episode 35 Danau dan doa istiharah

16 1 2
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

Ahlan bijami'i💗💗💗

Gue percaya apa itu cinta, tapi gue gak percaya kalau gue sedang dicintai oleh seseorang. Karena mau bersikeras apapun gue masuk kedalam nya, yang ada hanya luka dan airmata yang gue dapatkan.

~Chintyani olivia anandita~

📖📖

Dipinggir danau terdapat seorang perempuan yang tengah duduk sambil melempar batu kecil kearah danau tersebut, ia berteriak sekencang mungkin untuk melepas bimbang dihatinya.

"tian harus gimana yaallah, tian bingung antara terima dia atau enggak."teriak tian sambil mengeluarkan cairan benih.

"Gue benci! Gue benci apa itu cinta?, gue masih punya masa depan buat wujudin mimpi. Kenapa ayah malah nyuruh gue nikah? Kenapa?" lanjutnya.

Ketika tian sedang berteriak dan menangis sejadi jadinya di pinggir danau, tiba tiba ada seorang remaja laki laki yang mengunakan masker hitam serta topi hitam. Sedang berjalan kearahnya, ia duduk disebelah tian dan tanpa basa basi  ia langsung menyondorkan sehelai sapu tangan miliknya.

"ini pake."ucap laki laki misterius itu. tian pun tanpa pikir panjang langsung menerima nya.

"lo tadi kenapa teriak teriak? lagi cape sama masalah hidup, gue yang enak -enak rehat disana jadi keganggu tau."lanjut laki laki itu.

"maaf, gue gak tau kalau ada orang disana."jawab tian.

"its oky, sebenernya loh kenapa sih. Sampe segitunya."ujar laki laki itu lagi.

"gue mau dijodohin."ucap tian.

"Deg dijodohin, gue gak salah denger kan chin."batin laki laki itu.

"maksudnya."

"em itu, saudara gue mau dijodoin iya."ucap tian menjelaskan, hampir aja sitian keceplosan ngomong keorang yang baru ia kenal.

"terus kenapa lo nangis?"tanya laki laki itu lagi.

"ya karena gue sedih lah, kalau saudara gue dijodohin dan nikah. Nanti gue sama siapa!"ucap tian berbohong.

"lo unik."ucap laki laki misterius itu tiba tiba.

"unik kenapa?"

"gak tau, gue rasa lo unik aja. Beda dari cewe lain."jawab laki laki itu.

"aneh loh."ucap tian.

"ouh iya, gue punya ide biar lo gak nangis lagi."

"apaan."ucap tian.

"sini."ucap laki laki itu sambil berjalan kearah ayunan, tian pun tanpa pikir panjang langsung mengekori nya dari belakang.

"kok ayunan sih."ucap tian.

"duduk aja, gak ada penolakan ataupun bersuara."pinta laki laki itu.

"iya gue duduk nih, terus apa lagi."ucap tian lagi.

BILAL ALFAZA MAHARDIKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang