11. Presidential-Vice Presidential Candidate Debate

840 96 10
                                    

Happy reading guys ❤️







































Debat capres-cawapres kelima atau terakhir ini akan dilaksanakan di Jakarta Convention Center Senayan. Acara berlangsung pukul 7 malam tapi Malik Hartawan sudah bersiap-siap sejak pagi. Beberapa pengusung Malik-Waluyo seperti Dierja dan para politikus lain juga akan hadir disana nanti. Sebagai anak sulung, River akan datang seperti janjinya kemarin. Ada Yuvia juga menemani. Lalu di pihak Waluyo ada Angelina yang menemani sang Ayah bersama para kader lain.

Dan Evie sangat tidak suka melihatnya.

Ia masih di apartemen River. Dan pukul 6 pagi laki-laki itu sudah bangun dan keadaan apartemen juga ramai karena kedatangan Guntur dan Fadil. Para asisten rumah tangga yang bekerja di mansion diboyong juga untuk membantu mengurus keperluan River nanti. Dan Evie yang baru bangun jam 8 tampak terkejut melihat ramainya orang di ruang tengah tadi.

Dan disinilah ia, duduk termenung di atas sofa masih dengan piyama polkadot.

"Padahal aku ingin ikut. Tapi Paman Malik melarang," adunya ke Guntur saat kepala ajudan Papanya itu membawa semangkok bubur ayam. Kedatangan Guntur kemari rupanya untuk mengurus Nona Mudanya.

"Nona Muda tidak boleh ikut. Terlebih ini acara penting. Tidak ada yang bisa menjamin nanti kalau Nona Muda terluka lagi," terang Guntur.

"Aku tahu. Tapi kenapa Angelina bisa bebas ikut? Aku disini anak dari Dierja Hadi Winareksa, Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia. Harusnya aku juga berhak ikut, dong. Partai Papa yang paling berjasa atas pencalonan Paman, kan?" Evie kembali mengadu dan tidak terima. Dan kenapa juga momentnya pas? River dan Angelina menghadiri acara yang sama setelah dijodoh-jodohkan netizen.

"Nona Muda cemburu, ya?" tebak Guntur dan ia terkikik geli.

"Apa hubungannya cemburu dengan acara debat? Gak ada ya, Guntur! Jangan ngawur kamu!" seloroh Evie kesal. Tapi wajahnya justru merah padam. Ia memakan bubur itu dengan ekspresi kesal bukan main.

"Iya memang tidak ada hubungannya. Tapi Nona Muda menyebut Angelina. Terlebih Pak River dan Angelina sedang hangat dibicarakan akhir-akhir ini. Terus nanti malam hadir di kubu Malik-Waluyo. Opini publik bisa makin panas."

Plak! Evie memukul tangan Guntur dengan penggaris yang ada diatas meja. "Kamu mau dipecat?" tegasnya. Dan Guntur bukannya takut malah terus tertawa kecil.

"Guntur! Tidak ada yang lucu!! Aku aduin ke Papa mau? Biar dipecat?"

Rupanya suara teriakan itu terdengar dari belakang. River yang baru muncul setelah memberi arahan sejenak ke Fadil tampak heran melihat Guntur dan Evie yang adu mulut. Masih dengan membenahi lengan kemejanya, River menghampiri mereka. Ada Fadi dibelakang.

"Eden, ada apa?" tanya River lembut. Evie tidak menjawab dan memilih melanjutkan makannya. River makin heran. Kenapa Evie marah? Apa ia ada salah? Perasaan semua oleh-oleh Evie sudah ia belikan.

"Hey, kenapa? Apa oleh-olehhya kurang? Aku sudah membelikan semua yang kamu, Eden. Ada yang kurang memang?" perasaan ia sudah membeli semuanya mulai dari Lego dan batik khas Bali. Bahkan sudah ia bawa juga ke apartemen ini. Fadil yang mengurusnya. Semua sudah tertata rapi di kamar Evie sendiri.

"Nona Muda cemburu, Pak," sahut Guntur. Evie spontan memekik keras.

"Yak! Mana ada!" Guntur kembali menjadi samsak tinju oleh tuan putri. River yang melihat itu hanya bisa pasrah. Lebih baik Guntur yang jadi sasaran amukan daripada dirinya. Fadil ikut menghampiri dan melerai mereka berdua. Fadil menarik tangan Evie agar menjauh dan seketika tatapan River berubah jadi laser. Ia mengamati gerak-gerik Fadil dengan mata tajamnya.

Take A Chance With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang