بسم الله الرحمن الرحيم
Ahlan bijamii semua✋✋
#freepalestine
Sholawat dimalam jum'at 10x kali
Allahumma solli ala sayyidina muhammadin al habibil mahbub, al'alil qadri al adzimil jahwa ala ali wasohbihi wasallim
"Jika Allah menginginkan dua hati untuk bersatu, Dia akan menggerakkan keduanya, bukan hanya satu. Walaupun yang satu berada diujung dunia
sekalipun.~Bilal alfaza mahardika~
📖📖
Lusa
Dirumah tian sudah ada keluarga bilal yang sedang duduk diruang tamu, suasana disana pun sangat hening. Tak ada yang membuka suara baik itu dari keluarga tian maupun bilal.
Mereka masih setia duduk dan bergulat dengan pikiran nya masing masing.
"Ekhem."ucap seorang laki laki parubaya memecahkan keheningan. Mereka yang masih menunduk dan bergulat dengan pikiranya nya pun, langsung menegakkan tubuh mereka lalu menatap kearah om raden.
"saya selaku ayah nya tian, izin berbicara kepada anak saya. Putri kecil nya ayah, apakah kamu sudah yakin akan menjawabnya."lanjut ayah tian menatap putrinya lembut.
"sebelum tian jawab, tian mau bicara sama dia yah."jawab tian meminta izin kepada sang ayah.
"ayah akan mengizinkanmu nduk."ujar sang ayah.
"tapi tian tidak mau berdua."ucap tian lagi.
"adik saya akan menemani."sahut bilal. Ayra yang mendengar penuturan sang abang pun hanya bisa melongo, bisa bisanya adiknya ini disuruh ngitilin mereka berdua.
"abang kok jadi ay sih."bisik ayra menolak.
"plis lah dek, bantuin abang sekali ini aja. Abang janji deh, abis ini kamu boleh beli apapun yang kamu mau."bisik bilal kepada sang adik.
"beneran ya bang."bisik ayra lagi dan hanya dibalas anggukan saja.
Tanpa pikir panjang mereka bertiga pergi ketaman belakang untuk berbicara, sedangkan disisi kiri ada ayra yang tengah duduk, tak jauh dari kursi yang mereka duduki.
"gue mau tanya sama lo, apa alasan loh mau nikah sama gue?"tanya tian kepada bilal.
"alasan saya ingin nikah sama kamu adalah, kamu perempuan yang berhasil membuat saya jatuh cinta sejatuh jatuhnya. Dan kamu juga perempuan pertama yang tidak mau bersentuhan dengan laki laki ajnabi selain ayah dan abangnya, saya sudah kagum sama kamu sejak lama. Dan saya datang kesini beserta keluarga mau meminta kamu dengan cara yang baik, saya tau kamu wanita yang terjaga dan hanya bisa didapatkan dengan cara yang baik kan."ucap bilal menjelaskan.
"tapi gue gak sebaik ya lo liat."ujar tian lagi.
"saya juga sama kok bukan orang baik, Saya hanya seorang pendosa yang berusaha taat kepada penciptanya. Walaupun iman saya sering naik turun."jawab bilal.
"gue juga gak bisa masak!"
"saya gak nyari pembantu, yang saya cari itu istri. Kalau soal kamu gak bisa masak, kita bisa kerjain semuanya berdua. Atau perlu saya bisa sewa art dirumah kita simpel kan."ucap bilal.
"bagus, tapi gue gak paham agama gimana dong. Lo kan santri tarim ya, mana mungkin gue yang pakir ilmu ini bersanding sama lo yang wawasan agama luas. nanti lo malu lagi kalau bersanding sama gue."ujar tian lagi
"saya gak mempermasalahkan jika kamu tidak paham agama, jika kamu sudah sah menjadi istri saya. Saya akan membimbing kamu dengan ilmu yang saya punya, dan satu lagi ngapain saya harus malu kalau bersanding sama kamu. Saya juga banyak kurang nya kok, Saya akan menerima apa adanya kamu jadi kamu tak perlu mempermasalahkan itu."
"ya sudah kalau tidak ada yang mau ditanyakan lagi saya permisi."lanjut bilal sambil berjalan kearah ruang tamu.
Setelah selesai berbicara dengan bilal, tian pun langsung menghampiri ayra untuk sama sama pergi keruang tamu. Karena acara mengobrolnya sudah selesai.
Setiba diruang tamu tian dan ayra pun duduk dikursi mereka masing masing.
"gimana nduk, kamu udah yakin?"tanya ibu melan kepada putrinya.
Tian pun mengangguk."bismillah saya Chintyani olivia anandita, sudah yakin untuk menerima khitbahan dari bilal alfaza mahardika. Untuk menjadi suami dunia akhirat saya."ucap tian seketika air mata nya lolos begitu saja, karena dia tidak menyangka akan ada laki laki yang mau bertahan dengan sikap dan mau menerima ia apa adanya.
"Alhamdulillah."ucap semuanya serempak.
"kalau gitu, kita tentuin tanggal pernikahan nya."ucap om raden.
"gimana kalau besok!"sahut kakek abi.
"ide bagus, lebih cepat lebih baik kan."ucap kakak tian bahagia.
"iya bener kak, gimana nduk. Apakah kamu setuju?"ucap tante melan menanyakan kepada bilal.
"insyaallah saya setuju tan, tapi sebelumnya saya mau tanya sama putrinya om dan tante beliau mau mahar apa dari saya?"
"yang tidak memberatkanmu, dan tidak merendahkan kamu dan saya."jawab tian singkat dan jelas.
"ada lagi."tanya bilal lagi.
"gue mau lo akad pake b.arab, bisa."ujar tian.
"insyaallah akan saya usahakan."jawab bilal.
"sama dua lagi, lo harus bacain surah arrahman didepan tamu undangan serta sholawat zaujati udah itu aja."ucap tian lagi.
"gimana lal, lo bisa nurutin semua kemauan nya adek gue gak."saut kak iyan.
"insyaallah kak saya bakal usahain."jawab bilal.
"bagus gue salut sama lo, jangan pernah kapok sama adek gue ya lal."ucap kak iyan lagi.
"ish kakak, apaan sih."ucap tian sambil menyubit pinggang sang kakak kencang.
"aw dek sakit, iya kakak minta maaf deh. lepasin ya adek nya iyan yang cantik paripurna ini, plis."ujar kak iyan memohon.
"makanya jangan nyebelin jadi kakak."ucap tian melepaskan cubitan nya.
"dia mirip sama ayra."batinya sambil tersenyum tipis melihat interaksi kedua adik kakak itu.
"kalau gitu kita pamit ya den, semuanya assalamualaikum ."ucap kakek bilal.
"waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh."
"hati hati besan."ucap bu melan tersenyum ramah.
🍁🍁🍁🍁
Bersambungggggggggggg
Gimana gsy seru gak, makasih ya buat kamu yang udah pantengin kisah sibilal. Jangan pernah bosen juga baca ceritaku yaw, walaupun aku up nya suka lama hehe. Maaf sekali lagi, karena akhir akhir ini aku disibukin sama tugas makalah dan uas makanya suka lama kalau up.
Doain aku ya temen temen besok aku mau uas mudah mudahan diberi kelancaran sama mudah mudahan nilai ipk ku gede Aamiin
Jangan lupa vot sama comen yaw
Afwan kalau gak nyambung ya gsy soalnya masih pemula
Semoga suka
Dadahhhhh👋👋👋👋👋
![](https://img.wattpad.com/cover/361416375-288-k302896.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BILAL ALFAZA MAHARDIKA
Teen FictionHijrah itu mudah, yang berat itu istiqomah." Dan di balik kata istiqomah juga ada perjuangan yang kuat, pengorbanan yang banyak, dan doa yang tidak pernah berhenti."