11 Rumor

9 6 0
                                    

Cewek dengan seragam rapi, rambut yang ia biarkan terurai juga tak lupa balutan perban yang masih menempel di tangan kirinya. Ia berjalan memasuki area sekolahnya, dengan menggendong tas di bahunya. Tak jauh darinya dia bisa melihat Debrio yang baru saja keluar dari mobil. Dia jadi ingat perintah Noval. Apakah dia perlu mendekatinya?

5 detik kemudian Amella berlari kecil mendekati Debrio dan berjalan di sampingnya.

“Hai,” sapa Amella, “Pagi.”

“Ha? Iya. Tumben,” jawab Debrio menyadari keanehan pagi itu.

“Ngga apa-apa,” Amella tersenyum kaku, “Oh iya, gue kan udah janji mau ntraktir lo.”

Debrio sedikit tertawa, “Akhirnya lo inget juga, nanti jam istirahat gue jemput di kelas lo.”

Amella mengangguk paham. Mereka berjalan bersama di koridor sekolah menuju kelas mereka masing-masing.

Namun, ada yang aneh. Kenapa di setiap langkah Amella dia bisa melihat semua murid di sana sedang meliriknya aneh. Ada apa ini! Semua mata tertuju padanya sekarang, apakah dia sudah membuat masalah, apa yang ia lakukan hingga mendapat tatapan sinis dari mereka.

Cewek itu berusaha berjalan dengan santai tanpa menghiraukan tatapan mereka.

“Gue duluan ya, kelas gue naik 1 lantai lagi. Jangan lupa ntar istirahat,” pamit Debrio lalu pergi menaiki tangga.

Amella hanya tersenyum dan mengangguk sebagai jawaban.

Abaikan-abaikan. Keknya ini Cuma perasaan gue aja, batin Amella masih berpikir positif. Saat mereka masih saja meliriknya sinis terus menerus.

Amella memasuki ruang kelasnya, dia melirik Hany yang sudah duduk rapi dibangkunya. “Pagi,” sapanya lagi kali ini kepada Hany yang tengah fokus bermain ponsel itu. Hany hanya menjawab anggukan, mungkin mood cewek itu sedang tidak baik.

Amella membuka ponselnya dan melihat grub WhatsApp yang beranggotakan semua murid seangkatannya itu sangat ramai dan terdapat ratusan pesan yang masuk, memang Amella jarang sekali membuka grub itu, bahkan dia tidak pernah  komentar di sana. Tapi, ini pertama kalinya dia mendapat pesan sebanyak ini.

“Keknya lo jangan buka WA dulu deh,” ucap Hany kepada Amella khawatir. Tapi sudah terlambat. Amella sudah membuka pesan dari grub WhatsApp itu.

Betapa terkejutnya dirinya saat menemukan foto dirinya dan Aerlang sedang memasuki apartemen, juga terdapat foto mereka bersama berpelukan di balkon apartemennya. Sudah di pastikan, semua pesan setelah itu adalah cibiran dari mereka untuk dirinya.

•Kelas XI Slaayy


Sumpah demi apa? Itu Aerlang Sama siapa?

Mereka masuk apartemen Cuma berdua?

Trus pelukan di balkon?

Parah sih, Aerlang guuee.

Itu Amella anak kelas sebelah ngga sih.

Murahan banget jadi cewe.


Dengan cepat Amella mematikan ponselnya, tidak ingin membaca cibiran mereka terlalu dalam.

Jiwa yang Terluka {On Going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang