Bonus Chapter (3)

1.5K 95 1
                                    

ALKANTARA KAGENDRA DAN ANCALA DEIANEYRA

***

Lima tahun berlalu.

Semuanya berjalan sesuai dengan keinginan semua orang. Baik itu untuk Alkantara dan Neyra.

Neyra yang sejak dulu selalu dicekoki oleh pengetahuan tentang dunia hukum akhirnya menyelami bidang tersebut. Ternyata dia tidak sebenci itu kepada kemauan sang bunda. Nyatanya semakin dia menekuni bidang tersebut, lama kelamaan dia menjadi tertarik dan akhirnya jatuh cinta.

Ujian nasional lima tahun lalu membawa Neyra sampai pada tempatnya berdiri saat ini. Semua jerih payahnya dulu terbayarkan dengan dia bisa menjadi peringkat pertama parallel untuk peringkat ujian nasional se-Ibu Kota.

Apa yang dikatakan Alkantara benar. Neyra akan mendapatkan apa yang dia mau jika itu semua dari hatinya dan bukan karena ingin memenuhi ekspektasi orang lain.

Setelah sadar dari koma, Airin berubah. Tidak lagi menuntut Neyra menjadi apa yang ia mau. Dia bahkan lebih meluangkan waktunya untuk Neyra. Airin sudah mendengarkan apa mau putrinya. Oleh karena itu, dengan hati yang lapang, Neyra bisa memenuhi harapan Airin tanpa paksaan atau tuntutan dari sang bunda.

Menjadi peringkat pertama dalam peringkat ujian nasional membuat Neyra dengan mudahnya mendapatkan bangku di dunia perkuliahan. Sesuai keinginannya sendiri, Neyra memilih masuk Universitas Indonesia dengan jurusan Hukum.

Sudah lima tahun pula, hubungannya bersama Alkantara, laki-laki yang dulu sangat ia benci berjalan. Selama lima tahun pula banyak rintangan yang mereka lalui bersama. Pahit manisnya hubungan sudah mereka lalui. Lima tahun bukan waktu yang sebentar.

Alkantara yang sudah tergila-gila pada Neyra mengikuti jejak sang kekasih untuk berkuliah di tempat yang sama namun dengan jurusan berbeda. Jika Neyra memilih Hukum, maka Alkantara memilih jurusan Arsitektur. Sebuah perbedaan yang kentara bukan.

Tepat hari ini, empat tahun sudah Neyra menghabiskan waktu di dunia perkuliahan, hari ini pun tiba. Hari sidang skripsinya. Hari yang akan menentukan apakah dia bisa lulus dengan hasil yang memuaskan atas jerih payahnya selama empat tahun ini.

Sejak tadi Neyra mengatur napasnya berulang kali untuk mengusir rasa gugupnya. Gadis itu sedang berdiri di depan ruangan sidang yang sebentar lagi akan ia masuki.

"Ney, duduk dulu. Jangan mondar-mandir gitu, tenang ya. Semuanya bakal berjalan lancar." Alkantara meraih Neyra yang sejak tadi mondar-mandir di hadapannya.

Bukan hanya ada Alkantara yang ada di sana, ada Airin dan juga Hema yang menemani gadis itu di sana. Mereka datang memberikan dukungan pada gadis itu.

"Kata Al benar Ney, kamu pasti bisa kok. Duduk ya, kalau kamu panik gitu nanti semuanya buyar." Hema ikut menenangkan putrinya.

Neyra menatap mereka masih dengan wajah risau. "Aku nggak bisa kalau nggak panik. Gimana nanti kalau aku ngacauin dan nggak bisa jawab pertanyaan?" Tangannya sudah berkeringat.

Airin mengeluarkan air mineral dan memberikan pada putrinya. "Minum dulu ya." Alkantara yang melihat itu mengambil botol tadi dan membuka tutupnya lalu memberikan pada kekasihnya. "Nih, minum dulu."

Neyra duduk untuk meminum air tadi. Setelah tiga tegukan dia kembali menyerahkan minum tadi pada Alkantara. Akhirnya gadis itu bisa duduk, tapi tangannya masih bergerak tidak karuan untuk menyalurkan rasa gugupnya.

Alkantara mengambil tangan itu dan mengusapnya dengan lembut menyalurkan kehangatan dan penyemangat. "Baca doa, semoga semuanya dilancarin. Usaha kamu selama ini nggak bakal sia-sia kok. Allah tahu seberapa besar usaha kamu bisa sampai di titik ini."

TARTARUS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang