17. Kiseinna Harsyafa [Revision ✓]

2.7K 229 9
                                    

[SUDAH REVISI]

*** 

*** 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Hari ini orang tua Alkantara dan Deo dipanggil ke sekolah setelah mendapat kabar bahwa putra mereka membuat keributan kembali.

Ruangan Bu Dini sudah ada Aaron dan Lita sebagai wali keduanya. Tentunya ada Alkantara dan Deo di dalam sana. Beliau sangat mengenali kedua orang tua tersebut. Mereka merupakan salah satu pengusaha ternama di Indonesia.

Bu Dini membetulkan kacamatanya dan menyatukan kedua tangannya sebelum memulai pembicaraan. "Selamat siang, bapak dan ibu. Seperti yang sudah kalian dengar sebelumnya, bahwa putra kalian kemarin sudah membuat keributan. Selain itu, mereka juga sudah merusak salah satu fasilitas, yaitu dengan menghancurkan salah satu loker serta mencoret-coretnya dengan pilox."

Aaron dan Lita hanya bisa mendengarkan perkataan dari kepala sekolah tersebut dengan seksama.

"Saya tidak ingin mengambil keputusan sebelum mengetahui yang sebenarnya terjadi." ucapnya lalu menatap kedua muridnya yang sedang berdiri tanpa minat di belakang Aaron dan Lita. "Coba kalian jelaskan bagaimana kronologinya." pintanya pada mereka berdua.

Deo langsung saja berbicara. "Saya marah karena dia udah ngehina ibu saya. Saya nggak terima."

"Apa benar itu, Alkantara?" tanya Bu Dini memastikan.

"Bukan saya pelakunya, Bu. Saya juga nggak tahu siapa yang bikin ulah kayak gitu." Bela Alkantara karena memang bukan dirinya yang merusak apalagi menghina ibunya.

"Tapi satu-satunya orang yang tahu soal itu cuma lo." seru Deo tidak terima.

Alkantara menatap sinis ke arah saudara tirinya. "Bukan berarti gue yang ngelakuin hal murahan gitu."

"Mana ada maling mau ngaku yang ada penjara udah penuh."

Aaron sudah mendengarkan bagaimana kronologinya dari Deo semalam. Ia menatap Alkantara dengan wajah kecewa. "Al, ayah tahu kamu nggak suka sama Deo dan ibunya. Tapi bukan gitu caranya. Bagaimana pun juga dia saudara tiri kamu."

Bukan Alkantara yang membalas tapi malah Lita yang tidak terima putranya dituduh seperti itu. Ia tahu bagaimana putranya. Alkantara tidak akan pernah melakukan hal seperti itu.

"Mas, kamu keterlaluan. Kamu dengan mudahnya percaya sama perkataan dia tanpa dengar penjelasan anak kamu dulu." Marah Lita yang menatap Deo tidak suka. "Gimana pun juga kamu yang udah kenal Al dari kecil. Masa kamu nggak tahu mana yang benar di sini. Ayah macam apa kamu?"

"Lita... Aku percaya bukan karena dia anak kandung atau anak tiri aku. Aku percaya sama bukti yang ada." Sanggah Aaron cepat.

"Udah deh nggak usah cari alasan lagi. Emang kamu udah nggak peduli aja sama anak kamu." Muak Lita. "Bu Dini, mending kita lihat CCTV aja. Biar jelas siapa yang salah di sini. Karena saya yakin anak saya nggak salah." Pintanya.

TARTARUS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang