30. Not Alone [Revision ✓]

2.6K 232 14
                                    

[SUDAH REVISI]

*** 

*** 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Hening. Tidak ada suara yang keluar dari manusia-manusia yang kini tengah berada dalam gelapnya malam. Dari lima nyawa yang kini tengah mempersiapkan diri dan keperluan sebelum melakukan misi yang mungkin berbahaya.

Setelah Zayn mendapatkan jadwal untuk mereka bisa leluasa memasuki laboratorium eksperimen tersebut dan berbagai pertimbangan dengan rencana yang telah tersusun mereka kini tinggal mengeksekusinya.

Sayangnya mereka hanya berlima. Sayangnya lagi hari ini mereka mendengarkan bagaimana keinginan Neyra untuk mundur dari tim. Zayn sebagai leader mengambil keputusan jika kalau pun tidak ada salah satu dari mereka malam ini, maka misi tersebut harus tetap berjalan.

Karena itu mereka hanya berlima malam ini. Selain itu Alkantara memilih untuk tidak turut andil karena ia ingin membujuk Neyra agar membatalkan keputusannya. Padahal sejak awal laki-laki itulah yang sangat semangat untuk eksekusi malam ini. Tapi laki-laki itu pula yang memilih Neyra dibandingkan misi mereka. Mereka berlima tentunya sudah menyetujuinya. Mereka berharap Neyra kembali bergabung secepatnya.

Lapangan indoor yang biasanya saat siang hari akan sangat ramai dengan suara-suara para gadis yang tengah menonton permainan basket atau pun olahraga lainnya. Berbeda dengan malam ini yang sangat gelap dan sunyi. Saking sunyinya Lea bisa merasakan angin yang menerpa kulitnya. Mungkin karena malam ini udara memang dingin di tambah rasa panik dan takut akan hal-hal yang tidak diinginkan terjadi membuat gadis itu memeluk dirinya untuk menghangatkanya.

Sialnya malam ini dirinya hanya menggunakan kaos lengan pendek. Padahal saat berangkat ia sudah membawa jaket. Karena pikirannya yang kalut membuatnya melupakan benda penting itu.

Nav melihat gadis itu lalu tanpa banyak kata melepaskan jaketnya dan mengenakannya. "Udah pake aja." Ucap Nav cepat sebelum Lea mengeluarkan protesnya.

"Terus lo? Gue nggak mau ya, gara-gara gue pake jaket lo, besok gue dengar kabar lo demam." Walaupun tadi Nav sudah memotong protesnya hal itu tidak membuat Lea bungkam.

Bukanya menanggapi gadis itu, Nav malahan mengacak rambutnya. Menurutnya sikap Lea seperti itu sangat menggemaskan di matanya. "Gemas."

"Kalau nggak mau gue demam kenapa nggak bawa jaket? Hm?" Nav yang melihat Lea yang terdiam entah karena apa.

Di sisi Lea, ia masih mencerna dengan apa yang barusan terjadi. Bagaimana cara Nav mengacak rambutnya dan tersenyum sembari mengatakan bahwa dirinya gemas. Bahkan Lea sadar bahwa pipinya kini sangat merah ia yakin itu. Untungnya penerangan yang minim sehingga Nav tidak dapat melihatnya. Mungkin.

"Ketinggalan." Hanya itu yang bisa keluar dari bibir Lea. Lalu Lea mengeratkan jaket Nav dan tersenyum. "Thank's, ntar langsung gue balikin kalau udah nggak dingin."

TARTARUS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang