Bab 5

753 133 7
                                    


"Kau bisa menempati kamar yang lain." Kata Ali setelah membaringkan Prilly di dalam kamarnya. Wanita yang datang bersama Prilly itu segera berlari menuju kamar yang ditunjuk oleh Ali.

Sementara Ali kembali memasuki kamarnya, sambil menyandarkan tubuhnya pada kayu pintu Ali tampak menelusuri tubuh wanita yang terbaring tak berdaya diatas ranjangnya. Kaki putih wanita itu terlihat berdarah mungkin terkena goresan ranting pohon ketika berlari di dalam hutan.

Ali tidak tahu apa yang terjadi tetapi sebagai manusia jelas ia harus menolong gadis ini dan membuktikan pada gadis keras kepala ini jika ia juga manusia bukan golongan binatang seperti yang wanita itu katakan tadi.

Perlahan Ali beranjak mendekati ranjang, ia sudah menyiapkan sebaskom air bersih juga handuk kecil yang akan ia gunakan untuk membersihkan tubuh wanita ini.

Jangan mencurigainya! Ali tidak semesum itu!

Perlahan tangan Ali mulai membuka hoodie yang wanita itu kenakan dan seketika Ali mengumpat saat mendapati bagian atas tubuh wanita ini begitu bersih dan 'padat'. Sialan! Sebagai laki-laki normal jelas Ali tergoda namun ia tidak akan bersikap pecundang dengan mengambil kesempatan dalam kesempitan.

Setelah membersihkan tubuh Prilly sampai ke kaki wanita itu, Ali beranjak berniat untuk menaruh baskom yang ia gunakan ke dapur minimalis yang ada didalam kamar penginapannya namun sebelum beranjak tangan Prilly terlebih dahulu menahan lengannya.

"Menikah denganku oke?"

Ali nyaris menyiramkan air di baskom ditangannya ke wajah Prilly jika wanita itu tak segera melepaskan pegangannya. Kedua mata Prilly kembali terpejam sementara Ali terpaku dengan baskom yang sudah ia angkat siap untuk ia siram wajah Prilly.

"Wanita gila!" Maki Ali sebelum beranjak keluar dari kamarnya. Sebelum benar-benar pergi Ali terlihat menyelimuti tubuh setengah telanjang Prilly dengan selimut miliknya.

Ali keluar dari kamarnya dan berhadapan langsung dengan wanita yang datang bersama Prilly tadi. "Bagaimana kondisi Mbak Prilly, Tuan?" Tanya wanita itu dengan suara terdengar bergetar pertanda jika dirinya benar-benar cemas saat ini.

"Dia baik." Jawab Ali singkat.

"Syukurlah. Saya benar-benar takut jika Mbak Prilly kenapa-napa." Ucap wanita itu sambil sudut matanya. "Saya merasa sangat bersalah pada Mbak Prilly." Ucap wanita itu lagi.

Ali meletakkan baskom ditangannya diatas meja lalu bersidekap menatap wanita yang sedang menangis didepannya ini. "Sebenarnya apa yang terjadi?" Tanya Ali dengan suara beratnya. Ali bukan ingin tahu urusan orang lain hanya saja dua wanita ini sudah menganggu kenyamanan dirinya disini.

Jika tidak ada wanita ini mungkin Ali sedang bersantai menikmati angin malam dengan secangkir kopi miliknya.

"Saya hampir dilecehkan oleh preman-preman di gubuk pinggir kota jika tidak ada Mbak Prilly mungkin saya benar-benar akan menjadi korban pemerkosaan dari para pria biadab itu!" Jelas sang wanita sambil terisak pelan.

Terdengar hembusan nafas panjang dari Ali, seumur hidupnya ia paling tidak suka ikut campur atau diikut sertakan dalam urusan orang lain bahkan urusan orang tuanya sendiri tetapi kenapa malam ini justru ia terseret dalam urusan dua wanita yang sama sekali tidak ie kenali.

"Saya akan pergi dari sini Tuan."

"Ini sudah malam."

Wanita itu menggelengkan kepalanya. "Saya tidak apa-apa lagipula saya memiliki sanak saudara didekat sini tapi sebelum saya pergi bolehkah saya meminta satu hal pada Tuan?"

"Apa itu?"

Wanita itu kembali menyeka air matanya. "Tolong jaga penyelamat saya, sampai kapanpun saya akan mengingat kebaikan hati Mbak Prilly dan saya berharap Tuhan selalu melindungi wanita baik hati itu." Ujar si wanita dengan tangisan harunya. "Dan saya yakin Tuan dikirimkan oleh Tuhan untuk menjadi penjaga Mbak Prilly." Tutupnya sebelum beranjak pergi meninggalkan Ali yang terpaku setelah mendengar perkataan wanita itu.

Dia menjadi penjaga wanita keras kepala itu? Lelucon macam apa ini!

"Saya tidak akan pernah bersedia menjadi pelindung siapapun termasuk wanita keras kepala itu!" Dengus Ali sebelum beranjak menuju teras penginapannya dan kembali melanjutkan acara santainya yang sempat tertunda akibat kedatangan wanita keras kepala itu.

***

Sekitar pukul 1 dinihari Ali yang mulai merasakan berat pada matanya beranjak menuju ke kamar. Pria itu sudah berniat untuk tidur di kamar kecil yang ada didekat kamar utama yang akan ditempati olehnya selama menetap di penginapan ini namun karena terlalu mengantuk sepertinya Ali lupa dengan niat awalnya.

Ali mengunci semua pintu juga jendela penginapannya lalu berjalan menuju ke kamarnya sambil menguap lebar. Pria itu tampak mengucek matanya namun tetap saja ia tak kuasa melawan kantuknya. Ali memasuki kamarnya setelah mengunci pintu ia berjalan menuju ranjang dimana Prilly masih belum terbangun setelah pingsannya tadi sementara Ali sepertinya juga lupa dengan keberadaan Prilly sehingga dengan santainya pria itu merebahkan tubuhnya lalu terlelap begitu saja.

Kedua manusia berbeda jenis kelamin itu terlelap dengan posisi bersebelahan, beberapa menit kemudian terdengar lenguhan dari Prilly, wanita itu sempat membuka matanya dan mengira jika apa yang ia alami malam ini adalah sebuah mimpi. Prilly kembali memejamkan matanya dan tak lama kemudian ia kembali terlelap.

Menjelang dinihari cuaca di dalam kamar itu semakin dingin hingga tanpa sadar Ali menggerakkan tubuhnya menarik selimut yang tadi ia gunakan untuk menyelimuti tubuh Prilly. Kini keduanya berada di dalam selimut yang sama, Prilly hanya mengenakan set pakaian dalamnya sementara Ali berpakaian lengkap.

Perlahan keduanya saling mendekat tanpa sadar, Ali mulai membentangkan lengannya sementara Prilly terus mencari kehangatan hingga akhirnya wanita itu berada dalam dekapan Ali. Saat merasakan kehangatan keduanya justru semakin menempelkan diri satu sama lain.

Kedua lengan Ali kini terlihat membelit tubuh mungil Prilly bahkan telapak tangannya bergerak tanpa sadar mengusap pinggul Prilly yang terasa lembut ditangannya. Prilly sendiri juga terlihat sangat nyaman dan menyukai aroma tubuh Ali sehingga wanita itu semakin mendekatkan dirinya pada tubuh besar itu.

"Eugh!" Suara lenguhan Prilly terdengar saat tanpa sengaja telapak tangan Ali menyentuh bagian dadanya terlebih saat tangan Ali memberikan remasan lembut pada benda 'padat' itu.

Mendengar suara lenguhan wanita perlahan Ali membuka matanya dan seketika ia terperanjat saat menyadari jika tangannya sedang menyentuh bagian dada wanita keras kepala yang ia tolong.

Ali mendorong cepat tubuh Prilly namun Prilly yang masih menikmati sentuhan Ali karena mengira itu mimpi justru meraih leher Ali dan mencium ganas bibir pria itu. Ali berusaha untuk sadar namun sebagai pria normal jelas ia tergoda terlebih ia sudah melihat sendiri kemolekan tubuh wanita ini.

Disisa kesadarannya Ali kembali mendorong tubuh Prilly namun saat tangan Prilly mulai menggerayangi bagian bawah tubuhnya disaat itu pula Ali kehilangan kesadarannya.

"Menikah denganku! Kali ini aku benar-benar memintamu untuk menikahi ku!" Bisik Prilly yang sontak membuat Ali yang nyaris terlena itu tersadar dan mendorong tubuh Prilly hingga wanita itu terlentang di ranjang.

Sepertinya Ali terlalu menganggap remeh wanita ini lihat saja kedua mata Prilly yang terbuka dan menatap datar dirinya. "Wanita gila!" Maki Ali sebelum beranjak meninggalkan Prilly yang masih dalam posisi yang sama.

Setelah pintu kamar tertutup, Prilly segera menarik selimut untuk menutupi seluruh tubuhnya. Demi Tuhan, awalnya ia mengira ini hanyalah mimpi ternyata semua yang ia lakukan tadi bukanlah mimpi.

"Sialan! Sialan!" Pekik Prilly dengan suara tertahan, ia tidak mungkin menjerit ditengah malam seperti ini. Karena permintaan aneh Neneknya, Prilly sampai bertindak segila ini.

"Menikahi ku?" Tiba-tiba Prilly menemukan sebuah ide cemerlang di dalam kepalanya. Jika ia berhasil membawa pria ini ke hadapan Neneknya dalam kurun waktu kurang dari 2 hari mungkin Senin depan ia akan segera dilantik sebagai Direktur.

Benar, Prilly bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk memenuhi syarat menyebalkan dari neneknya. Sialan! Kenapa ia tidak mengingatnya sejak tadi, batin Prilly sebelum beranjak keluar dari kamar dan berniat menyusul laki-laki menyebalkan itu.

Wajah tampan Ali jelas cocok bersanding dengan dirinya!

*****

The Guard's LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang