episode 32 meminta restu

11 0 0
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

Self reminder🌹🌹🌹

Sebelum membaca cerita ini kita sempatkan dulu yuk temen temen buat baca alfatihah dalam hati buat saudara kita yang berada dipalestine.

Alfatihah dalam hati mulai.... Aamiin yaallah yarabal alamin, jazakallah/ jazakillah khair yang sudah menyempatkan membaca alfatihah, semoga lantunan alfatihah yang kita bacakan menjadi amal jariyah untuk saudara saudari kita dipalestine, umumnya untuk kita semua#freepalestine.

Jika trauma membuatmu bimbang dan tidak yakin, ingatlah. Suatu saat nanti akan datang seseorang, yang mencintaimu apa adanya. Dia akan menyembuhkanmu dan menyakinkanmu bahwa tidak semua laki"itu sama.

~Bilal alfaza mahardika~

Hidup didunia itu adalah sebuah perjalanan untuk mengejar cinta nya allah, tapi jika selama perjalanan itu kamu merasa banyak masalah atau ujian, kita harus ingat. nanti juga ada kok masanya kamu akan bahagia, jadi untuk sekarang kamu harus lebih sabar, ikhlas dan lebih tawakal lagi ya.

~Chintyani olivia anandita~

📖📖

Diruang meja makan terdapat ayra dan sang kakek yang sedang menyantap makanan mereka masing masing.

Sementara itu, disisi kiri tempat duduk sang kakek terdapat ayra yang sedang mengunyah makanan nya terlebih dahulu sebelum dilanjut membuka suara."kek, ay mau tanya boleh??"ucap ayra.

"hm."

"kan kemaren ay disuruh ngasih surat ke katian, nah tadi pas ay mau kesini. Kak tian ngechat aku, sebenernya itu surat dari siapa sih kek??" ay jadi penasaran juga!!."ucap nya lagi.

"dari abangmu."jawab sang kakek singkat padat dan jelas.

"hah dari abang, kok bisa."ucap ayra tak percaya.

"bisalah!"

"kenapa gak bilang ay coba, tau gitu bisa ay intip dikit kan."

"gak tau, kakek hanya disuruh titip kekamu."

"ish dasar, awas aja ya kalau ketemu, ku tonjok dia. Habisnya siapa suruh main rahasia - rahasiaan."ujar ayra.

"jadi nonjok gak nih de."sahut bilal terkekeh sambil berdiri diambang pintu rumah dengan koper yang masih ditanganya.

"abang."teriak ayra sambil berlari kecil kearah bilal.

"jangan lari lari ade, nanti jatuh."ucap bilal mengingatkan.

"abisnya abang kenapa gak bilang bilang mau pulang huwaa."ucapnya sambil menitikan air mata dipelukan sang abang.

"kalau abang bilang, gak kejutan dong namanya."ucap bilal sambil membalas pelukan sang adik.

Setelah lama berpelukan ayra pun melerai pelukanya dan berkata."abang koper nya, biar ade yang bawa ya."ujar ayra dan hanya dibalas anggukan saja.

"abang sini."sahut sang kakek sambil melambaikan tanganya.

Tanpa pikir panjang bilal pun langsung berjalan kearah sang kakek sambil mencium punggung tangan sang kakek, Dilanjut dengan mengucapkan salam.

BILAL ALFAZA MAHARDIKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang