"tumben kak kesini? ada janjian ya sama kak Naya?"
"iya, udah bangun belum anaknya?"
"belum, mau aku bangun in apa kakak bangun in sendiri? sendiri aja deh, aku mau makan buahnya" ucap Owi sambil mengambil satu buah apel dari kantung kresek di meja makan itu.
"eh, Sam. Tumben pagi-pagi udah kesini"
"iya tan, mau jemput naya buat acara"
"ouh"
"ma. Liat, kak Sam bawa apel" dengan semangatnya Owi mengangkat sekantung kresek apel itu.
"makasih ya nak Sam"
"sama-sama tan, saya ijin ke kamar Naya dulu ya"
"iya"
***
Flashback
"kamu pacaran sama anak saya?" ucap Papa Naya dengan lantangnya.
"ha? gimana om?"
"duduk sini" lanjut mama Naya.
"kita liat interaksi kamu sama anak saya kaya akrab banget, dan jaman sekarang udah kaya marak hubungan kaya kalian itu. Kamu pacaran sama anak saya? jujur aja" tanya papa Naya tanpa basa-basi.
Wah, apa gak keringat dingin itu.
"iya Sam, kamu jujur aja. Dari jaman saya datang di acara wisuda juga kamu kayanya deket banget sama anak saya. Tiap saya hubungi si Naya itu, lagi ngapain, dimana. Pasti ada nama kamu muncul, kalian cuma temenan apa punya hubungan lebih?"
"maaf om, tan. Iya. Saya sama Naya ada hubungan, cuma makin kesini sepertinya hubungan kita agak renggang. Kalau emang om sama tante gak nyaman kalau saya sama Naya. Nanti saya akan menyelesaikan hubungan kita dan balik seperti teman biasa"
Mendengar jawaban Sam itu pun, keduanya tertawa. Entah kenapa, tapi perasaan Sam jujur saja campur aduk sekarang.
"hahahha, tidak apa-apa kamu bersama anak saya. Asal kalian tau dimana kalian harus bertindak. Saya rasa, Naya juga kelihatannya nyaman aja sama kamu. Ya mungkin kita tidak membenarkan hubungan kalian. Tapi itu juga balik ke Naya. Kita udah banyak keras ke dia. Mungkin kalau ini kemauan dia, ya kita bakal terima aja" jelas mama Naya sambil memegang tangan Sam.
'Aneh banget ini keluarga' batin Sam.
"selagi kamu bisa jaga anak saya, saya ijin in kamu sama dia" tambahan dari papa Naya itu membuat hati Sam sedikit lega "kesibukan mu sekarang apa? rumah kamu dimana? orang tua kamu kemana?"
"ih papa, satu-satu tanyanya" jeda dari mama Naya sembari mencubit lengan sang suami.
"hahaha, itu om. Saya sekarang kerja di sebuah cafe, saya megang cafe punya teman saya di bagian cabang nya. Untuk beberapa waktu belakangan ini saya tinggal di kosan tempat Naya kos dulu. Tapi kemungkinan besok saya sudah mulai cari-cari apartemen buat di tinggali. Sama saya aslinya dari daerah Timur. Orang tua saya juga masih sehat dua-duanya. Dan mereka tau kalau saya memang begini adanya dengan Naya juga"
"ouh, gitu.. Naya biar tinggal sama kamu ajalah kalau gitu. Apartemen kamu itu dimana? ini si Naya kayaknya kecapekan kalau terus bolak-balik pulang ke rumah. Saya emang gak ijin in dia tinggal di kosan lagi, soalnya katanya kamu gak lanjut, ya saya pikir kamu balik pulang. Makanya dia saya suruh pulang" Jawab dari mama Naya.
"boleh tan kalau Naya tinggal sama saya, kemungkinan juga tempat tinggal saya deket sama kampus"
"saya minta nomor kamu" minta papa Naya.
***
"nay, bangun" ucap Sam sambil membelai lembut rambut Naya "nay.. ayo bangun. Jalan-jalan kita nay"
"ughh, masih pagi buta ini apasih pakai dibangunin" jawab Naya sambil meregangkan badan nya tanpa membuka mata sedikitpun.
"wah gila ni cewek, nay.. ini udah jam 9"
"HAH?!" seketika Naya mendudukkan badannya dengan kondisi bingung "loh? kamu kok si dini? eh disini? loh kok aku di rumah? loh"
"mandi sana, aku tunggu didepan"
"bentar dulu, kok?"
"apa?"
"iya kamu keluar, aku mandi abis ini"
Tanpa ada jawaban dari Sam, Sam bergegas keluar dari kamar Naya dan kembali ke ruang keluarga menemui mama Naya, dan adik Naya.
Bowie Ijey Bintara (adik Naya, spek bokem)
ilustrasi, kalau kalian punya ilustrasi sendiri tentang adek nya Naya boleh."lah, kok balik sendiri? kak Naya kemana?" tanya Owi sembari bermain handphone dengan memakan potongan apel di depannya.
"mandi"
"ohh, sini kak duduk"
Sam pun mendudukkan pantat nya di sofa duduk sebelah Owi. Ia menyandarkan punggungnya di sandaran sofa.
"udah sarapan Sam?"
"eh, belum tan"
"sana sarapan dulu"
"iya kak, sarapan dulu. Nanti lambung nya kena"
"nanti aja tan, di luar sama Naya sekalian"
"yaudah kalau gitu, pulang jangan malem-malem, kalau kemaleman suruh Naya tidur di rumah kamu aja. Dari pada kesini kejauhan, kamunya juga bolak-balik"
"iya tan"
***
Angin pagi ini menerpa kedua pasangan itu. Dedaunan runtuh mengiringi perjalanan mereka. Suara gemuruh memenuhi celah helm itu.
"INI KITA MAU KEMANA?" teriak Naya dari belakang Sam dengan tangannya yang menggenggam erat pakaian Sam.
"cari rumah"
"HAH?"
"NANTI JUGA TAU" teriak balik dari Sam.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
kapal fav kalian di dua kali siapa?
see u
KAMU SEDANG MEMBACA
OBSESSION (END)
عشوائي"Kita abadi dalam sebuah karya" bahasanya rusuh, bocah bukan pendosa jauh-jauh 18+ lgbt . . . pada dasarnya cinta sejenis itu tidak akan berakhir bahagia jika kita berada di habitat yang tidak sebenarnya. tidak selalu tentang nafsu