7. Something In Between [Revision ✓]

3.6K 271 2
                                    

[SUDAH REVISI] 

*** 

*** 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Lepas!" sentak gadis dengan surai hitam itu meronta untuk minta dilepaskan dari cekalan tadi.

Ruangan dengan berbagai jenis peralatan musik menjadi tujuan mereka. Lebih tepatnya tujuan laki-laki yang menarik gadis tadi. Dia membawa gadis itu ke sini karena hanya tempat ini lah salah satu tempat yang kedap suara. Tidak akan ada yang dapat mendengar pembicaraan mereka di sana.

Genggaman tadi dirasa melemah, Lea, gadis itu langsung menyentak kasar tangan Nav, laki-laki yang membawanya ke sini.

"Sialan! Apa mau lo?!" marah Lea sembari menatap tajam sosok di hadapannya itu.

Sementara itu, Nav yang ditatap seperti itu hanya bisa menatap balik gadis yang memiliki kelakuan yang luar biasa menyebalkan.

"Lo nggak tahu atau emang bodoh, kalau tindakan lo tadi bisa berakibat fatal? Atau lo emang nggak pernah mikir, gimana kalau lo yang ada di posisi Ziva? Lo emang nggak punya perasaan atau gimana?" geram Nav.

Lea menampakkan senyum sinisnya. "Tahu apa lo soal gue? Lo jangan ikut campur sama hidup gue! Apalagi ngedikte gue. Gue ingetin dia emang berhak dapetin itu!" serangnya.

"Emang bukan urusan gue, tapi tindakan lo tadi udah keterlaluan. Coba aja lo gunain otak sama hati lo sedikit aja, pastinya kelakuan lo nggak akan minus gini." Suara Nav tidak kalah tinggi dari suara Lea tadi. "Okay, kalau lo emang punya kekuasaan di sini, tapi nggak selamanya kekuasaan tadi bisa lo gunain seenak jidat lo aja." sembur Nav agar gadis itu sedikit berpikir.

Lea hanya diam, Nav yang melihatnya menyudahinya karena merasa cukup untuk hari ini. Ia melangkahkan kakinya, hendak meninggalkan gadis itu yang masih menatapnya dengan tajam serta kepalan tanganya di kedua sisi tubuhnya.

Sebelum pergi, Nav membisikkan sesuatu yang dapat membuat Lea menegang. "Xanax, right?"

"Brengsek!" teriak Lea setelah laki-laki yang membuatnya geram itu.

Tahu dari mana dia. Tidak ada seorang pun yang mengetahui hal tersebut. Hingga hari ini, si peringkat enam mengetahuinya.

Kenapa dia harus terlibat dengan mereka semua yang ingin mencari masalah dengannya. Ia pastikan mereka semua tidak akan tenang selama dua tahun ke depan. Atau bahkan ia akan menendang mereka yang menghambat langkahnya.

"Argh! Sialan! Gue nggak akan lepasin kalian semua, terutama kalian berdua." Murka Lea yang kini melemparkan apa saja yang ada di depan matanya. Berdua di sini adalah Ziva dan Nav.

Ruangan itu kini sudah sangat berantakan. Masa bodo dengan itu semua, Lea akan mengganti seluruh benda yang hancur. Sekarang ia hanya butuh melampiaskan amarahnya.

Amarah gadis itu masih mengebu-ngebu walaupun ia sudah cukup tenang. Napasnya masih saja naik turun.

Nav, laki-laki itu masih berada di sana, ia bersandar pada dinding depan ruangan musik. Sengaja tidak menutup seluruh pintu ruangan tadi hanya ingin memastikan apa yang akan dilakukan Lea saat mendengar perkataannya tadi.

TARTARUS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang