😺😺😺
Fanny Delaney, seorang dokter berusia 25 tahun. Gadis yang sering kali ditanya kapan menikah itu sangat mencintai stetoskopnya. Memiliki keluarga yang menuntut kesempurnaan. Meski begitu ia tetap merasakan kebahagiaan. Ia lebih memilih disuru...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Siang ini cuaca tidak terik seperti biasanya. Avariella yang ingin bersantai malah dirusuhi oleh Adolf. Keduanya tengah berada di taman mansion utara. Setelah perdebatan tadi pagi, Adolf memilih berangkat besok sore, dengan begitu Avariella tidak terlalu lama sendiri.
Adolf menatap hamparan bunga mawar putih yang memanjakan pandangannya. Sedari dulu ia tidak pernah menyukai bunga. Tapi beberapa tahun ini ia mulai memelihara bunga di mansionnya yang berada di ibu kota. Tentu saja itu karena Avariella. Melihat bunga mawar putih yang ada di mansion gadis itu, membuat Adolf berasumsi gadis itu menyukainya.
"Kau tau Dami, mawar putih memiliki banyak makna. Selain kemurnian dan kesetiaan, mawar putih juga memiliki makna lain." Ujar gadis itu menggantung.
Adolf mendengarkan perkataan Avariella tanpa menyelanya. Ia menantikan kelanjutan dari perkataan gadis itu. Lelaki bersurai perak itu merebahkan kepalanya di pangkuan Avariella. Membuat gadis itu tersentak kaget.
"Mawar putih juga memiliki makna perpisahan. Mawar putih dapat menjadi cara yang indah dan bermakna untuk mengungkapkan perasaan sedih. Mawar putih juga mengungkapkan meskipun ada perpisahan, kenangan dan cinta yang ada akan tetap abadi." Lanjut Avariella menatap lurus ke depan.
Adolf menatap wajah cantik Avariella dari bawah. Ia membawa tangan gadis itu ke kepalanya untuk diusap. Gadis itu hanya mengikuti tanpa berniat membantah.
"Jangan membicarakan tentang perpisahan, Ava. Kau tidak akan menyukai apa yang aku lakukan jika itu benar terjadi." Ujar Adolf tenang.
Lelaki itu memejamkan matanya menikmati usapan Avariella. Gadis itu langsung menatap Adolf dengan raut rumit. Andai Adolf tau bahwa dia bukan Avariella asli. Apakah lelaki itu tetap seperti ini?
Bayang-bayang perpisahan selalu terlintas di benak Avariella. Entah itu karena ia akan kembali ke dunianya atau karena ia sendiri yang memilih untuk pergi. Konsekuensi dari keberadaannya di antara tokoh-tokoh novel semakin terasa berat. Akhirnya, naluri bertahan hidup mengalahkan segalanya, mendorongnya untuk mencari jalan keluar yang paling aman.
Avariella memang menjaga jarak dari orang-orang yang berada di dekatnya untuk mempersiapkan segala kemungkinan yang akan terjadi ke depannya. Ia tidak mau terikat dengan perasaan apapun saat berada di dunia ini.
Lamunan Avariella buyar ketika lelaki yang tidur di pangkuannya bangkit secara tiba-tiba. Lelaki itu menarik Avariella ke dalam pelukannya. Ia hanya menatap lelaki itu dengan raut bingung.
"Kau berniat meninggalkanku, Ava?" Tanya Adolf.
Suara lelaki itu teredam oleh bahu Avariella. Avariella tidak menjawab perkataan Adolf. Ia memilih membalas pelukan tunangannya itu.
"Jangan pernah meninggalkanku, Ava. Aku akan menemukanmu di dunia lain sekalipun." Ujar Adolf datar.
Perkataan lelaki itu menyadarkan Avariella dari lamuannya. Adolf tampak mencintai Avariella. Bukan hal ini yang tertulis di novel. Lelaki itu hanya mencintai tokoh utama, bukan Avariella. Tapi apa yang ia lihat selama di tubuh ini?