Bab 8

643 129 15
                                    


Ali pusing bukan main saat menyadari jika paspor miliknya telah dibawa oleh wanita yang ia tolong tadi malam. Kenapa semua rencana indah Ali harus hancur dalam waktu satu malam? Inikah balasan setelah dirinya berbuat baik?

"Sial!" Maki Ali sambil melempar ponsel dimana ia baru saja mendapat pesan berupa foto dimana gadis keras kepala itu sedang berada di kantor polisi dengan senyuman yang berhasil membuat Ali sakit kepala.

Senyuman wanita itu bagaikan alarm kematian untuk Ali.

Ting!

08117378xxx
Balas pesanku jika tidak aku benar-benar akan melaporkanmu pada polisi!

Ali menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya secara perlahan, jika sudah berurusan dengan pihak berwajib Ali akan kerepotan bukan perihal dirinya dideportasi atau apapun karena Ali tidak merasa sebagai pendatang gelap ia memasuki negara ibunya ini dengan syarat lengkap meskipun paspornya sudah dicuri tetapi Ali tetap tidak takut karena ia bisa membuktikannya nanti.

Namun yang membuatnya takut adalah orang tuanya. Ia yakin jika dirinya di deportasi ke negara tempatnya menetap bersama orang tuanya maka seumur hidup Ali tidak akan lagi memiliki kesempatan untuk menjalani kehidupan sesuai dengan keinginannya.

Jadi mau tidak mau Ali terpaksa membalas pesan wanita gila itu.

Ali:
Apa yang kau inginkan wanita gila?

Send.

Ali menghempaskan tubuhnya ke ranjang namun ada sesuatu yang terasa mengganjal di bawah punggungnya sehingga Ali kembali duduk dan memeriksa benda apa yang mengganjal tadi dan betapa terkejutnya Ali saat mendapati sebuah bra  yang hampir membuat kedua mata Ali melompat keluar.

"Argh!!" Teriakan Ali terdengar begitu keras. Pria itu melemparkan bra yang ia yakini milik gadis gila itu ke sembarang arah lalu kembali mengetikkan pesan singkat untuk Prilly.

Sementara di kantornya, Prilly tersenyum lebar saat mendapati pesan berisi sumpah serapah namun terkesan lucu dimatanya. Ia mengirimkan foto lamanya pada Ali sengaja untuk memancing pria itu supaya menemuinya namun sepertinya pria itu terlalu bersemangat untuk bertemu dengan dirinya sehingga kelepasan memakinya seperti ini.

Calon suami:
Sialan! Awas kau wanita gila! Aku benar-benar akan membunuhmu setelah ini!!!

"Hahaha!" Tawa Prilly terdengar memenuhi ruangannya hingga membuat Ibu Shintia yang bekerja diluar ruangannya mendengar suara tawa Bosnya itu.

"Sepertinya suasana hati Nona Prilly sedang bagus." Ucap salah seorang karyawan yang ternyata ikut mendengar suara tawa Prilly.

Ibu Shintia hanya diam dan kembali melanjutkan pekerjaannya sementara di dalam ruangan Prilly terlihat kembali mengetik pesan balasan untuk 'calon suaminya' dengan kekehan geli yang kembali terdengar.

Prilly:
Nanti malam kita akan bertemu di Cemara cafe. Jangan lupa datang dan dandan yang tampan. Sampai jumpa nanti malam calon suami.💋

Send.

"Gue bisa bayangin pasti pria itu sedang mencak-mencak disana!" Ucap Prilly sebelum meletakkan ponselnya dan kembali melanjutkan pekerjaannya.

"Sialan! Wanita gila! Dan sebentar lagi aku yang bakalan gila!" Jeritan Ali kembali terdengar membuat pemilik penginapan yang sedang berada disekitar penginapan Ali berhenti sejenak dan menatap kearah pintu penginapan Ali.

"Sepertinya penyewa kamar ini benar-benar gila." Celetuknya lalu berlari meninggalkan area kamar Ali yang kembali terdengar teriakan dari pria itu.

Hari-hari bahagia yang Ali bayangkan hancur dan lenyap hanya dalam kurun waktu kurang dari 24 jam. Ali terlihat lesu menatap langit-langit kamarnya. "Apakah ini balasan karena membohongi Daddy dan Mommy?" Lirih Ali dengan penuh kemurungan.

The Guard's LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang