DUA BELAS || AJAKAN MAKAN MALAM

342 34 2
                                    

"Kenyamanan dan ketenangan hati sudah mampu kuterima dan kurasakan, dengan itu apakah bisa aku menyebutnya bahwa aku sudah mulai mencintaimu, Tuan?"

-FARADISA RENJANI-

🍂🍂🍂

Written By : nonamarsanda

Hari demi hari terus berlalu, Hafidz Nugraha masih belum menyerah untuk mendapatkan hati seorang Faradisa Renjani. Meski masih terlihat cuek dan judes tapi Faradisa sudah tidak lagi pernah mengabaikan panggilan atau pesannya seperti dulu.

Pria itu juga masih sering datang ke toko setiap pagi, jika tidak sempat maka ia akan datang pada waktu sebelum jam makan siang dengan membawa makanan untuk Faradisa dan para karyawannya, serta snack dan jajanan pokoknya setiap hari toko Disa tidak pernah kekurangan camilan.

Faradisa sadar, jika dirinya tidak lagi bisa menepis rasa yang semakin lama kian tumbuh dan membesar setiap harinya. Ia sadar, jika perasaan yang dimilikinya adalah perasaan cinta, ya pada akhirnya Disa mengakui jika ia sudah mulai jatuh cinta. Meski ia sudah jatuh hati kepada Hafidz, tapi sosok Sandi tidak akan pernah pergi dari hatinya karena ia memiliki tempat tersendiri di dalam hatinya.

Wajah cantik Faradisa menatap cemas ke arah pintu toko, akhir-akhir ini Faradisa lebih sering berada di depan bersama Rahma dan Dwi, ketimbang sendirian di dalam ruangannya tujuannya tentu sudah jelas, selain membantu mereka berdua ia ingin menyambut Hafidz. Pagi ini, pria itu tidak datang dan juga tidak mengirimkan pesan kepadanya membuat perasaannya dilanda kecemasan.

Ting!

Tapi beberapa menit setelahnya, bibir tipis Faradisa tersenyum semringah saat melihat sosok yang ditunggunya akhirnya datang. Sosok laki-laki bertubuh tegap dengan setelan bajunya yang khas seperti biasanya, kemeja putih dengan jas dan celana hitam panjang lengkap dengan sepatu yang senada dan mengkilap. Sosok itu adalah Hafidz Nugraha, laki-laki yang berhasil membuat hati seorang wanita cantik bernama Faradisa akhir-akhir ini tidak tenang karena dirundung oleh kembang cinta yang hendak mekar.

Seperti biasa, Hafidz tampak menenteng beberapa totebag dengan senyuman yang selalu menghiasi wajah tampannya itu. Faradisa tersenyum tipis, sangat tipis. Eits! jangan salah, tetapi kedua pegawainya, Rahma dan Dwi menyadari kalau Faradisa tengah tersenyum melihat kehadiran Hafidz yang sudah ditunggunya dari tadi.

"Akhirnya yang ditunggu-tunggu Mbak Disa datang juga!" seru Rahma yang membuat Disa menatapnya nyalang.

"Benar begitu?" tanya Hafidz melihat ke arah Rahma sejenak, seraya mengulum senyum dan melirik Faradisa sekilas.

Dwi dan Faradisa mengangguk kompak. "Iya loh! Pak Hafidz ini ke mana saja, Mbak Disa sangat khawatir sama Bapak." sahut Dwi.

Rasanya Disa ingin menenggelamkan kedua pegawainya ini ke lautan, "Jangan dengarkan mereka." kata Disa dengan nada kesalnya.

Hafidz terkekeh melihat respons Disa, "Memangnya kenapa? Sepertinya mereka berkata jujur."

"Nggak! Siapa juga yang tungguin kamu? Nggak ada!" elak Disa mengalihkan pandangannya agar tatapannya tidak bertemu dengan Hafidz.

"Oke baiklah. Terserah apa kata kamu saja, lebih baik sekarang kita makan. Pasti kamu belum makan siang, bukan?" final Hafidz yang dengan pasrah diangguki oleh Faradisa.

Seperti biasanya, makan siang berlangsung bak seperti reuni keluarga di ruangan yang memang sudah disediakan menjadi ruang tamu yang biasanya digunakan untuk menunggu pesanan sang pembeli. Hafidz dan Faradisa makan siang bersama dengan semua pegawainya, hanya saja tempat duduk Hafidz dan Disa lebih berjarak dari ke empat pegawainya. Kini hanya tersisa suara dentingan sendok makan dan piring memenuhi ruangan toko bunga hingga tak terasa mereka sudah selesai dengan makan siangnya.

SINCERITY OF LOVE [TERBIT] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang