19 CCTV

6 4 0
                                    

Aerlang berdiri tepat di samping jalan, kini dia berada di jalan Pancasila. Yakni lokasi kecelakaan maut 2 tahun lalu. Iya, masalah itu terus berputar di otaknya. Tidak ada salahnya jika dia yang turun langsung untuk menyelesaikan masalah itu bukan? Dia juga ingin mengetahui, kenapa dia terus mimpi buruk setelah kejadian tersebut. Siapa tahu, jika dia menemukan faktanya, dia jadi terbebas dari mimpi buruk itu.

“Fungsi gue di sini jadi apa lagi?” tanya cowok berkacamata bulat di sebelahnya.

Aerlang tetap memandang lurus ke depan. Tempat terakhir dia melihat Mamanya dan Amella terluka parah, tempat yang dulunya menjadi TKP kecelakaan mereka kini terlihat menjadi jalan normal, banyak kendaraan yang berlalu lalang di sana, mereka tidak mengetahui bahwa jalan yang mereka lalui pernah memakan korban.

Bola matanya berputar, menelusuri sekitar. Dan ketemu. Dia mendapati benda yang ia cari, yaitu CCTV. Terdapat banyak CCTV di area itu, bukankah akan sangat mudah mendapatkannya. Dia memulai dari CCTV yang berada di depan cafe yang bisa diperkirakan dapat melihat kecelakaan itu.

“Gue butuh bantuan lo,” ucap Aerlang kepada Zaky.

Iya. Tujuannya berada di sini adalah untuk mencari video asli kecelakaan dua tahun lalu, seharusnya cctv itu sudah ada sejak saat itu. Karena dia tau kafe itu sudah lama berdiri. Dia juga mengajak Zaky, karena dia berpikir Zaky bisa membantunya, tak ada salahnya, ‘kan.

Aerlang dan Zaky akhirnya memulai misi mereka.

Aerlang masuk satu persatu tempat CCTV itu berasal, dan Zaky hanya terus mengekori Aerlang. Sebenarnya dia juga tidak tahu kenapa dia berada di sini. Tapi, ah sudahlah.

“Lang ... Udah, istirahat dulu,” lirih Zaky lelah. Dia membungkuk dengan tangan yang menyentuh lututnya.

“Kenapa dari semua CCTV itu ngga ada yang punya video kecelakaan itu,” gumam Aerlang kebingungan.

Benar, mereka sudah bolak-balik keluar masuk kafe, pabrik, bahkan hotel yang mempunyai CCTV yang mengarah ke lokasi itu. Tapi, tak ada satu pun yang mempunyai video tepat saat kejadian itu terjadi. Sangat aneh. Tapi memang banyak bangunan baru di sini. Saat kecelakaan itu terjadi, minim CCTV yang ada. Namun ada 2 tempat yang mempunyai CCTV saat itu, tapi tidak ada video tepat kejadian itu. Padahal semua video yang lebih lama dari dua tahun lalu-pun masih ada. Kenapa hanya video itu yang tidak ada? Mereka juga terlihat agak mencurigakan. Atau, Noval sengaja menyembunyikan ini semua?

Ternyata tak semudah yang ia pikirkan. Tapi, dia tak boleh menyerah, hingga dia mencapai pencapaian yang ia inginkan.

Atau, mungkin pembunuh itu tahu kalau mereka sedang mencarinya?

Aerlang termenung beberapa saat. Kemudian, matanya tertuju kepada CCTV yang lokasinya memang agak jauh jauh dari TKP. Dan CCTV itu pun tidak mengarah langsung ke lokasi. Namun, terdapat keinginan kuat untuk menyelidikinya.
Dengan cepat Aerlang berlari mendekati CCTV yang ia maksud.

“Apa lagi?” Zaky mendengus kesal. Dia melirik tajam punggung Aerlang, Dia benar-benar membuatnya marah.

Aerlang menatap pet shop yang sepertinya sudah lama tutup, cat yang sudah mulai pudar, bagian depan yang rusuh tak terawat. Dia jadi tak yakin.
Aerlang masih berdiri terpatung di depan pet shop itu. Namun, lamunannya membuyar saat merasa ada seseorang datang di depannya.

“Oh, Erlang! Abangnya Mella!” seru Naka menebak. Sebenarnya dia sedikit terkejut saat mendapati Aerlang di sana. “Ngapain di sini?” tanya Naka sambil menunjuk Aerlang dan pet shop bergantian.

Belum sempat Aerlang menjawab, Naka terlebih dahulu menyahuti.

“Jangan bilang! Lo cari CCTV itu?” tebaknya sekali lagi.

Mendengar itu, Aerlang menautkan kedua alisnya. Bagaimana dia tahu? Dia sering mendapati Amella dan Naka bersama. Apa Amella menceritakannya kepada cowok ini? Tapi kenapa! Dia sangat mengenal adiknya itu yang tidak mudah percaya kepada seseorang, tapi apa ini! Apa yang membuat Amella nyaman, hingga mau bercerita dengannya?

“Dari mana lo tau?” tanyanya balik.

“Bener?! Lo di sini karena, kecelakaan 2 tahun lalu yang dialami Amella?!”

Dia benar-benar mengetahuinya. Apa lagi ini, kenapa semua orang tau? Ada berapa orang lagi yang tahu akan hal ini? Dan akan ada berapa orang lagi yang akan terlibat dalam masalah ini.

“Mending lo pergi,” ketus Aerlang. Dia tak ingin, rencananya gagal.

Seketika raut wajah Naka berubah cemberut. Dia seperti tak menyukai apa yang Aerlang barusan katakan. “Sorry, kalau buat lo ngga nyaman. Tapi, gue di sini karena Amella, gue juga pengen tahu. Dan mau bantu dia nemuin pembunuh itu.”

Aerlang termenung setelah mendengar pengakuan dari Naka. Dia tak menyangka, ada seseorang yang peduli kepada adiknya, selain dirinya.

Suara pintu terbuka membuat mata mereka tertuju kepada pintu itu.  Mereka menatap bingung kucing yang baru saja keluar dari sana. Dia juga berpikir, kenapa masih ada kucing di tempat itu. Dan juga, terlihat kebingungan.
Mata mereka langsung beralih kepada kakek dengan rambut putihnya, keluar mengambil kucing peliharaannya yang berada di depan pintu.

Mereka bertambah terkejut melihat fakta itu, ternyata bangunan itu masih ada yang menempati.

“Pak, tunggu!” cegah Naka saat melihat kakek itu ingin menutup pintunya.

“Saya ingin minta tolong!”

Naka berusaha membujuk kakek itu agar dapat menunjukkan video kejadian itu. Dia semakin yakin saat kakek itu bilang jika CCTV itu sudah ada sejak lama, dan sangat lama juga kakek tak memeriksanya. Naka membujuk kakek itu sekuat tenaga, hingga mereka mendapat kepercayaan dari sang  kakek.

“Terima kasih kek!” seru Naka saat mendapatkan izin. Dan berhasil membujuk kakek itu.
Semudah itu? Batin Zaky.

“Tapi ...” kakek itu menatap Aerlang dana Zaky.

“Oh, ini teman saya. Kalau yang ini kakak saya! Ngga apa-apa ikut, ‘kan kek?”  sahut Naka bersemangat. Saat merasa sang kakek terlihat tak percaya kepada dua manusia yang satu itu.

Naka mengabaikan tatapan Aerlang yang menatap tajam dirinya. Dia tak peduli, lagi pula mereka juga butuh melihat video itu bukan.

“Masuk, hati-hati,” ujar kakek itu sambil menggendong kucingnya. Dia terlihat melihat sekitar sebelum menutup pintu.

“Ketemu!” seru Naka saat melihat video tepat di saat detik-detik kejadian itu terjadi.

“Arah CCTV itu sempat sengaja saya ubah. Saya tidak tahu, ternyata CCTV ini menyimpan rekaman kecelakaan itu,” ucap sang Kakek yang disahuti anggukan dari mereka semua.

“Lo yakin? Sanggup liatnya?” tanya Zaky khawatir kepada Aerlang. Dia sedang duduk di depan layar komputer, diikuti Aerlang dan Naka yang berdiri di belakang mereka, siap untuk melihat videonya.

Setelah mendapat anggukan dari Aerlang. Zaky langsung menekan tombol mulai, dan mereka berusaha melihatnya dengan saksama.

Terdapat remaja bertopi dan memakai jaket berjalan santai di tengah jalan yang sepi, kemudian tak lama muncul mobil. Sepertinya mobil itu terkejut, karena ada seseorang di tengah jalan. Mobil itu membanting stirnya menabrak pembatas jalan, berusaha menghindar darinya.
Tak berselang lama, dari dalam mobil keluarlah seseorang wanita yang sempoyongan berjalan ke arah remaja yang terjatuh di tengah jalan. Namun, hal tak terduga terjadi. Di mana, remaja itu malah memukul kepala wanita itu berkali-kali dengan tongkat yang ia bawa. Dia membabi buta. Hingga wanita itu terkapar lemah tak berdaya dengan kondisi yang sudah sangat miris.

Setelah itu, remaja itu berganti mendekat ke arah mobil. Dia terlihat sedang melakukan sesuatu dengan tongkatnya lagi di sana. Kemudian, dia langsung berlari menjauh dan tak kembali.
Tanpa Aerlang sadari, wajahnya sudah pucat pasi. Tangannya memerah karena terus mengepalkan tangan kuat-kuat. Dia tak pernah menyangka, ternyata ini faktanya. Di dalam rekaman ini terlihat sangat jelas! Sangat jelas! Dengan cepat dia mengusap air matanya, tak ingin terlihat lemah.

“Itu? Tongkat kasti?” tanya Naka menyadari, benda yang ia gunakan terasa familier di penglihatannya.

“Tongkat kasti hijau, persis yang berada di TKP pembunuhan kakak?!”

Mendengar perkataan dari Naka, Aerlang beralih menatap Naka bingung, “Maksud lo?”

***

vote

Jiwa yang Terluka {On Going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang