11. Kediaman Foster

430 25 0
                                    

Happy Reading


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Avariella telah sampai di kediaman Foster. Ia tentu mengetahui cerita di balik mansion yang terlihat suram ini. Seperti tidak ada kehidupan disini, begitu sunyi dan hening.

Avariella kini tengah duduk di ruang kerja Adolf ditemani cemilan yang lumayan banyak. Lelaki itu kini tengah fokus dengan dokumen di tangannya. Sudah dua jam Avariella menunggu, dan sekarang ia sangat bosan.

"Duke, biarkan aku pulang." Entah sudah berapa kali ia mengucapkan kata-kata itu, tidak satupun yang dijawab oleh si Foster itu.

Ia beralih menatap pintu yang masih dijaga oleh Fawn, serigala putih milik Adolf. Ia tidak takut dengan serigala itu, hanya saja seingatnya Fawn sedikit tidak suka dengan orang baru. Walaupun di novel ia sangat ramah dengan Avariella, tapi ia kan bukan Avariella. Ia tidak ingin mati dimakan serigala putih itu.

Tapi ini sudah lama. Lebih baik ia di kediaman Elara untuk istirahat atau setidaknya ia membantu Earla mengurus dokumen bisnis. Bukannya hanya berdiam disini.

"Fawn, pergilah. Aku ingin pulang." Ajaibnya Fawn langsung berdiri dan memberikannya jalan.

"Kenapa tidak sedari tadi aku melakukannya." Ujarnya seraya berjalan membuka pintu.

Belum sempat ia membuka pintu tersebut, dia sudah ditarik ke belakang. Untung saja tidak jatuh. Keterlaluan Foster sialan ini.

Avariella berbalik menatap netra indigo milik Adolf yang menatapnya dingin. Ia berusaha melepaskan cengkramannya. Bukannya terlepas malah ia dipeluk dengan kencang.

Jantungnya berdetak tak karuan. Baru kali ini ia dipeluk orang asing. Dan perasaannya menunjukkan ketidaknyamanan. Setelah duduk di pangkuan lelaki ini, sekarang ia dipeluk seenaknya. Memang kurang ajar.

"Lepas sialan!" Serunya marah.

"Diam Avariella, atau kau tidak akan bisa kembali ke keluargamu." Ujar Adolf dingin.

"Aku tidak takut dengan ancamanmu, sialan." Avariella masih memberontak.

"Baiklah kau yang meminta. Pernikahan kita dimajukan minggu depan." Adolf melepas pelukannya dan duduk di kursi kerjanya.

"Apa-apaan kau! Kau tidak berhak melakukannya tanpa persetujuanku." Marah Avariella.

Bisa mati cepat ia jika pernikahan dimajukan. Ia masih belum tau alur sudah benar-benar kacau atau tidak. Bisa saja kematian Avariella akan dipercepat jika pernikahannya dipercepat.

I'm not MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang