DELAPAN BELAS || RENCANA

356 31 2
                                    

"Setelah melihat semua perjuanganmu yang begitu gigih selama ini, apakah pantas jika aku menolakmu?"

-Faradisa Renjani-

🍂🍂🍂

“Bagaimana, Disa?” tanya Hafidz setelah duduk dan meletakkan buket bunga itu.

Disa menghela napasnya sejenak dan memberanikan diri untuk menjawab pertanyaan dari Hafidz, “Maaf, tapi aku--"

Hafidz sudah sangat berdebar, dan juga cemas takut kalau-kalau Disa menolaknya. Ya, meski pun sebelumnya perempuan itu mengatakan mencintainya tapi tetap saja Faradisa Renjani adalah orang yang susah di tebak.

Jika di lihat dari dekat, sudah bermunculan bulir-bulir keringat di dahi Hafidz. Bukankah pria itu harusnya tersenyum senang, karena Disa memiliki perasaan yang sama dengannya?

"Disa, sayang? Bagaimana nak?" tanya Mama Diandra yang sama tidak sabarnya dengan Hafidz.

Disa berdeham, melihat wajah panik Hafidz rasanya Disa ingin tertawa sekarang. Ayolah, pria itu kenapa malah terlihat panik sih?

Disa sengaja mengulur waktu, menambah kepanikan Hafidz.

Brak!

Hafidz sampai menggebrak meja, untungnya bukan dengan keras. Tentu saja, jika itu terjadi dirinya akan malu sekali karena jadi tontonan semua pengunjung.

Pak Sahril, dan suami dari Mama Diandra tertawa. Sementara Aprilia, sang ibu mendelik ke arah putranya.

"Yo sabar tho Fidz. Kamu ini kentara banget kebelet nikahnya." Guyon sang Ayah dari Hafidz.

Hafidz hanya menghela napas, ayolah kenapa rasanya lama sekali untuk Disa memberikan jawabannya?

Disa mengulum senyum, begitu pun dengan Mama Diandra. Ia sungguh tidak menyangka jika Disa dan Hafidz sudah bertemu dengan sendirinya sebelum rencana perjodohan mereka ada.

Disa lantas menatap Mama Diandra, ia tatap wajah cantik yang tengah tersenyum ke arahnya seraya mengangguk pelan. "Kamu boleh bahagia sayang. Mamah ingin kamu bahagia sayang." ucapnya, yang seolah tahu arti dari tatapan sendu yang di berikan oleh Disa.

Disa mengangguk, dan beralih menatap Hafidz. "Iya, aku mau. Aku mau menerima lamarannya Mas Hafidz."

Syuung! Dar!!

Hafidz merasakan ada letupan kegembiraan di dalam dadanya, hatinya benar-benar sangat senang sampai ada letupan kembang api yang memenuhi dadanya. Wanita cantik yang selama ini ia perjuangkan akhirnya akan segera menjadi miliknya.

Semua perjuangan, dan usahanya berbuah manis.

Faradisa Renjani, si cantik dengan lesung pipit itu benar-benar menerima lamarannya.

Argh! Ia jadi menyesal tidak membooking satu restoran untuk acara yang di selenggarakan hari ini. Sungguh rasanya ia ingin melompat-lompat karena saking senangnya, tapi karena mereka tengah berada di tengah keramaian, maka ia terpaksa harus menahan semua itu. Ia harus jaga image!

Ayah dari Hafidz terbahak, putranya ini akhirnya berhasil juga mendapatkan wanita yang ia inginkan.

"Jadi gimana? Mau langsung atur tanggal pernikahan, atau tunangan dulu?" tanya Aprilia, ibu dari Hafidz.

"Langsung nikah aja nggak sih, Bu?" Hafidz mengusulkan.

Aprilia mengangkat bahu, dan menatap Disa. "Kamu setuju nggak?" tanyanya kepada Disa.

Disa tampak meremas jemarinya yang berada di bawah meja. "Apa nggak terlalu cepat?"

"Nggak kok!" Serobot Hafidz, kemudian pria itu mengaduh karena sang Ibu memberikan pukulan pedas pada bahunya. Ibunya ini tidak tahu saja, betapa susahnya ia mendapatkan Faradisa Renjani, jika sudah begini mana bisa ia bersabar lebih lama lagi.

SINCERITY OF LOVE [TERBIT] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang