😺😺😺
Fanny Delaney, seorang dokter berusia 25 tahun. Gadis yang sering kali ditanya kapan menikah itu sangat mencintai stetoskopnya. Memiliki keluarga yang menuntut kesempurnaan. Meski begitu ia tetap merasakan kebahagiaan. Ia lebih memilih disuru...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hari ini adalah keberangkatan Adolf menuju perbatasan. Pagi ini Avariella makan di ruang makan mansion utama ditemani oleh Adolf. Duke Arlen dan Egan sedang ada urusan di perbatasan barat. Semalam mereka berangkat, dan kemungkinan Avariella pergi ke perbatasan barat adalah ketika mereka kembali.
Avariella menghela napas berat ketika menatap Adolf yang duduk tanpa menyentuh makanannya. Lelaki itu sedari tadi hanya diam tanpa mengeluarkan sepatah katapun, bahkan sejak keluar dari restoran kemarin.
"Kau kenapa sebenarnya?" Geram Avariella.
"Kau yang diam sedari kemarin, Ava. Apa kau jatuh cinta pada anak Marquess Bailey itu?" Tanya Adolf dengan muka masam.
"Apa maksudmu?" Heran Avariella.
"Kau hanya diam sejak keluar dari restoran itu. Apa dia mengalihkan perhatianmu dariku?" Lagi, Avariella tak paham apa maksudnya.
"Siapa yang kau maksud, Duke?" Kesal Avariella.
"Jangan membentakku, Ava." Ujar Adolf dingin.
Avariella menatap Adolf dengan sorot menantang. Ia tak suka diatur dan tak akan pernah mau diatur seenaknya. Apalagi Adolf hanya orang asing baginya.
"Jangan mengaturku, jelaskan saja apa maksudmu." Ujar Avariella datar.
Adolf menarik Avariella menuju kamar gadis itu. Sesampainya di kamar itu ia menutup pintu dengan kencang. Ia beralih menghampiri Avariella yang sudah berdiri di balkon kamarnya. Ia melingkarkan tangannya di pinggang gadis itu dan meletakkan dagunya di puncak kepala Avariella.
"Bukankah tidak sopan meninggalkan meja makan saat makanan belum habis, Duke?" Tanya Avariella.
"Aku hanya ingin bersamamu, Ava. Biarkan saja makanan itu." Jawab Adolf seadanya.
"Berarti kau tidak menghargai makanan, Dami." Ujar gadis itu seraya berbalik.
Ia tersentak kala menatap mata lelaki itu yang mulai berkaca-kaca. Ia memang sudah beberapa kali menghadapi hal seperti ini, tapi tetap terasa aneh. Karena di dunianya dulu, orang hanya akan memendam tangisnya sendiri. Seolah tidak rela berbagi dengan orang lain.
"Sebenarnya apa yang terjadi, Dami? Ada apa denganmu?" Tanya Avariella lembut.
"Kau menyukai anak marquess itu?" Adolf balik bertanya.