"Jadi, kamu gerak cepat?"
Krisna Marzuki tersenyum penuh arti. Menatap kedatangan River lagi ke kediaman pribadinya dengan tangan terbuka. Publik sudah dibuat gempar oleh tingkah berani anak sulung Malik Hartawan ini. Tapi ada hal lain yang membuatnya berjengit kaget.
River datang bersama Al.
Kedua anak laki-laki Malik Hartawan ada didepannya. Menemuinya secara pribadi dan lagi-lagi tanpa pengawal atau asisten pribadi. Karena memang ini pertemuan privat. River jangan tanya ekspresinya seperti apa.
"Pak Krisna meminta saya untuk menyelidiki anak Arsyadi, kan? Saya sudah menemukannya. Dan sesuai dugaan anda, anaknya memang ada disekitar saya. Yaitu temannya Eden." River menyerahkan sebuah dokumen rahasia ke Krisna. Al yang tidak tahu apa-apa seketika menoleh ke kakaknya dengan mata membulat.
"Maksudnya apa? Abang disuruh Pak Krisna mencari anaknya Arsyadi? Dan itu temannya Evie? Yang benar saja? Siapa? Serena?" tanya Al bertubi-tubi. Awalnya ia juga kebingungan saat diajak River untuk menemui Krisna. Dan posisinya Malik juga tidak tahu. Entah apa alasannya River mengajaknya kemari. Yang jelas, Al kaget bukan main.
"Nancy Raharja. Tepat sesuai dugaanku."
Al terpaku saat Krisna membaca dokumen itu. "Nancy Raharja? Nancy yang selama seminggu ini hilang itu?"
River tak menjawab. Sudah banyak hal yang memenuhi pikirannya. Membuatnya pusing dan ia merasa harus melakukan ini untuk melindungi Evie. Ia mengajak Al kemari karena ia pikir, Al harus tahu. Setidaknya harus ada satu orang selain dirinya yang harus mengetahui ini. Dan daripada bercerita ke orang lain, River memilih adiknya sendiri dengan alasan lebih mudah dipercaya.
"Kamu tahu kemana dia sekarang? Bukankah dia menghilang?" tanya Krisna lagi. River makin menatap tajam presiden ini. Ternyata dia juga mengetahui kalau Nancy menghilang?
"Pak Krisna masih menyelidiki asisten pribadinya?" tanya River basa-basi.
"Tentu saja. Aku mengawasi Arsyadi dan asprinya setiap hari. Dan aku menemukan satu fakta lain. Apa kamu tidak tahu?"
Jantung River mulai berdegup kencang. Ia waspada. Sepertinya Krisna akan mengancamnya lagi. "Apa lagi? Yang jelas, saya tidak ingin melakukan apapun yang anda suruhkan."
"Angelina."
Oke, kali ini River mengepalkan tangannya. Angelina. River sampai melupakan satu orang itu saking banyaknya masalah yang harus ia selesaikan. Pelaku penjebakan Evie di bar Santa Monica yang membayar seorang bartender. Sepertinya ia harus menemui Angelina sesegera mungkin.
"Kenapa? Apa Bapak salah satu orang yang mendukung hubungan palsu saya dengan Angelina?" River berdecih. "Maaf saja, saya akan menikah sebentar lagi."
Krisna ikut tertawa. "Tentu saja bukan. Aku mendukung dengan siapapun kamu menikah. Aku hanya ingin memperingatkanmu, kalau Angelina ini juga berbahaya."
Alis River terangkat. "Maksudnya?"
"Sebenarnya aku sudah lama mengetahui ini, tapi aku akan memberitahumu karena berhasil menemukan rahasia besar Arsyadi." Krisna mengeluarkan sebuah flashdisk dari saku jas. "Bar Santa Monica, akulah pemiliknya."
Kali ini River duduk tegak. Fakta yang ia dengar ini sangat mengejutkan. Al juga sama terkejutnya dan ia seketika merinding karena presiden 2 periode ini seolah mengetahui semuanya.
"Aku mendapat laporan kalau ada kekerasan di bar milikku. Yaitu penyerangan anak sulung presiden terpilih ke seorang bartender. Tentu saja aku harus mencari tahu kenapa anak presiden ini membuat kekacauan. Ternyata bartender itu menerima uang dari Angelina untuk menjebak tunangannya. Aku benar, bukan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Take A Chance With Me
Ficção Adolescente[Hartawan-Lukito Series #1] - Bisa dibaca terpisah. River dan Evie sudah bertunangan sejak mereka kecil. Mereka hanya selisih setahun saja. Dan pertunangan itu ada karena bisnis diantara dua keluarga. Keluarga Winareksa yang memang sangat berjasa a...