"Hatiku terombang-ambing dalam samudera lara, hidupku tenggelam dalam palung luka dan rasaku mati terkubur dalam lubang air mata. Aku mencintainya tapi aku mengikhlaskan semuanya, semoga keajaiban terjadi pada cinta kita."
-FARADISA RENJANI-
🍂🍂🍂
Disa sesekali mencuri pandangannya untuk menatap Hafidz yang duduk berseberangan dengannya cukup jauh, Disa tersenyum getir dan membuang napasnya gusar. Ia benar-benar kehilangan sosok Hafidz sekarang, laki-laki yang sudah berhasil mewarnai hidupnya kembali meski tak berlangsung lama. Laki-laki itu akan segera menikah dengan seorang wanita pilihan orang tuanya.
“Mas Hafidz tidak ingin singgah dulu di sini?” tanya Dwi pada Hafidz yang terlihat memainkan ponselnya.
“Tidak, saya lagi ada kepentingan mendesak.” Jawab Hafidz beralih melihat pada Dwi sejenak.
Percakapan mereka berdua tak luput dari perhatian seorang Faradisa. Pasti kepentingan itu berkaitan dengan calon istri yang dimaksudkan oleh laki-laki itu tadi, apa mungkin mereka akan melangsungkan lamaran sampai-sampai Hafidz membeli bunga mawar merah? Air mata Disa mengalir begitu saja.
“Ini, mas bunganya. Ada tambahan?” tanya Rahma yang datang dengan membawa buket bunga mawar merah yang sangat cantik dan berukuran besar.
Hafidz menggelengkan kepalanya dan lalu menyodorkan beberapa lembar uang pada Rahma, “Terima kasih banyak."
“Mau lamaran ya, mas? Kok beli bunga segala mana mawar merah lagi.” ucap Dwi diakhiri dengan kekehan kecil.
“Nanti malam saya mau melamarnya mohon doanya dari kalian,” jawab Hafidz tersenyum tipis.
Deg!
Disa menghapus air matanya yang sudah mengalir deras sejak tadi, ia pun membalikkan tubuhnya agar tidak melihat Hafidz dengan senyumannya itu, ini sangat menyakitkan, Disa. Untuk mengalihkan air matanya, Disa menyibukkan dirinya meneliti beberapa deretan bunga yang tak jauh dari tempatnya.
“Disa ...”
Napas Disa tercekat mendengar suara bariton yang mengeja namanya, mengapa laki-laki itu menghampirinya mengapa tidak langsung pergi saja dari toko bunganya.
“Katakan saja apa keperluanmu.” jawab Disa tanpa membalikkan tubuhnya.
Tapi tiba-tiba laki-laki itu justru berdiri tegak di sampingnya, “Aku ingin berterima kasih padamu.” katanya.
Disa bergetar yang hanya bisa membalasnya dengan bergumam dan membiarkan laki-laki itu berbicara semaunya, toh Hafidz sebentar lagi akan menjadi milik orang lain.
“Aku berterima kasih sama kamu sudah mengajarkan aku untuk menjadi laki-laki yang berjuang, terutama dalam babakan cinta. Aku memang tidak bisa memenangkan hati kamu, Disa, tapi aku harap kamu tidak melupakanku dan kita akan tetap menjadi teman seperti katamu,” ucap Hafidz.
Disa tersenyum getir, “I-iya, kita akan tetap menjadi teman.”
“Aku harap kamu datang diacara pernikahanku nanti,” balas Hafidz lirih tapi masih sangat jelas terdengar di telinga Disa.
“Kita sudah selesai, lupakan segalanya yang pernah terjadi di antara kita. Ikhlaskan aku dan begitu pun sebaliknya,” jawab Disa.
“Apa kamu mencintaiku?” tanya Hafidz.
Deg!
“Tidak ada cinta di tengah suatu hubungan pertemanan kita,” balas Disa, “Tidak! Aku berbohong atas segalanya, aku mencintaimu, Hafidz!” lanjut Disa dalam hati.
![](https://img.wattpad.com/cover/358028849-288-k571798.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SINCERITY OF LOVE [TERBIT] ✓
RomanceTidak pernah ada yang baik-baik saja setelah ditinggalkan orang yang kita cintai. Faradisa Renjani, sang pemilik toko bunga 'Disa's Florist' hanya menghabiskan waktunya sendirian di dalam toko, dan tempat-tempat sepi seolah enggan berbaur dengan ban...