17|sifat manis lean 2

174 10 0
                                    

Selamat membaca chuuu

•••

siang ini nala sedang bersiap untuk kekampus karna hari ini ia ada matkul siang,lain halnya dengan lean yang dari pagi tadi sudah dikantor papa nya karna ada beberapa berkas yang harus Lean urus,sebagai penerus perusahaan Lean disibukkan dengan urusan Dikantor, karna tak lama lagi ia akan wisuda dan mengharuskan dia bertanggung jawab di perusahaan papa-nya karna lean anak satu-satunya.

Walaupun Lean anak yang susah diatur tapi lean bisa membagi waktunya untuk belajar dan untuk main,lihat saja tak seperti anak geng motor lain,Lean melakukan kuliahnya dengan serius walaupun malas tapi ia tak ingin membuang waktunya hanya untuk main dan bermalas-malasan

Saat ini lean sedang duduk di sebuah ruangan sekretaris papa-nya.

Sebenarnya ada ruangan lain tapi lean mau disini karna agar ia tak perlu jauh-jauh berjalan jika ada perlu dengan papa-nya,tapi sebaliknya dengan rela pak dito selaku sekretaris dan juga tangan kanan papanya pindah ruangan demi calon bos muda yang keras kepala itu.

"sabar pak"ucap lean kepada dito yang sedang membawa barang-barangnya untuk pindah.

"dari tadi saya juga udah sabar"ucap dito dan melenggang pergi dari mantan ruangannya itu.

Lean terkekeh mendengarnya, setelahnya lean kembali duduk dan membuka leptopnya untuk mengecek kembali data yang telah ia selesaikan.

Setelah selesai lean menutup leptopnya dan besender pada kursi sambil memijat pelepisnya,merasa lelah dan pusing,jika saja dirinya punya saudara pasti ia tak akan ingin meneruskan perusahaan papa-nya ini, tapi apa boleh buat tanggung jawab harus ia terima walau merasa terbebani.

Lean mengambil nafas kasar dan mulai kembali mengotak-atik leptopnya tapi kali ini bukan urusan kantor melainkan dengan skripsi sebagai tugas akhir karna tak lama lagi ia akan wisuda dan akan melanjutkan karir nya di bisnis sang papa.

"le"ucap devan lean diambang pintu.

Lean menutup leptopnya dan beralih menatap sang papa yang sedang berjalan untuk duduk di sofa depan meja lean"kenapa pa"tanya lean.

"gak,kamu udah boleh pulang lagian tugas kamu udah selesai , pasti istri kamu nunggu dirumah kan"ujar devan

Ah iya lean melupakan nala saking banyaknya tugas yang menumpuk belum,berkas yang membosankan dan skripsi yang seperti tiada akhirnya bagi lean.

"bener nih,kalo Gitu aku pulang"ucap lean Dan memasukan leptopnya kedalam tas.

"iya le, tapi nak kapan kamu wisuda"

"bulan besok pa"

"sebulan lagi Hm,yaudah deh kalo gitu papa gak akan ganggu waktu kuliah kamu,lagian kamu juga sudah bisa menghendel perusahaan"

"belajar yang bener le, kurangin main malamnya inget kamu udah ada tanggung jawab sebagai pemimpin perusahaan dan sebagai suami"nasihan sang papa

"iya pa, Lean tau,lean akan melaksanakan kewajiban Lean sebagai mana mestinya dan kalo nala, Lean pasti akan menjaganya karna nala itu istri lean"ucap lean yakin

Mendengar itu sang papa tersenyum"bagus kamu sudah dewasa rupanya"ucap papa Lean menepuk pundak Lean setelah lean berdiri dihadapinya.

"papa kira aku anak kecil"ucap lean sambil orangtua dan anak itu berjalan beriringan di loby.

"tapi le kata kamu gak sampai sebulan lagi"cetus devan tiba-tiba setelah cukup lama hening.

"apanya pa"bingung lean tapi masih fokus kedepan.

"cucu papa"

Ah lean ingat papa nya menanyakan perkataan nya waktu itu, saat nala mengerjainya dengan mengatakan Lean tak kuat dikasur"lagi proses pa Doain aja"ucap lean

Awas jatuh Cinta Duluan [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang