.
Dimensi Lain
.
.
.Hyungu tidak pernah memikirkan kehidupan tanpa musik, hanya temukan harinya diisi dengan permainan nada dan kata untuk disandingkan pada melodi. Tapi dia mendapati sunyi saat dia membuka matanya di satu hari, tidak mendengar suara sekalipun dia melihat laki-laki tak dikenal di sisinya membuka mulut hingga dia menekan telinga dan memberi tepukan kuat seperti Nenek berusaha memperbaiki televisi yang mengalami gangguan.
Telinganya tidak mendengar suara saat laki-laki dengan jas putih memasuki ruangan dan memeriksa kondisinya, dan Hyungu pikir matanya mengalami masalah saat dia membaca tulisan bahwa ada dugaan dimana pendengaran tidak lagi berfungsi. Kehidupannya berhenti, Dunia seakan runtuh saat tes yang dilakukan hanya membenarkan dugaan ini, sehingga Hyungu terjatuh andai tidak ada yang menahan tubuhnya dan menarik dirinya dalam peluk.
Tapi dia masih melanjutkan kehidupan di saat ini, tanpa memiliki nada atau melodi yang memberi kesan familiar lagi perasaan nyaman pada dirinya.
Ingatan masa lalu diinterupsi dengan carik kertas yang ditempatkan pada tangannya, "Pikirkan apa?"
Mata Hyungu melihat sang pemberi pesan yang menatap dirinya, kembali rendahkan pandangan karena intens dari tatap mata milik lainnya.
"andai" Hyungu tidak tahu apa dia menggunakan suara keras atau suara pelan, apakah dia memiliki nada yang tepat.
Tinggikan mata saat dia merasakan lawan bicara memberi tepukan ringan pada lengannya, lainnya tunjukkan bingung di sorot mata.
"Andai?" Sang lawan bicara memahami katanya, dan ini cukup bagi Hyungu
"andai tidak ada masalah, dengan pendengaranku, apa yang terjadi?" Lamban, Hyungu sampaikan pikirnya.
Ragu mengenai volume suara atau nada bicara, tapi sosok di hadapannya melakukan anggukan kecil saat dia meragu dan hendak berhenti dengan bicara.
"Kita," Isyaratkan diri sendiri dan Hyungu, "tidak bertemu."
Oh.
Seperti musik menjadi pusat kehidupannya di masa lalu, Yonghoon telah menjadi pusat kehidupannya selama tiga tahun terakhir.
Yonghoon merupakan tenaga medis yang menemani sisinya saat anggota keluarga memerlukan waktu untuk mencapai rumah sakit dimana dirinya menerima perawatan, merupakan sosok pertama yang menahan dia dari terjatuh dan terpuruk, merupakan seseorang yang tidak henti menemaninya dalam menerima kehidupan baru.
"Maaf" Oh, Hyungu familiar dengan gerakan bibir yang dilakukan lainnya
"kenapa kau mengatakan maaf?" Kening Hyungu mengerut saat dia bertanya.
Yakin dia menggunakan suara keras dengan Yonghoon yang mengerut dahi sebelum luruskan ekspresi wajah seperti tak ada apapun, dan carik kertas di tangannya diambil oleh Yonghoon.
"Kehidupanmu telah baik sebelum aku ada, dan akan baik tanpa aku" Tulis Yonghoon
"mungkin" Hyungu membalasnya dengan lamban.
Sejujurnya dia tidak menemukan alasan mengapa Yonghoon perlu meminta maaf, tapi dia tidak senang dengan keruh di ekspresi wajah Yonghoon.
"mungkin saja kehidupanku baik tanpamu, tapi kehidupanku lebih baik denganmu" Bicara Hyungu
"Senang" untuk mengetahuinya, satu kata yang diucapkan tapi Hyungu melihat kata lain di wajah Yonghoon,
turut membentuk senyuman di wajahnya seraya meraih tangan dari laki-laki yang lebih dewasa.
"dan mungkin di dimensi lain, kita dapat bertemu di festival musik" Andai Hyungu.
Yonghoon hanya memberi perhatian, tidak berusaha mengusik Hyungu dengan imaji menyenangkan dalam kepalanya.
"aku melakukan tampilan dengan temanku, melihatmu melakukan tampil seorang diri, lalu terkagum pada suaramu" Lanjut Hyungu
Bibir Yonghoon membuka dan Hyungu perhatikan, "Kau pikir suaraku mengagumkan?"
"tentu, kau memiliki suara mengagumkan" Hyungu menjawab dengan antusias.
Yonghoon mengerut dahi tapi melepaskan tawa setelahnya, terhibur dengan antusiasme Hyungu mengenai suaranya sekalipun dia yakin mereka hanya mengenal satu sama lain setelah pendengaran Hyungu mengalami masalah.
"kita mungkin membentuk kelompok dan melakukan penampilan bersama di dimensi lain" Hyungu melanjutkan.
Mata diarahkan padanya dengan kesan hangat, direndahkan untuk menulis beberapa kata dan menunjukkan tulis padanya ; "Aku akan senang untuk bergabung dengan kelompokmu."
"dan aku senang untuk menemukanmu di dimensi ini, ataupun dimensi lain" Kata Hyungu
"Kau ini," Hyungu pun mengenali gerakan mulut ini, biasa melihatnya saat Yonghoon temukan dia berlaku lucu atau tak terduga
"dan kau menyukaiku pada setiap dimensi" Tambah Hyungu dengan percaya diri
"Benar" Yonghoon mengungkap setuju dengan angguk kepala yang dia lakukan
"pun aku menyukaimu dan mensyukuri pertemuan denganmu di setiap dimensi" Hyungu meneruskan
"Terima kasih karena kau menemukanku di setiap dimensi" Tulis Yonghoon
"kita, menemukan satu sama lain," Canggung dalam menggunakan kata ganti.
Hyungu mengenali tatap mata yang lembut ini, mempersiapkan diri untuk merapatkan mata dan merasakan beban yang familiar dengan bibirnya. Tapi Yonghoon memalingkan pandangannya dan menunjukkan ekspresi wajah seperti dia merasa terganggu, membuat Hyungu turut memalingkan wajah dan menduga ada layanan pesan antar yang menginterupsi momen mereka.
Tersenyum pada Yonghoon yang menekuk wajah dengan Dongmyeong dan Giuk di belakang punggung saat lainnya kembali dari membuka pintu, tidak mendengar apapun sekalipun dia mengetahui Dongmyeong dan Giuk layang protes saat Hyungu sempatkan kecupan ringan pada bibir Yonghoon untuk memberi penghiburan pada si lebih dewasa dan menghapus kesan jengkel.
Berhasil, Hyungu palingkan perhatian pada Dongmyeong yang melakukan bicara terlalu cepat untuk dia pahami dan Giuk yang menggelengkan kepala, pun Harin yang ada di sisi ruang dengan ekspresi malas. Hyungu masih memiliki kehidupan di saat ini, bersenang hati hanya dengan melihat orang-orang yang berharga padanya.
(status : Complete)
Kepikiran ide ini gegara paralel universe di ONEWE - Shoot It Out. Ragu antara Yonghoon-Hyungu sama Harin-Hyungu, tapi tulisnya lancar pas pake nama Yonghoon, jadi aku terusin aja. Semoga cerita ini bisa menghibur ya.
Silahkan menyarankan pairing berikutnya >>>
KAMU SEDANG MEMBACA
우리는 달로 이사했어요
FanfictionKumpulan cerita dengan pairing dari ONEUS, ONEWE, atau ONEUS/ONEWE x idol lain. Jangan dibuka kalau kamu ngga suka.