Bab 7

666 131 12
                                    


Pemilik penginapan terlihat kebingungan saat seorang wanita mengenakan celana pendek melewatinya begitu saja. Pemilik penginapan itu ingin menegur dan bertanya siapa wanita itu namun sayang sebelum ia sempat membuka suara, wanita itu sudah terlebih dahulu memasuki sebuah mobil mewah yang segera melaju meninggalkan area penginapannya.

Di dalam mobil Prilly tampak merebahkan kepalanya yang tiba-tiba terasa pusing. "Darimana saja Anda Nona Prilly?"

"Jangan terlalu formal denganku Ibu Shintia!"

Shintia berdehem pelan sebelum kembali mengulang pertanyaan yang sama. Ia bersama supir datang menjemput Prilly dalam waktu kurang dari 10 menit. Jangan tanyakan bagaimana supir itu mengemudi dan melanggar peraturan lalu lintas atas perintah Ibu Shintia yang sangat mengkhawatirkan kondisi Prilly.

"Panjang ceritanya intinya tadi malam ada seseorang yang ingin mencelakai ku dan syukurnya aku berhasil melarikan diri hingga tersesat ke penginapan itu." Jelas Prilly secara singkat. Ia sengaja merahasiakan perihal kenekatannya menolong seorang wanita yang ingin diperkosa pada Ibu Shintia karena jika beliau tahu pasti Prilly akan kesulitan beraktivitas karena akan terus diikuti oleh sekretaris sekaligus orang kepercayaannya ini.

"Saya akan mencaritahu siapa yang ingin mencelakakan An- maksud saya Nona Prilly." Ralat Shintia yang hampir kembali berbicara formal dengan Prilly.

Sepanjang perjalanan Prilly memilih untuk memejamkan matanya, ia tidak tidur melainkan sedang memikirkan berbagai macam cara supaya ia bisa segera menikahi laki-laki yang menolongnya semalam. Prilly tak ambil pusing perihal gadis yang ia tolong tetapi malam meninggalkan dirinya, Prilly berharap gadis itu tidak lagi mengalami hal mengerikan seperti tadi malam.

"Bu Shintia."

"Saya Nona."

"Ibu tahu dimana wedding organizer yang terkenal dan terbaik di kota kita?" Tanya Prilly santai tanpa membuka matanya.

Shintia nyaris tersedak ludahnya sendiri saat mendengwr pertanyaan dari Ibu Bosnya yang begitu tiba-tiba. "Nona Prilly ingin menikah?"

"Tentu saja!" Jawab Prilly cepat.

"Dimana Nona akan membeli calonnya?" Ibu Shintia relfeks bertanya yang membuat Prilly membuka matanya. "Kalau dia bisa dibeli mungkin saya akan lebih mudah mendapatkannya Bu." Jawaban Prilly begitu ambigu membuat Ibu Shintia mengerutkan keningnya.

"Tapi cepat atau lambat aku yakin dia akan datang menemui ku." Sambung Prilly dengan senyuman tepatnya seringaian yang membuat Ibu Shintia semakin bingung.

"Tolong atur semua jadwal saya hari ini Bu Shintia. Saya ingin menemui Nenek setelah ini." Perintah Prilly yang langsung dilaksanakan oleh Ibu Shintia. "Baik Nona Prilly."

Supir pribadi Prilly segera mengemudikan mobilnya menuju apartemen Prilly, dimana waktu yang mereka butuhkan tak begitu lama dikarenakan hari masih pagi sehingga jalanan belum terlalu macet.

***

Prilly terlihat cantik dengan kemeja putih serta celana kain hitam yang melekat pada tubuhnya. Sepatu tinggi yang ia kenakan membuat penampilan wanita itu semakin cantik dan berkelas.

Prilly sengaja menemui Neneknya untuk menceritakan perihal calon suami yang sudah ia dapatkan. Prilly melangkah memasuki kediaman Neneknya, ia sudah hafal sekali dimana Neneknya berada di jam-jam seperti ini.

"Nenek!" Teriakan Prilly yang cukup kencang membuat Mega yang sedang merawat bunga-bunganya terperanjat kaget.

"Astaga Nak!" Prilly tertawa bahagia saat dirinya berhasil mengagetkan sang Nenek. Prilly berjalan cepat menuju Neneknya lalu memeluk wanita yang sudah merawatnya sedari kecil itu dengan erat.

The Guard's LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang