalanan untuk mengadakan pernikahan.

"Aku dan Jaeyoung akan mengurusnya saat Ayah dan Ibu memberikan ijin" Youngjo menjelaskan

"Kalian telah menentukan negara yang dituju?" Seunghyun bertanya

Jaeyoung melempar tatap bertanya pada Youngjo, tak dilewatkan oleh Jiyong, "Shim Jaeyoung belum menentukannya."

"Aku menyerahkan pilihan pada Youngjo" Jaeyoung berterus terang dengan garis senyum yang canggung

"Kalau kau dan Youngjo percaya bahwa kalian dapat menghabiskan hidup dengan satu sama lain," Seunghyun melakukan angguk sebagai ijinnya

"Tapi kau perlu tahu untuk tidak menyakitinya" Jiyong memberi tambahan

"Aku tidak akan menyakitinya, tidak akan membiarkan dia menangis" Lekas, Jaeyoung berkata

"Bukan masalah andai dia menangis karena bahagia. Tapi kau paham siapa yang aku cari andai dia menangis karena sedih" Kata Seunghyun, memberi tatap mata yang tajam

"Tentu," Jaeyoung merapatkan bibir saat dia tidak meyakini panggilan apa yang dapat digunakannya pada calon mertua

"Ayah tidak serius" Youngjo ada di sisinya pada saat ini, suaranya tidak keras

"Entahlah. Aku yakin dia serius" Jaeyoung tahu ekspresi serius lagi bersungguh saat melihatnya

"Tidak ada yang perlu dicemaskan sekalipun dia serius, benar?" Tanya Youngjo di sisinya

Jaeyoung melakukan angguk untuk menyetujui dengan bersungguh, "Benar."

Tentu Jaeyoung memandang masa depan sebagai abu, bukan sesuatu yang jelas, tapi dia meyakini dirinya akan mengusahakan rasa bahagia sebagai familiar bagi Youngjo, mengupayakan kesedihan dan kecewa sebagai asing diantara mereka. Jaeyoung menemukan perasaan hangat dari tangan Youngjo yang menggenggam jemarinya, menyenangi rasa ini dan menghargai momen.

Seunghyun tak berusaha mengatakan apapun yang mengganggu mereka, atau Jiyong yang memintanya untuk tidak mengusik momen diantara anak kesayangan mereka dan calon menantu. Pergi dari ruang bicara tanpa menimbulkan keributan, membiarkan Jaeyoung melewatkan waktu dengan Youngjo untuk beberapa waktu yang lebih panjang.

(status : Complete)

Pair dan ide cerita ini disarankan oleh Jelly_peach. Lucu juga buat ngebayangin lamaran ini.

우리는 달로 이사했어요Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang