16. I Hate You [Revision ✓]

3K 222 1
                                    

[SUDAH REVISI]

*** 

*** 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"BAJINGAN!" serang Deo saat melihat batang hidung Alkantara memasuki kelas dengan memainkan ponselnya.

Deo menghantam wajah Alkantara dengan kepalannya. Darah segar langsung saja mengalir dari sudut bibir Alkantara yang sobek akibat tonjokkan tadi. "BRENGSEK!"

Alkantara yang tidak tahu apa-apa langsung balik meninju wajah Deo. Baku hantam langsung saja terjadi antara Alkantara dan Deo. Para siswi yang ada di dalam kelas itu menjerit dan langsung menghindar. Mereka tidak ingin terkena imbas akibat baku hantam tersebut.

Zayn yang merupakan satu-satunya laki-laki selain mereka berdua dalam kelas pagi ini hanya bisa melerai sebisanya. Tenaga mereka berdua imbang dan lebih besar dari Zayn. Tentunya hal itu membuat Zayn kewalahan untuk melerai. Terlebih kejadian ini terjadi saat masih pagi. Masih banyak yang belum datang.

Tidak lama kemudian si kembar datang dan langsung membantu Zayn untuk melerai mereka yang sudah kesetanan untuk menghabisi satu sama lain. "Udah! Udah!"

Saat kedua laki-laki tadi berhasil dilerai. Deo berusaha untuk melepaskan dirinya dari orang-orang yang memegangginya dengan memberontak. "Anjing! Lepasin bangsat!" Mata merahnya menusuk Alkantara yang juga menatap marah ke arahnya. "Gue bunuh lo, bangsat!" Deo mencoba menggapai Alkantara dalam kukungan si kembar.

"UDAH! STOP!" akhirnya Zayn bisa membuat kedua manusia itu diam. Walaupun masih dengan tatapan penuh emosi dan dada yang bergemuruh.

"Kalian apa-apaan? Ini masih pagi. Kalau mau saling bunuh jangan di sekolah. Di luar sana!" murka Zayn yang tidak habis pikir dengan mereka berdua. Hobi sekali bertengkar.

"Nggak usah ikut campur! Si bangsat itu udah cari gara-gara sama gue!" tunjuk Deo pada Alkantara yang sudah mulai tenang.

"Anjing! Lo ya bangsat yang udah main tonjok aja! Gue ngapain emang?" marah Alkantara yang tidak terima dituduh.

Deo menatap Alkantara tajam. "Lo udah hancurin loker gue dan ngehina nyokap gue." Ia berhasil melepaskan diri kukungan Kav dan Nav. "Anjing! Kalau lo nggak suka bokap lo nikah sama nyokap gue, nggak usah neror-neror, bangsat. Banci, Anjing!" Deo meludahi Alkantara.

"Gue nggak bakal pakai cara murahan itu, brengsek!" Murka Alkantara setelah dituduh meneror laki-laki yang kini berstatus menjadi saudara tirinya.

"Kalau bukan lo siapa lagi? Yang tahu hal ini cuma lo doang." tuduh Deo

"Mana gue tahu, Sat!"

Mereka yang ada di dalam kelas hanya terdiam mendengarkan berita barusan. Tidak bisa berkata-kata lagi.

"Ngaku lo anjing! Siapa yang neror gue bangsat?" amuk Deo pada mereka yang ada di dalam kelas itu. Menatap murid dalam kelas itu satu persatu dengan wajah murkanya.

TARTARUS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang