Bab 14

753 161 16
                                    


"Kau ingin kemana?" Tanya Ali saat mendapati Prilly sudah rapi dengan pakaian kantornya sementara Dokter menyatakan jika gadis ini masih harus menetap dirumah sakit untuk masa pemulihannya.

"Aku harus ke kantor." Jawab Prilly tanpa menatap Ali. Pria itu datang pagi-pagi buta setelah semalaman menghilang. Ali kembali ke penginapannya dan menyiapkan beberapa barang yang ia butuhkan untuk menjadi pengawal Prilly.

Setelah kejadian tadi malam, sungguh Ali merasa cemas jika meninggalkan Prilly bahkan satu menit sekalipun.

"Kau masih sakit."

"Aku pernah mengalami sakit yang lebih parah dari ini." Jawaban Prilly kembali membuat Ali bungkam.

Prilly terlihat cantik dengan pakaian sederhana namun terlihat begitu pas dan mewah ketika menempel pada tubuhnya. Rambut panjangnya ia ikat ekor kuda sementara wajahnya ia poles dengan makeup natural yang membuat penampilan Prilly semakin cantik dan mempesona.

Ali segera mengalihkan pandangannya saat Prilly berbalik dan menatapnya. Ibu Shintia sedang membereskan barang-barang milik Prilly memilih untuk segera keluar meninggalkan Ali dan Prilly disana. Ia sudah mendengar cerita dari Prilly jika pria tampan yang bersamanya adalah penyelamat Prilly, bukan hanya sekali tetapi nyaris berkali-kali.

"Kau yakin tidak mau menikah denganku?" Tiba-tiba Prilly bertanya membuat Ali tak senang. Ia paling tidak suka jika gadis ini sudah mengungkit-ungkit perihal pernikahan seperti ini.

"Menikah bukan perkara mudah terlebih kita tidak memiliki hubungan apapun sebelumnya." Ucap Ali sambil mengalihkan pandangannya dari gadis cantik didepannya ini.

"Kita bisa memulai semuanya setelah menikah."

Ali menoleh menatap Prilly yang terlihat menatapnya namun Ali bisa merasakan kekosongan dalam tatapan gadis didepannya ini. "Aku membutuhkan suami!" Lanjut Prilly tanpa mengalihkan tatapannya dari Ali.

"Dan aku sama sekali tidak berniat memiliki istri terlebih wanita keras kepala sepertimu!" Jawaban Ali sedikit membuat ulu hatinya sakit namun Prilly berusaha tegar dan menerima keputusan Ali dengan lapang dada.

"Baiklah." Prilly membalikkan badannya meninggalkan Ali yang sedikit terkejut dengan reaksi gadis itu. Biasanya Prilly akan gencar menggodanya jika ia menolak tetapi kenapa kali ini gadis itu seperti menerima keputusannya dengan begitu ikhlas.

Ada apa dengan wanita keras kepala ini?

Ali beranjak mengikuti Prilly, ia tidak membawa barang apapun karena semua barang miliknya sudah dia tempatkan disalah satu apartemen yang tak jauh dari apartemen Prilly. Ia sengaja menyewa disana supaya ia bisa menjaga Prilly dari jangkauan dekat.

Prilly berjalan anggun namun angkuh seperti biasanya sementara Ali terlihat mengikuti gadis itu dari belakang. Tujuan awalnya mendatangi negara ini adalah untuk memulai hidupnya yang aman dan damai justru membuatnya berakhir menjadi pengawal gadis keras kepala ini. Ali tidak tahu apa yang membuatnya mengambil keputusan ini, untuk saat ini Ali hanya ingin memastikan jika gadis keras kepala didepannya ini bisa selalu aman dan nyaman menjalani kehidupannya.

Ibu Shintia sudah menunggu didepan mobil bersama supir kepercayaan Prilly. Tatapan Ali dan supir itu beradu beberapa detik namun Ali seperti merasakan sesuatu yang tidak beres pada pria ini.

"Saya akan duduk didepan!" Ucap Ali sebelum beranjak menuju kursi penumpang sementara Prilly tak ambil pusing ia berjalan ke pintu belakang bersama Ibu Shintia, sementara Firman tampak tak suka dengan kehadiran Ali namun siapa yang perduli pria yang tak ia sukai itu justru terlihat merebahkan tubuhnya dengan nyaman.

"Mengemudi dengan benar jangan terlalu ikut campur urusan atasanmu!" Peringat Ali yang sontak membuat Firman terdiam.

***

The Guard's LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang