episode 20 dilarikan kerumah sakit

41 17 1
                                    

Aku berusaha melupakanmu mati -matian, tetapi yang mati adalah perasaanku untuk mencintai orang lain

~Chintyani olivia anandita~

Yang mati bukanlah perasaanmu, tapi kasih sayang allah lah yang menutup rapat hatimu. Agar tidak menjatuhkan cinta lagi kepada orang yang belum tentu akan menjadi takdirmu. Jadi jangan pernah merasa bahwa kamu atau saya telah mati rasa. Melainkan itu adalah bukti kasih sayang nya allah agar kamu dan saya tidak terjerumus kedalam maksiat dan lubang yang sama lagi.

~Bilal alfaza mahardika~

📖📖

Dirumah sakit media parma, terdapat seorang remaja laki laki yang sedang tak sadarkan diri dibrangkas rumah sakit. Remaja itu adalah bilal.

Banyak sekali impus dan oksigen yang dipakaikan ketubuh bilal.

Sedangkan diluar ruangan ada yang menangis dengan sejadi jadinya. Diruang tunggu dia adalah ayra. Tian pun berusaha menenangkan ayra, sambil mengeluarkan airmatanya juga Karena tak kuasa melihat ayra sehancur ini.

"kak hiks abang hiks."ucap ayra dengan mata yang sedikit bengkak atau merah akibat menangis terlalu banyak.

"abang kamu pasti baik baik aja kok, tenang ya, mending kita sholat yuk berdoa sama allah biar abang kamu cepet sadar."ucap tian dan hanya dibalas anggukan saja oleh ayra. Tian pun membawa ayra kemushola rumah sakit.

Setibanya dimushola ayra dan tian pun langsung menggelar sejadah dan melaksakan sholat ashar terlebih dahulu dilanjut dengan sholat taubat 2 rokaat.

Setelah selesai sholat, dilangsungkan dengan berdzikir dan berdoa.

"robigfirli wali walidaya warhamhuma kama robayani shogiro, yaallah maaf kan dosa ay. Maafkan juga dosa abang, kakek, dan juga dosa kedua orang tua ay. Yaallah ay mohon sembuhkanlah abang, sadarkan lah dia. ay gak kuat yaallah liat abang seperti itu Ay gak mau kehilangan abang yaallah, Kalau abang engkau panggil sekarang ay sama siapa dong yaallah. Ay hanya punya abang sama kakek yaallah mamah sama papah gak sayang sama kita berdua mereka hanya sibuk kerja yaallah. Kenapa ujian dari mu begitu berat yaallah. Ay ikhlas yaallah ay ikhlas. Tapi ay mohon sadarkanlah abang robbana atina pidunya hasanah wafil akhirati hasanah wakina adza banar aminnnn."ucap nya dengan air mata yang terus mengalir dan bibir yang sedikit bergetar.

"aminnn, udah tenang ay."tanya tian.

"udah kak."ucapnya sedikit lega.

"yaudah kalau udah tenang, kita balik lagi keruang tunggu oky. Kakek sama temen temen abang kamu udah nunggu disana."ucap tian dan hanya dibalas anggukan saja oleh ayra.

Setibanya diruang tunggu banyak sekali para anggota black wolf yang sedang duduk diruang tunggu. Tak lupa disana juga ada sang kakek yang bergelut dengan pikiran nya sendiri.

"kakek."teriak ayra sambil berlari kecil kearah sang kakek.

"kamu habis dari mana hm?"tanya kakek abi.

"ay abis sholat dan berdoa sama allah semoga abang segera sadar."ucap ayra.

"kek abang udah sadar."tanyanya lagi.

"belom."

"abang baik baik aja kan kek hiks."ucapnya memeluk sang kakek sambil menangis.

"insyaallah."

••••

"dengan keluarga pasien."ucap dokter yang menangani bilal barusan.

"iya dok dengan saya sendiri."sahut sang kakek.

"dipersilahkan masuk, tapi inget jangan berisik."ucap dokter tersebut.

"abang saya gak papah kan dok."tanya ayra.

"insyaallah gak papah."
Setelah kepergian sang dokter dari ruangan ICU, kakek abi dan ayra langsung memasuki ruangan tersebut. Disana terdapat bilal dengan muka yang sedikit aga pucat, sedang terbaring lemas diatas berangkas rumah sakit.

"kreekk"itu adalah suara pintu yang dibuka pelan oleh ayra. Ayra dan sang kakek pun mulai mendekati berangkas tersebut.

"bangun bang, ay mohon."ucap ayra menangis sambil memeluk sang abang.

"abang harus kuat, abang harus sembuh bang."sahut sang kakek.

"cantiknya kakek tunggu disini dulu nggih,
kakek mau keluar dulu bentar. Mau kasih tau anak anak sama temen kamu supaya pulang dulu kasian mereka nungguin dari tadi."ucap sang kakek lagi.

"iya kek."ucapnya sambil duduk disamping abangnya. Setelah meminta izin untuk keluar dari ruangan itu, sang kakek pun tanpa basa basi langsung menghampiri anggota black wolf, tian dan abangnya.

"gimana kek, bilal udah sadar?"tanya anggota black wolf serempak dan hanya dibalas gelengan saja oleh sang kakek.

"dia gak papa kan kek."tanya seorang perempuan yang sedang duduk bersama abangnya dia bernama tian. Dia bertanya kepada sang kakek, dengan mata yang sedikit bengkak akibat terus menerus mengeluarkan airmata.

"insyaallah ga papah, doain aja ya. Semoga cepet siuman."ucap sang kakek lembut.

"kek tian boleh peluk kakek gak. Tian kangen banget sama almarhumah kakek tian yang udah meninggal."

"boleh."ucapnya sambil meregangkan tangan.

Tanpa ragu tian pun langsung memeluk kakek bilal dengan erat. Setelah cukup lama berpelukan akhirnya mereka meleraikan pelukan nya dan sang kakek pun mengusap air mata tian lembut.

"jangan nangis lagi ya, anggap aja kakek ini kakek nya tian okyy."ucapnya.

"iya kek."

"kakek kaya gak asing liat kamu nak, kakek ngerasa kamu mirip sama temen kecil nya bilal sehat sehat ya."ucap sang kakek tersenyum sambil mengelus kepala tian.

"makasih kek, aku juga lagi nyari temen kecilku tapi sampai sekarang gak ketemu. Dan gak tau ada dimana dia."ucap tian tersenyum juga tapi tidak dengan hatinya.

"mudah mudahan suatu saat nanti, kamu dipertemukan sama temen kecilmu ya nak. Kakek yakin dia bakalan datang untuk menjadikan kamu istrinya."ucap sang kakek.

"hehe, aku gak bakalan banyak berharap ko kek. karena aku gak mau terlalu berharap sama orang yang belum halal untuku."jawab tian

"bagus pesen kakek, jangan pernah percaya sama omongan laki laki sebelum halal nggih nak. Kecuali kepada seorang laki laki yang akan menghalalkanmu kelak dan seseorang yang berani datang kerumah untuk meminta kamu kepada ayahnya. Karena kesungguhan laki laki dalam berjanji itu hanya bisa dilihat ketika dia datang kepada ayahmu, meminta kamu dengan cara yang baik. bukan malah mengajak kamu kedalam maksiat."ucap sang kakek panjang lebar.

"makasih kek atas nasehatnya."

"iya sama sama."

"yaudah kek, aku sama kak iyan pamit dulu ya. Udah mau sore juga. Assalamualaikum."ucap tian sambil mencium tangan sang kakek terlebih dahulu dilanjut dengan sang kakak.

"wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh."

Setelah sepeninggalnnya tian dan kak iyan. Anggota black wolf pun ikut menyusul untuk pulang kerumah nya masing masing.

"kita juga pamit ya kek, kalau udah sadar janlup kasih tau kita kita."sahut danu.

"iya lu pada hati hati dijalan, jangan kebut kebutan.

"iya kek, assalamualaikum."ucap para anggota dan ketua black wolf sambil mencium tangan sang kakek satu persatu.

"wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh."

🍁🍁🍁

Bersambunggggggg
Janlup vot sama comennya yaw
Makasih udah baca

Afwan ya baru up lagi soalnya baru dapat ide hehehe
Dan afwan kalau gak nyambung soalnya masih pemula.

Dadadadadahhh👋👋






BILAL ALFAZA MAHARDIKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang