Ali tidak bisa menahan diri untuk tidak mengumpat saat Lucas menghubungi dirinya dan mengatakan jika istrinya benar-benar diculik. Ali yang masih berada di sekitaran rumah sakit segera berlari menuju parkiran. Ia harus segera menolong istrinya.Lucas ia perintahkan untuk menjaga Ibu Shintia, meskipun sempat menolak namun akhirnya Lucas terpaksa harus patuh pada titah Tuannya. Ali tidak ingin membawa nama Lucas dalam masalah ini, ia yakin masalah ini akan berdampak besar pada mereka mengingat status kewarganegaraan mereka dan saat ini mereka hanya menumpang disini.
Ali melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Beberapa kali mobil yang pria itu kemudikan terlihat menyalip mobil lain. Eskpresi wajah Ali terlihat datar namun tajamnya tatapan pria itu menandakan jika Ali benar-benar sedang diamuk amarah. Pria itu tidak akan mengampuni siapapun yang menyentuh istrinya.
Ponsel Ali berdering dan ia melihat panggilan dari Ibunya. Dengan helaan nafas berat Ali berusaha untuk fokus dan mengabaikan panggilan Ibunya, sejak tadi pria itu memang tidak menghiraukan ponselnya sama sekali kecuali panggilan dari Lucas.
Sebuah truk terlihat melintas didepannya tanpa menunggu lama Ali segera menghidupkan lampu sen mobilnya dan menyalip, beberapa mobil didepannya terdengar menekan klakson hingga berbunyi nyaring namun Ali tetap tidak perduli. Pria itu semakin memacu laju mobilnya hingga mobil-mobil yang berhadapan dengan mobilnya segera mengambil jalur kiri dan membiarkan Ali melintas.
Ali tidak perduli pada umpatan mereka karena yang ia perdulikan saat ini hanyalah keselamatan istrinya. Tak berapa lama mobil Ali mulai memasuki kawasan sepi, berdasarkan lokasi yang dikirimkan oleh Lucas sepertinya Ali sudah mendekati gudang tua dimana istrinya disekap. Ali mematikan lampu mobilnya lalu melajukan mobilnya dengan perlahan, ia menggunakan cahaya bulan sebagai penerang jalannya.
Tak berapa lama mengemudi Ali menemukan sebuah sedan warna hitam yang sangat ia kenali. Mobil Emilia.
Ali menghentikan mobilnya dibelakang mobil gadis itu lalu turun dan mencari keberadaan Emilia namun sayangnya Emilia tidak ada di dalam mobilnya. Ali berkacak pinggang terdengar helaan nafas berat pria itu, ia yakin Emilia turut andil dalam penculikan ini. Jika Emilia terbukti bekerjasama dengan Ferdinan, Ali bersumpah ia sendiri yang akan membunuh gadis itu.
Persetan dengan persahabatan orang tua mereka!
Ali menghela nafasnya sebelum beranjak menuju sebuah gudang yang tak jauh dari tempatnya sekarang. Pria itu sebisa mungkin bergerak tanpa menimbulkan suara supaya keberadaannya disini tidak menarik perhatian anak buah Ferdinan.
Ali berhasil masuk namun ia tidak tahu dimana istrinya berada. Ali ingin bergerak namun seseorang tiba-tiba menahan bahunya hingga membuat Ali tersentak kaget.
"Sepertinya malam ini Bos akan membiarkan kita bersenang-senang." Suara beberapa orang yang lewat terdengar.
"Kau bisa ketahuan jika tidak berhati-hati!"
Ali menoleh dan menatap sosok pria yang menolongnya barusan. "Arya?"
Pria yang menahan tubuh Ali tadi adalah Arya, jika tidak ada Arya mungkin Ali sudah ketahuan. "Kau disini?" Ali menatap Arya curiga sementara Arya melirik Ali sekilas lalu mendengus pelan. "Aku datang karena Emilia." Katanya ketus namun mampu membuat Ali mengerut bingung saat nama Emilia disebut oleh pria ini.
"Panjang ceritanya nanti ku ceritakan! Sekarang yang terpenting kita harus menolong mereka." Kata Arya yang berniat melangkah namun Ali menahan lengannya. "Siapa mereka?"
"Prilly dan mungkin Emilia juga sudah tertangkap. Aku menemukan mobil wanita itu kosong didepan."
Ali tidak lagi bertanya kini dirinya bersama Arya mulai bergerak mencari keberadaan Prilly juga Emilia. Diam-diam Ali dan Arya sama-sama sudah mengantongi senjata namun mereka tidak akan menggunakannya jika tidak ada hal mendesak. Mereka hanya ingin melindungi diri juga wanita-wanita mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Guard's Love
ChickLitNext story aku jangan lupa baca juga vote dan komennya yaaa..