Bab 8 - Temukan

52 14 1
                                    

Hadiah pertama....

[Bunyi Bel]

"Selamat menikmati hadiah pertama yang kalian terima dan selamat bersenang-senang!"

[Bunyi Bel]

Serupa dengan kelas lain ruangan pemilik plakat bertuliskan 'XII IPA 3' yang bertengger di dinding pintu turut mendapatkan secret box yang menjadi sudut pandang para penghuninya, namun kotak itu sedikit berbeda dengan pita merah yang melilit di setiap sisinya hingga di bagian penutup. Selayaknya ketua kelas cowok bertubuh tinggi jangkung yang berdiri di dekat kotak memiliki wewenang untuk membukanya, terselip di antara lilitan pita secarik kertas hitam pekat menunggu untuk diraih, cowok itu pun mengambilnya dan kemudian ia baca dengan lantang di hadapan seluruh teman sebayanya.

"Selamat kalian mendapatkan hadiah spesial."

"Huuu...," serentak seisi ruangan menyerukan kesenangannya disusul dengan tepuk tangan yang berirama. "Buka!"

"Buka!"

"Buka!"

"Buka!"

Bersama dengan ketukan tepuk tangan yang kian cepat suara gemuruh para siswa pun mengikuti ritmenya memperolok sang ketua kelas untuk segera membukanya. Tingkat penasaran yang tinggi diperlihatkan dari raut wajah yang begitu antusias, tak ayal mereka saling menerka kemungkinan isi dari hadiah spesial itu, bergumam ke sana ke kemari melewati telinga satu sama lain tanpa jawaban yang pasti.

"Ayo ketua kelas... cepat buka kotaknya!" dari ujung arah belakang seorang gadis bercardigan coklat muda menyuarakan keingintahuannya.

"Iya ayo cepet!" sahut cowok diantara kubunya itu. "Kelamaan dah!"

Niat sang ketua kelas untuk membukanya kini dijalankan dengan menarik satu helai bagian ujung pita hingga ikatannya terlepas sempurna, ia singkirkan tali merah panjang itu begitu saja dari atas meja sampai mendarat mulus tak jauh dari sepatunya. Penutup kotak ia angkat tanpa ragu setinggi bola mata sembari mencuri pandang pada bagian dalam bangun ruang berwarna putih di hadapannya dan kala itu pula ia terhuyung menabrak papan dibalik punggungnya ketika lutut kakinya yang melemas.

Mendapati sang ketua kelas yang bereaksi seperti itu seluruh siswa menghilangkan raut wajah antusias berganti tanda tanya atas apa yang terjadi dari setiap sorot mata. Cowok itu tetap dengan posisinya melepaskan apa yang ia genggam dengan tatapan membeku pada titik yang sama.

***

Menghuni kursinya masing-masing seluruh siswa kelas dua belas telah kembali berkumpul di auditorium, kedatangan mereka tak lagi disambut dengan jajaran kotak putih seperti sebelumnya. Satu persatu kursi telah memiliki sang empunya seperti halnya Brian, Geo dan sangat ketua kelas yang menempati posisinya semula, tak ada yang berbeda dari dua kursi kosong di barisan kelas XII IPA 4.

Pertanyaan antar pertanyaan satu sama lain lontarkan untuk mencari di mana letak hadiah spesial yang dimaksud, dari ujung ke ujung seakan terbawa oleh angin pertanyaan itu tersampaikan pada setiap kelas yang juga tak menemukan jawaban. Kegembiraan tersirat jelas dari raut wajah yang dipilih akan tetapi itu tak berlaku bagi barisan IPA 3 yang hanya menjawab sebisanya tanpa ekspresi berlebih.

Seolah beriringan dengan waktu melodi serupa kembali diputar dari pengeras suara di seluruh bagiannya, menghentikan bualan seisi ruangan menanti instruksi yang akan datang.

[Bunyi bel]

"Apa kalian menyukai hadiahnya?"

"IYA!!!" serentak seluruh siswa bersuara dengan ucapan yang senada terkecuali barisan IPA 3 yang berekspresi dan gelagat tak tenang.

Night Of HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang